Wednesday, June 27, 2012

Kemping KRUS yang nge-HITS bangeddttt

Minggu, 19 Mei 2012

Me & Frisca di KRUS
      Minggu yang cerah, jam 10 siang aku berangkat menuju Kebun Raya UNMUL Samarinda.  malam sebelumnya sesuai dengan hasil rapat by phone, kami akan mengadakan survei lokasi kemping pasukan Samarinda Backpackers yang akan dilaksanakan minggu depan.  pasukan surveyor dihari minggu itu adalah : aku, surya, frisca, abim, mami & nene yang menyusul belakangan.
      Sampai di KRUS, kami memasuki kantor pengelola KRUS untuk menanyakan persyaratan untuk melaksanakan kemping.  setelah mendapat semua informasi yang diperlukan, kami langsung menuju lokasi camping ground yang ada didalam KRUS. berhubung kami udah basa-basi dengan staf pengelola KRUS, kami masuk KRUS tanpa bayar alias gretongan cyiiinttt...huhuyyy siswanto bangeuudttt :D.  
     Kami langsung menuju area camping ground yang terdiri dari beberapa pilihan, dari yang tarifnya Rp.1.250.000,- hingga Rp.100.000,-/hari.  berhubung kita bikin acara gathering & camping ala Backpackeran jadi kita mesti memilih paket kemping yang paling murah yaitu yang Camping Ground-nya gratis tapi dikenai retribusi kebersihan Rp.100.000,- tapi tanpa fasilitas air MCK (resiko milih yg paling murah siy). pilihan dijatuhkan kepada lokasi kemping di undakan ketiga dari lamin utama yang memiliki akses terdekat dengan WC dan Toilet (meskipun hanya menjadi fasilitas pajangan karena gak bisa dipake).  langsung deh, area kemping kami amankan dengan memasang tali pengaman.
Mengecek lokasi kemping
     Nah, sekarang tinggal bikin jalur trekking, aku udah siapkan tali rafia untuk membuat tanda sepanjang jalur trekking yang akan kami buka didalam hutan KRUS. itu hanya tinggal rencana...karena ada dua alasan.  alasan pertama, sang ketua kemping yang ganteng lupa membawa senjata andalannya yaitu parang.  alasan kedua adalah ada 2 cewe cantik berbetis mulus yang memakai celana 3/4, huhu fashion style mami & nene minimalis dibandingkan aku yang memakai setelan ala perang yaitu celana levis panjang dan tebal, baju lengan panjang, jumper, slayer, kaos tangan , kaos kaki & sendal gunung (sebenarnya ini tindakan pencegahan menghindari lintah hutan). Akhirnya demi kemaslahatan bersama, kami memutuskan cukup sekian dan terima kasih ... ekhhh salah maksudnya survey lapangan untuk acara kemping minggu depannya selesai sampai disini tepat jam 2 siang. mari pulang :D

 Sabtu, 26 Mei 2012

Mulai mengamankan area
      Sungguh pagi yang galau, sejak semalam susah tidur gara2 nyiapin perlengkapan kemping.  tapi bener2 deh aku cinta Carrierku.  aku bisa nyelundupin jerigen minyak gas 5 liter, air minum, tali rami, pasak, makanan, pakaian, & perlengkapan mandi.  alhasil...carrierku berat cyiinttt...serasa mikul batu satu karung.  tapi tetep semangatttt...pagi2 udah telpon2an ma surya tentang teknis keberangkatan Tim Perintis yang ternyata hanya kami berdua.  but...the show must go on (my fave words) meski para volunteers satu persatu mengundurkan diri karena berbagai alasan kesehatan, kuliah, pekerjaan dan ngapelin pacar, Tim Perintis tetap berusaha mewujudkan acara kemping yang udah di nanti2 dari 2 minggu sebelumnya.
sang ketua kemping
      Sang ketua kemping ternyata muncul didepan rumahku.  kami membahas kemungkinan diundurkan acara kemping & trekking karena kekurangan tim perintis.  tapi aku udah terlanjur excited banget untuk menantikan acara tersebut.  aku membujuk surya untuk ke KRUS menyelesaikan urusan administrasi acara kemping Samarinda Backpackers.  akhirnya surya setuju untuk melihat situasi di KRUS apakah memungkinkan untuk melanjutkan persiapan acara kemping.  pelajaran yang akan selalu ku ingat adalah : "Acara yang dimulai dengan banyak halangan dan rintangan akhirnya akan berjalan sukses" huhu, hal itu juga yang ku katakan kepada surya dalam perjalanan menuju KRUS (biar semangat ya kan).
