Monday, June 24, 2019

Wisata Susur Sungai Mahakam Goes To Festival Danau Semayang 2019


seluruh pesta trip wisata komunitas berfoto bersama dengan warga desa Lekaq Kidau di Lamin Pemung Tawar
Pertama-tama saya ucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Pak Ahmad Herwansyah dan Bang Innal Rahman yang telah mengundang saya untuk ikut serta dalam wisata komunitas 2019 yang diadakan oleh kantor Dinas Pariwisata Provinsi Kaltim. saya termasuk diantara 20 perwakilan dari komunitas travelling dan penggiat wisata seperti trave blogger, couch surfing, MTMA, Exotic Kaltim, Mahakam Explore, 1000 Guru dll.
Perwakilan dari Dinas Pariwisata Provinsi Kalimantan Timur berfoto bersama dengan pejabat daerah Loa Kulu
 Acara wisata komunitas 2019 dimulai pada hari Rabu pagi jam 07.00 berkumpul di dermaga pasar pagi ilir. setelah semua peserta dicek kehadirannya, kapal pun mulai berangkat menuju tujuan pertama yaitu Loa Kulu untuk mengunjungi gedung Magazijn yang merupakan salah satu bangunan bersejarah peninggalan penjajah Jepang.
gedung Magazijn menjadi lokasi pemburu objek foto B & W atau old theme
Bermain Filter di Gedung Magazijn
 Kami tiba di dermaga Loa Kulu jam 09.30 WITA. kami disambut dengan penyerahan souvenir untuk perwakilan dinas pariwisata dengan kecamatan setempat dilanjutkan dengan tarian penyambut tamu yang dibawakan penari dari sanggar seni lokal. setelah itu kami berjalan kaki sekitar 10 menit menuju Gedung Magazjin. disamping gedung magazjin terdapat balai desa yang diisi oleh stand stand makanan dan minuman tradisional. ada gula merah yang dibuat langsung oleh Ibu Lurah, ada tempe mendoan dengan bungkus pisang yang khas loa kulu, ada kue kering dan topi seraung yang dijual untuk souvenir. setelah acara sambutan selesai, kami bergantian mengambil foto di dalam gedung magazjin. menurut sejarah, gedung magazijn terdapat goa terowongan tambang batubara yang digunakan oleh tentara Jepang. kemudian gedung tersebut dihancurkan karena dicurigai sebagai tempat penyimpanan senjata.
destinasi pertama berkunjung ke Gedung Magazijn Loa Kulu
berbagai macam kuliner tradisional Loa Kulu
Selanjutnya kami kembali ke kapal dan menuju pelabuhan museum tenggarong untuk menjemput beberapa peserta wisata komunitas. kapal tiba di pelabuhan museum sekitar jam 12.30 WITA. setelah peserta naik ke kapal, perjalanan dilanjutkan kembali menuju tujuan berikutnya yaitu desa adat Lekaq Kidau di Sebulu.
Delta Sungai Mahakam
menikmati keindahan sungai Mahakam dari dek atas Kapal Pesut Kita

Kapal kami tiba di desa lekaq kidau sekitar pukul 16.45 WITA. semua peserta turun dari kapal dan darahkan menuju Lamin Pemung Tawar. disana kami disambut dan bersalaman dengan penari yang berpakaian adat. senang rasanya disambut dengan keramahan seluruh warga desa Lekaq Kidau.

penyambutan ala warga desa Lekaq Kidau
mengunjungi Lamin Pemung Tawar Desa Budaya Lekaq Kidau Sebulu Kutai Kartanegara
 Setelah semua peserta berkumpul didalam lamin pemung tawar, acara pentas seni budaya dimulai dengan tari penyambutan khas suku dayak kenyah yaitu tari nyelamasakae. tari ini dibawakan oleh anak gadis.
Tari selamat Datang
  Tari selanjutnya adalah tari Ajae yang dibawakan oleh remaja laki-laki. tarian ini melambangkan kegagahan. selanjutnya tari Datun Jalut yang dibawakan oleh Para ibu. gerakan tari ini menirukan gerakan burung enggang yang merupakan hewan penuh kasih sayang dan melambangkan perdamaian.
tari ajae
tari datun jalut
 Tarian selanjutnya adalah tari tunggal puteri dan tari tunggal putera. tarian selanjutnya adalah tari perang yang merebutkan seorang puteri. alkisah zaman dahulu kala di suatu desa tidak boleh mengambil istri dari desa sendiri. jadi para pemuda harus mengambil istri dari desa lain. di sebuah desa ada seorang puteri yang cantik dan banyak diperebutkan para pemuda. akhirnya para pemuda harus berperang dengan mengadu kekuatan mistis untuk memenangkan sang puteri. tari ini membuat saya kagum karena 2 pemuda yang menari sambil berkelahi menggunakan mandau asli. coba kalian bayangkan jika penari laki-laki tersebut salah bergerak sehingga melukai lawan penarinya, dipastikan luka serius. saya saja merekam video tariannya cukup ketar ketir merasakan angin dari gerakan berkelahi para penari pria-nya. tarian ini diakhiri degan salah seorang penari pria membawa sang puteri sebagai hadiah atas kemenangannya dalam berkelahi dan adu kekuatan mistis.