   Tiba di Kantor pengelola KRUS, kami langsung menyelesaikan urusan administrasi.  kami membayar biaya kebersihan Rp.100.000,-ditambah tiket masuk peserta kemping Rp.5.000/orang dan Rp.2.000/motor.  kami menganggarkan pesertanya sebanyak 15 orang.  tak menyia2kan waktu kami masuk ke KRUS yang saat itu lagi ramai dengan pengunjung.  berdasarkan rekomendasi dari pngelola, kami harus mencari Pak Singkir jika memerlukan Guide untuk membuka jalur trekking di Hutan KRUS.  jalur trekkingnya pun bisa dipilih sesuai kemampuan, seperti jalur trekking untuk anak TK, SD, SMP, atau Jalur Perang (maksutnya Perang lumpur deh).
Tenda pasukan Backpackers
     Alhamdulillah, Pak singkir ada di tempat (maskudnya di KRUS). beliau sedang bersama istrinya berada di warung yang mereka kelola.  warung itu berada di deretan pertama sebelah kiri dekat Musalla dan toilet umum KRUS.  kami berdua langsung mengutarakan keinginan kami untuk memohon bantuan pak Singkir.  Beliau setuju membantu kami untuk membuka jalur trekking.  jasa guide yang diminta Pak Singkir yaitu sebesar Rp.150.000,- yang harus kami serahkan melalui pengelola KRUS.  Pak Singkir langsung mengajak kami untuk memulai pembukaan jalur trekking.  sebenarnya waktu itu aku belum siap lahir batin untuk ikut serta, tapi apa daya kasih tak sampai, ekh...maksutnya emang gak da pilihan untuk mundur mau gak mau harus mau ikut pembukaan jalur.  padahal takut setengah mati ma lintah, tapi diyakinkan ma Pak Singkir bahwa dihutan KRUS gak ada lintah sama sekali makanya jadi mau ikut.
   Pembukaan jalur dimulai...Aku, Surya & Pak Singkir memulai jalurnya dari samping Kandang Buaya. bener2 meruntuhkan imanku deh... sesuai permintaan Surya, Pak Singkir mencarikan Jalur Trekking Perang.  belum apa2 kami udah naik 2 tanjakan bukit.  baru 15 menit aku udah minta time out ma Surya, aku udah menghabiskan 1/2 botol Aqua yang satu2nya aku beli untuk diminum selama pembukaan jalur trekking.  aku menyerah dan meminta izin untuk kembali ke warung Bu Singkir.  Aku berencana pulang ke kafe Beskem untuk mengambil Carrier yang ku tinggal disana.  setelah menyerahkan Aqua kepada Surya, aku berpamitan kepada mereka.  Setidaknya aku senang banget ngeliat Semangat surya yang menggebu-gebu untuk melanjutkan pembukaan jalur trekking bersama Pak Singkir.  okeh, akhirnya kami berpisah.
    Sesampainya di tempat parkir motor, aku langsung memacu motor Surya menuju Kafe Beskem.  aku mengambil Carrier, 1 galon air minum dan meminjam peralatan makan yang sekiranya diperlukan.  setelah siap, aku mampir ke SMK Airlangga tempat mpo Frisca berada.  Salut banget deh buat Mpo satu ini, yang selalu stand by untuk berkoordinasi dengan kami dan anak2 Backpackers lainnya.  semua peralatan kemping yang kami perlukan, disiapkan dan dikoordinasikan oleh Mpo Frisca kepada seluruh peserta kemping yang bisa menyediakannya.