Tari Perang
 Tari selanjutnya adalah tari kreasi remaja puteri yang diiringi oleh lagu modern. selanjutnya tari penutup yaitu sesi menari bersama antara seluruh penari adat dengan peserta Komunitas.
Tari bersama
 Selesai acara di Lamin Pemung Tawar, kami kembali ke kapal. perjalanan dilanjutkan langsung menuju desa Pela. dari panitia, diberitahukan perubahan tujuan destinasi yaitu kunjungan ke petilasan lesong batu Muara Kaman dibatalkan karena sudah terlalu sore. tidak memungkinkan jika kami berkunjung ke situs lesung batu di malam hari.

Gapura Desa Lekaq Kidau
 Jam 19.00 WITA seluruh peserta makan malam bersama di Kapal. sekitar jam 22.30 WITA kami baru sampai di Pela. sebagian besar peserta meninggalkan kapal ntuk menuju beberapa Homestay. sedangkan saya, Mba Rahma dan Faisal menuju Posyandu Desa Pela, dimana 4 teman kami sudah menunggu. mereka bermotor menuju desa Pela untuk mengikuti festival danau semayang. mereka berempat mengundang kami makan malam di posyandu dengan hidangan grill ikan patin bakar dan ikan nila bakar serta pindang ikan nila yang lezat.
Sungguh terharu, disediakan makan begitu banyak oleh mereka. kami pun tidur rame-rame di posyandu atas izin dari ketua Pokdarwis Pela yaitu Bang Alimin. keesokan pagi, alarm disetel jam 05.30. kami bersiap hendak joging pagi sambil berburu sarapan tradisional desa pela. beberapa ibu-ibu warga Pela mengeluarkan jualan untuk sarapan seperti kue untuk-untuk isi kelapa, wadai gelang bertabur gula halus dan buras ketan dengan siraman sambal kacang yg pedas tapi nikmat. saya, mba Rahma, Reza dan Faisal, langsung memakan buras, untuk untuk dan wadai gelang. ibu penjual yang baik hati memberi kami teh gratis. sungguh nikmat sarapan di teras depan rumah warga Pela. ini wisata yang menyenangkan bagi yang ingin melupakan kejenuhan hidup di kota. disini semua mengalir nyaman.
Setelah kenyang dengan sarapan tradisional. kami berempat  melanjutkan joging sambil mencari warung yang buka. kami berencana hendak membeli minuman instan, cold drink dan snack. setelah menemukan warung yang buka sepagi hari ini, kami bertiga melanjutkan joging menuju ujung desa sedangkan reza kembali menuju posyandu untuk membawakan sarapan bagi Ado, Desi dan Hefni. sampai di ujung desa, kami berfoto di jalanan kayu warna warni pelangi yang masih terputus. sepertinya jalanan kayu ini akan disambung menuju camping ground Tanjung Tamannoh.
Setelah puas berfoto, kami bertiga kembali untuk mencari homestay tempat bang Innal menginap. kami ingin menanyakan acara untuk hari ini apa-aa saja. setelah bertemu bang innal yang lagi santai di teras homestay kami mendapat penjelasan tentang urutan acara hari ini.
Kami bertemu dengan Bang Alimin. stelah bersalaman. kami pun diajak ikut rombongan mba Dian Rosita beserta keluarga untuk naik ketinting mencari pesut mahakam. di dalam kapal ada kami ber 12 orang ditambah supir. cukup deg-degan dengan kapasitas sangat penuh, tapi dengan pikiran seng penting yaqin... ketinting kami melaju menuju danau semayang dan kanal-kanal kecil didalamnya untuk mencari pesut. didalam pulau-pulau kecil yang terbentuk di danau semayang ada kandang sapi atau kerbau rawa milik warga bahkan ada juga kuburan. yang terbersit di pikiran saya adalah, bagaimana repotnya jika ada penduduk yang meninggal. mesti diangkut pakai kapal untuk dikuburkan di kuburan yang terpisah dari pemukiman warga.