     Rupanya Surya sudah selesai membuka jalur trekking dengan Pak Singkir.  ketika aku sampai di KRUS, surya udah selesai makan di warung Bu Singkir (hihihi, maaf culia, aku gak bermaksut membuatmu menunggu lama).  Surya memutuskan agar kami berkendara kembali ke tempat Ame untuk mengambil Tenda dan perlengkapan kemping lainnya sekalian mengambil Tenda Mas Dony di Beskem.  ngeeekkkk....bener2 rempong cyiiinttt...gak papahhh...tetep semangaatttt...aku dan surya memulai perjalanan menuju rumah Ame.  sesampainya disana, aku dan Surya langsung terkapar di teras rumah Ame. alhamdulillah sang tuan rumah menyuguhkan air es yang dingin & menyegarkan kepada kami.  Ame sudah menyiapkan Tenda Mas Ipoel, Parang, dan Ubi Jalar untuk kami bawa ke lokasi kemping.  setelah istirahat sebentar, kami langsung menuju ke Beskem untuk mengambil tenda dan baskom.  akhirnya, kami kembali menuju ke KRUS, tapi sebelumnya kami berdua makan siang di Pondok Sakera dulu ya...isi tenaga dulu ya kan(jangan cemburu ya Fris, kan bukan Candle Light Dinner,wwwkkk).
     Selesai makan siang, ternyata perjalanan kami dihadang oleh hujan deras.  kami terpaksa berteduh di jalan AW.Syahranie.  kami berteduh agak lama karena hujan.  sekitar jam 3 hujan berubah menjadi gerimis dan kami langsung menuju ke KRUS secepatnya.
     Sampai di KRUS kami langsung menaruh barang2 di area kemping.  tak buang2 waktu deh pokoknya, kerjanya kek dikejar2 harimau huhu karena mesti kejar target mendirikan tenda dan mengumpulkan kayu bakar untuk api unggun.   kami langsung menuju Lamin utama untuk mengambil tiang Bambu untuk dijadikan tiang Tenda dan kayu bakar.   Rupanya saat itu ada dua sejoli sedang asyik mesra2an di Lamin.  jelas aja kedatangan kami merusak suasana syahdu mereka.  whatever...pokoknya kami langsung memilih bambu yang akan kami gunakan.  selesai diikat, aku dan surya mengangkat ikatan bambu dipundak masing2 menuju lokasi tenda.
     Aku dan surya mulai mendirikan tenda mas Ipoel yang kami pinjam.  huhu...rempong cyyiinttt kalo yang mendirikannya 2 orang yang cuma memiliki pengalaman mendirikan tenda terbang & bivak, bukan tenda Modereng.  45 menit kami habiskan hanya untuk mendirikan tenda Eiger milik Mas Ipoel.  ngiiikkk...selesai satu, masih ada pesanan tenda terpal untuk seluruh peserta kemping.  ternyata Ame datang...huhuyyy...pekerjaan mendirikan tenda jadi lebih ringan.
     Jam empat sore, Surya dihubungi oleh pengelola KRUS agar menyelesaikan kewajiban administrasi terakhir yaitu membayar jasa Guide untuk Pak Singkir.  karena Surya sedang sibuk mendirikan tenda, akhirnya aku yang menggantikan beliau untuk mendatangi kantor pengelola KRUS.  selesai urusan administrasinya, aku berinisiatif untuk menjemput mpo Frisca yang belum nongol2 juga ke KRUS.  dengan meminjam helm mpo Novha, aku melaju ke perumahan TVRI dengan misi menjemput kekasih hati sang ketua kemping (huhu, biar ketua kemping semangatlah).
     Aku dan mpo Frisca sampai ke lokasi kemping, dengan persiapan tenda yang udah 80 %.  tinggal mengikat tali pengaman atap tenda biar kuat meskipun diterjang angin malam.  pasokan bambu yang aku dan surya angkut sebelumnya gak cukup untuk api unggun, kebetulan ada mas timpakul, mas fadli, bang Dhyan, Yudhi, Akha, Sonny, ipul, aan, iqbal yang bisa dimintai tolong untuk mengangkat pasokan bambu dari Lamin Utama.  nah, 2 tenda udah berdiri sekarang waktunya menyalakan api unggun dan lampu badai untuk penerangan area kemping.
      Kegelapan malam mulai menyelimuti KRUS, tapi tidak mengahalangi kedatangan para Backpackers yang ingin ikut bergabung dengan acara kmeping & trekking yang kami adakan.  bang Tino, Rilo, mas dony, mas riefadin, nene, & mpo Novha pun ikut datang meramaikan acara kemping malam itu.
     Jam 8 malam, seluruh peserta kemping diminta untuk berkumpul disekeliling api unggun.   huhu...pastinya kami akan megadakan acara perkenalan dan games seru.   games malam itu adalah membisikkan 6 kata secara berantai ke seluruh peserta games.  games yang bener2 menguji ketajaman telinga dan kemampuan mengingat yang baik sodara2 sekalian.  apalagi kalo rangkaian kata2 yang diucapkan bener2 ajaib dan aneh.  meskipun jantungku saat itu lagi gak bisa diajak kompromi.  entah kenapa sejak senja datang tiba2 sekali dadaku terasa sesak.  sepertinya ada yang meremas2 jantungku.  belum pernah aku merasa sakit seperti ini, tapi aku haru bertahan biar bisa ikut meramaikan acara api unggun malam itu.
Bubuhan Samsiyah
   Saat yang paling berkesan bagiku adalah saat membisikkan "samsiyah sanipah syaripah lopiatul qoriah". Apesss...banget nasibku!!!bermula dari Jay yang menyusun kalimat tersebut.  Sonny yang berdiri disebelah kiriku membisikkan "samsiyah saniyah syaripah lopiatul qoriah" dengan wajah tak yakin. aku menatap sonny dengan ekspresi penuh tanda tanya, akhirnya sonny mengulang membisikkan kata "samsiyah sanipah syaripah lopiatul qoriah".  otakku langsung me-save kata2 tersebut secepatnya meskipun kurang yakin dengan adanya perubahan saniyah menjadi sanipah.  tapi aku meyakinkan diri untuk menyebut kalimat kedua yang diucapkan sonny dan ku teruskan ke Frisca yang berdiri disebelah kananku. permainan berakhir di Yudhi, dia didaulat untuk menyebutkan kata yang dibisikkan Ame.  entah kenapa kok jadi "selamat siang lopiatul qoriah", kontan semua peserta tertawa,huahahahahaahha.rupanya kesalahan dimulai dari ame yang salah dengar dari bisikan Bang Dhyan.  dari bang dhyan, bang timpakul, bang tino, surya, frisca dan aku semua kompak mengucapkan "samsiyah sanipah syaripah lopiatul koriah. dari Sonny hingga ke Jay semua kompakan bilang"samsiyah saniyah syaripah lopiatul koriah" ngeeeekkkk...akhirnya aku yang kena hukum! disuruh menjawab dengan jujur seluruh pertanyaan dari peserta game.  rupanya kesempatan ini digunakan langsung oleh mpo Frisca untuk bertanya tentang oleh2 yg dikasi Abi kepadaku sehabis dari liburan ke Bali. surya pun bertanya deskripsi mendetail tentang oleh2 Abi, bahkan bang timpakul pun ikut2an bertanya tentang Abi kepadaku, owhhh no...serasa diberondong paparazi deh wuahahahaha... hingga ku berucap "tolong yak, bisa diganti gak objek pertanyaannya?jangan tentang abi mulu nah" alhamdulillah mereka langsung berhenti mem-bully diriku wueheeee...siswanto banget (dalam hati berucap syukur deh tapi kesian keknya ada yang keselek bertubi-tubi deh malam ni).
      Games dilanjutkan dengan target sasaran mem-bully bang Tino Tindangen yang nota bene penyiar RRI.  bener2 deh sesi tanya jawab terlama diantara semua peserta.  rupanya banyak yang tertarik dengan pengalaman bang Tino selama menjadi penyiar.  aku yang udah kelelahan, udah duduk berdiri berkali-kali. udah capek banget kaki ditambah jantung yang sakit akhirnya aku duduk ditumpukan bambu bersama Sonny.  saat itu Sonny terdiam, hingga aku bertanya ada apa, tapi dia bilang gak kenapa2 kok. yo wis...