Okelah... lanjutannya kami banyak melihat penampakan pesut mahakam namun entah mengapa baik di foto maupun video yang kami rekam semua penampakannya kurang jelas. kami semua menggunakan gadget sih, ga ada yang bawa kamera outdoor, camera digital maupun SLR. sepertinya untuk mengabadikan foto pesut harus bermodalkan kamera SLR dengan lensa tele biar dapat foto pesut yang jelas. maklum pesut hanya muncul sekali-kali. itu pun yang muncul hanya kepala dan siri punggungnya. jarang pesut melompat ke udara seperti yang dilakukan sepupunya yaitu lumba-lumba di laut.
Pesut Mahakam berstatus Critically Endangered Species
 Melihat pesut yang banyak muncul di desa pela membuat kami sangat gembira. ini jauh nikmat dan bahagia dibanding menonton sirkus lumba-lumba keliling. sirkus lumba-lumba adalah cara edukasi yang salah kepada anak-anak. lumba-lumba yang dipaksa untuk melakukan sirkus adalah lumba-lumba yg ditangkap paksa dari laut kemudian harus dikurung di kolam berkaporit tinggi dan hanya makan sedikit ikan yang tidak segar demi bertahan hidup. mereka dibawa berkeliling indonesia hingga jangka hidup mereka hanya mencapai 2-5 tahun paling lama dalam perbudakan sirkus. 
populasinya tersisa 82 ekor di Dunia dan hanya ada di Sungai Mahakam
 Oleh karena itu wahai orang tua, bijaksanalah untuk mengedukasi anak anda. beri edukasi yang benar dengan membawa anak anda berwisata ke Desa Pela untuk melihat pesut mahakam yang berenang bebas disana daripada anda menyumbangkan uang anda untuk keserakahan manusia yang memperbudak lumba lumba demi keuntungan pribadi mereka.
Jangan Pernah Menonton Sirkus Lumba-lumba (source KOPHI Kaltim)
 Pesut mahakam pun tak luput dari penculikan, sekitar tahun 80-an pernah diam diam terjadi penangkapan pesut mahakam untuk dibawa ke akuarium di Ancol dengan dalih penangkaran dan wisata edukasi. hingga kini puluhan pesut mahakam tersebut hilang tak berbekas. entah mati atau dijual keluar negeri.
penyelamatan pesut mahakam di Muara Enggelam oleh YK RASI
 Sekarang pun Pesut mahakam sudah mendekati ambang kepunahan yaitu dengan populasi tidak lebih dari 80 ekor yang hidup. sedangkan setiap tahunnya kami menghitung bisa 5 hingga 7 ekor pesut yang mati akibat terjerat jala nelayan, tersetrum alat pancing bahkan termakan pampers.
Yok mari kita sebagai warga kaltim harusnya bangga masih bisa menyaksikan pesut Mahakam berenang bebas di sungai mahakam. dengan berwisata ke desa pela untuk melihat pesut Mahakam, smoga meningkatkan kesadaran kita dan pemerintah bahwa kelestarian pesut mahakam berada di tangan kita. untuk itu kita tidak boleh membuang sampah ke sungai, kita harus melindungi habitat pesut mahakam, para nelayan tidak boleh menggunakan alat pancing ilegal yang bisa membahayakan pesut, pemerintah harus mengurangi lalu lintas tug boat pengangkut batu bara yang banyak berseliweran di jalur migrasi pesut mahakam.
naik ketinting pokdarwis Desa Pela untuk Berburu Foto Pesut Sungai Pela
 Semoga suatu hari nanti tidak akan datang waktu dimana kita hanya bisa melihat pesut dalam bentuk foto saja. oke lanjut... setelah menguber-uber pesut dari danau semayang hingga mendekati jembatan kuning abunawas, kami pun kembali ke homestay.
Atas kebaikan hati mba Dian Rosita, kami digratiskan dari share cost ketinting sebesar Rp.150.000,- untuk perjalanan mencari pesut mahakam. semoga mba Dian makin banyak rezekinya Aminnn yarabal alamin.
Rezeki anak soleh... perut kenyang, joging sehat dan bisa liat pesut berenang dari dekat... ini trip yang paling mantab ya kan. kami bergegas pulang menuju posyandu untuk mandi pagi dan bersiap mengikuti acara festival danau semayang. selesai mandi sekitar jam 09.00 desa pela didera angin yang cukup kencang. saya pun heran, takira angin kencang begini cuma ada di pantai, eh ini kok di desa pela. apakah ini pengaruh dari letak geografis desa pela yang berada di tepi danau semayang yang cukup luas seperti lautan. mungkin saja.
Angin kencang sepertinya membuat orang-orang menunda kegiatan festival danau semayang hingga selesai dzuhur. daripada tidak ada kegiatan kami bertiga melanjutkan jalan-jalan mengukur panjang jalanan desa pela ke arah yang berlawanan dengan arah joging kami tadi pagi.
Kami menuju sentra pengolahan ikan asin. di sana saya membeli ikan asin sepat dengan harga murah yaitu Rp 25.000,- per kilo ditambah bonus ikan tambahan dari bapak penjual ikan asin yang baik hati.
desa pela adalah desa nelayan
 Semua sudut desa pela, asyik untuk dijadikan objek foto. tapi lebih asyik lagi jika sisi jalan desa pela ditanami pohon pelindung dan tanaman berbunga. pasti desa pela walking-able dan foto-able  bagi para pecinta jalan kaki dan kameragrapher seperti kami. Kami sebagai warga kota loh, ke warung depan rumah aja pake motor, males jalan kaki, begitu berwisata di desa, jalan kaki 2 kilo meter pun dijabanin.
Jalanan Desa Pela terbuat dari kayu ulin yang bersih
Desa Pela termasuk lahan basah danau semayang
 Setelah puas memfoto hamparan ikan asin, sekubangan penuh lautan belut, membajak rombongan anak kecil untuk berfoto hingga jalanan kayu yang lebar berakhir menjadi jalanan lebih kecil, kami pun balik arah untuk pulang ke posyandu yang menjadi markas sementara kami di desa pela. berhubung hari sudah sangat terik, jalanan kayu yang tadinya masih bisa dijalanin dengan telanjang kaki, mulai berefek membuat kaki kepanasan, akhinya faisal memakai sepatu yang sejak awal dijinjing di tangan dan mba rahma tetap bertelanjang kaki karena memang sengaja tidak memakai alas kaki.
Desa Pela enjoyable!
Sampai di posyandu, kami berbaring santai sambil menunggu waktu makan siang tiba. Hefni, desi, ado dan reza pamit pulang duluan menuju samarinda. Sedangkan kami masih bertahan karena mengikuti rangkaian acara trip wisata komunitas yang diadakan Disparprov kaltim.
Jam 13.30 makan siang sudah disiapkan di kapal. Kami mulai makan siang sambil melihat acara menari bebas diiringi saweran untuk anak-anak warga desa yang mau ikut menari bersama peserta trip. Saya jadi risih melihat saweran dan mendengar lagu yang sebenarnya kurang cocok untuk didengar anak kecil. Selama perjalanan travelling saya, saya paling anti untuk memberi uang kepada anak kecil di tempat yang saya kunjungi. Saya tidak ingin membuat mereka terbiasa meminta-minta kepada wisatawan. Oleh karena itu saya lebih suka membawa banyak buku dan alat tulis untuk diberikan kepada anak-anak desa daripada memberi uang. Lain halnya jika ada pentas seni budaya tari dan wisatawan diperkenankan memberikan saweran kepada penari tersebut. Itu sah sah saja karena membuat anak-anak lebih semangat mempelajari tarian daerah.
Okeh lanjut, selesai makan siang, acara festival danau semayang pun dimulai pada jam 14.00 WITA. Acara pertama adalah lomba mendanau, atau lomba menangkap ikan dengan tangan kosong. Grup pertama diikuti oleh anak-anak selanjutnya grup dari peserta trip wisata komunitas dan grup selanjutnya adalah warga desa pela. Acara lomba ini sangat meriah karena membuat penonton gregedt sementara pesera kegelian menangkap belut. Lanjut…

Lomba Mendanau atau Lomba menangkap ikan dengan tangan kosong
 Selesai lomba mendanau dilanjutkan lomba mendayung. Berhubung warga serptinya banyak yang tidak tau kalo ada lomba, akhirnya para peserta trip komunitas yang menjadi peserta lomba mendayung. Sungguh ini lomba terngakaks yang pernah saya tonton. Gimana enggak, seharusnya peserta mendayung manju menuju garis start lomba ini malah muter –muter ga keruan arah. 3 dari 4 perahu udah mulai berlomba menuju garis finish, malah satu kapal menuju arah beralawanan hingga dikira mereka ga jadi ikut lomba dan kembali ke homestay. Adapun yang duluan sampai garis finish malah menggunakan cheat yaitu bantuan salah seorang panitia. Lucu banget lombanya. Sebenarnya ga ada yang menang.
Lomba dayung peserta trip wisata Komunitas
 Setelah lomba mendayung dilaksanakan dua sesi, akhirnya lomba diakhiri karena kapal pesut kita akan menuju ke danau semayang agar semua peserta dapat bermain di tanjung tamannoh dan menikmati sunset danau semayang yang cantik. Banyak warga dan anak-anak desa yang ikut berkumpul di tamannoh. Ada yang berenang, ada yang bermain ski air, ada yang leyeh leyeh diatas lay bag, ada yang naik Menara pandang, dan kami bersantai ria di dek atas kapal pesut kita sambil membidik kamera ke arah matahari tenggelam di garis cakrawala danau semayang. Mantab eh! Rugi deh kalian yang belum menyaksikan keindahan danau semayang hingga hari ini.
Enjoy Sunset Moment Di Danau Semayang
 Setelah matahari tenggelam dan senja beranjak malam, kapal pesut kita meninggalkan danau semayang untuk kembali ke pela. Semua peserta kembali ke homestay masing-masing dan bersiap mengikuti acara penutupan dan perpisahan trip wisata komunitas dengan warga desa pela. Kami bertiga kembali ke posyandu untuk mandi dan bersiap ke balai desa yang berada tepat dibelakang posyandu. Disana sudah disiapkan meja prasmanan dan kursi untuk para tamu festival danau semayang.
Kapal Pesut Kita berlayar ke danau semayang
 Acara belum dimulai, namun kami dipersilahkan Kepala Desa untuk menyicipi maknan prasmanan yang telah disediakan. Ada pepes belut, belut asam manis, ikan haruan goreng, ikan nila goreng, ikan asin biawan dan bubur ampul. Ini semua adalah sajian khas desa pela yang merupakan desa nelayan dengan ikan yan melimpah dari danau semayang.
Atas saran dari kepala desa, kami memulai makan dengan bubur ampul sebagai sajian pembuka atau ungkapan selamat datang. Bubur ampul mirip kokoleh atau bubur sumsum. Pokoknya enak banget dah. Selanjutnya makanan berat. Berdasarkan testimony dari mba rahma, faisal dan pak camat MTMA, pepes belut endeusss banget dan wajib dicoba. Kami makan beramai-ramai sambil lesehan di lantai teras balai desa. Perut kenyang hati senang dan sepertnya sudah banyak tamu yang berdatangan. Acara pun dibuka oleh Kepala Desa dan tari jepen dari penari remaja puteri sebagai ucapan selamat datang bai para tamu undangan. Rangakian demi rangkaian acara berakhir pada bagian penyerahan trofi bagi pemenang lomba dalam acara festival danau semayang. Tiba saatnya semua peserta trip wisata komunitas berpisah dengan segenap warga desa pela. Kami mengucapkan terima kasih kepada perangkat desa, ketua pokdarwis dan anggotanya yang menyelenggarakan acara festival danau semayang dengan meriah serta tak lupa kami ucapkan terima kasih kepada warga pela yang mau menerima kami dengan keramahan luar biasa. Akhirnya kami semua naik ke kapal dan kapal pun bertolak menuju samarinda.
Sungguh perjalanan luar biasa yang diselenggarakan oleh Dinas Pariwisata Provinsi Kaltim. Saya bangga karena menjadi bagian dari kegiatan yang mempromosikan wisata kaltim. Saya berharap kegiatan seperti lebih sering diadakan oleh Disparprov kaltim karena manfaatnya dapat dirasakan semua pihak yang terlibat. Bagi saya kegiatan seperti ini, membuat saya mengetahui lebih banyak lagi destinasi wisata di kaltim, saya bisa membuat banyak tulisan untuk mempromosikan wisata kaltim ke berbagai komunitas traveler atau backpacker Indonesia. Terima kasih sekali lagi kepada Pak Ahmad Herwansyah dan Bang Innal Rahman, semoga tulisan saya tidak mengecewakan dan bisa mendatangkan banyak wisatawan untuk berkunjung ke Kaltim khususnya Desa Wisata Pela.
Bagian kalian yang ingin mengunjungi desa wisata Pela untuk melihat pesut Mahakam dan menikmati keindahan danau semayang silahkan baca informasi lengkap cara menuju Desa Pela di link berikut → Destinasi Wisata Baru Danau Semayang

No comments:

Post a Comment

Bertualang Melihat Kerbau Kalang dan Indahnya Alam Kota Baru

  September 2022, kerbau kalang amuntai Mercu suar Pulau Tanjung Kunyit Pantai Teluk Tamiang Here I comes setelah 2 tahun tidak berlibur ke ...