Nene, Novha & Frisca
    Alhamdulillah sesi tanya jawab Bang Tino selesai dan berakhirlah games malam itu.  mari siap2 bersitirohat, tapi sebelumnya ayuk pipis dulu. frisca dibonceng surya dan aku dibonceng Sonny menuju toilet yang berjarak 200 meter dari kemping ground, ngeeekkk...bener2 seram tau perjalanan yang harus ditempuh demi pipis doank.  fasilitas toilet gratis tersebut bisa dipakai oleh seluruh peserta kemping atas kebaikan hati Pak Singkir.  Beliau sengaja membiarkan toilet umum tersebut tidak terkunci agar pada malam hari kami bisa memakainya.  maklum, kami gak dapat jatah air untuk MCK di toilet dekat kemping Ground dengan alasan pengelola KRUS tidak sempat menyediakannya berhubung acara kami dadakan banget.  udah selesai pipis, kami kembali menuju perkemahan.  sambil diperjalanan, Sonny bercerita ketika acara games api unggun ada yang ikut memperhatikan kita.  sonny bilang dia bisa merasakan hal2 mistis seperti itu...*jlebb...huhu kok kita sama ya son...cuma malam itu aku merasa aneh aja dengan penyakit dadakanku.  udah akh...gak usah dipikirin ntar malah gak bisa bobo dengan tenang.  akhirnya sampai juga di perkemahan.
     Aku langsung menuju tenda mas Ipoel dan bubu cantik didalam tenda bersama Nene.  aku berusaha tidur sambil berzikir dan berdoa semoga saat terbangun nanti jantungku ini masih berdetak tanpa rasa sakit.  entah berapa lama aku tertidur, tapi rasa sakit dijantungku masih terasa. kupejamkan mata untuk kembali tidur.  ku terbangun dan langsung menatap jam hape yang menunjukkan jam 1 tengah malam, tapi aku senang karena jantungku tidak sakit lagi.  aku merasakan kesunyian di sekitar api unggun. ku putuskan untuk melanjutkan tidur. 

Minggu, 27 Mei 2012

    Jam setengah tiga dini hari, aku terbangun karena melihat nene yang duduk di depan api unggun.  aku langsung beranjak bangun karena capek juga kalo berebah ditenda mulu.  rupanya ada mami & Dwi yang juga baru datang. mereka gak bisa datang semalam karena mesti ikut acara kenaikan sabuk Kera Sakti.  mami & dwi langsung menggantikan posisiku ditenda. mereka berdua tidur karena kelelahan.  gak berapa lama, mpo Frisca keluar dari tenda besar sambil menggerutu karena tak bisa tidur.  mpo Frisca langsung menuju tenda Mas Ipoel, berharap bisa tidur dengan nyenyak tanpa berdesak2an.  apesnya... tenda udah diisi duluan oleh Mami & Dwi.  jadilah mpo Frisca ikut bergabung bersamaku dan Nene duduk didepan perapian.  tak lama Mas Riefadin ikut bergabung bersama kami.  beliau cerita susah tidur karena mendengar suara seperti orang yang berjalan disekitar tenda.  kami semua maklum sebenarnya, suara seperti orang berjalan itu berasal dari ranting dan daun2 yang berguguran tertiup angin.  tapi kalo terdengar ditengah malam ditengah2 hutan yah wajar ajah jadi waspada dan gak bisa tidur.   akhirnya Mpo Frisca kembali menuju tenda besar untuk melanjutkan tidur.  tinggal kami bertiga yang duduk di depan api unggun sambil mempertahankan api unggun agar tetap menyala.
     Jam setengah empat subuh Nene minta ditemani ke toilet, tapi aku gak berani kalo cuma kami berdua yang ke toilet.  setelah lirik sana-sini tapi gak ada yang bangun akhirnya kami megurungkan niat untuk ke toilet.  hingga azan shalat subuh berkumandang, aku mulai berani untuk mengantar nene ke toilet.  akhirnya cita2 nene kesampaian juga :D.
     Menikmati datangnya pagi itu syahdu banget loh...apalagi ditengah2 hutan.  suara burung yang berkicau dan suara monyet dari kejauhan membuat suasana hutan menjadi lebih eksotis, wuiiihhh...gak terasa teman2 udah banyak yang bangun dan berkumpul didepan api unggun. 
     Kami mulai memasak air panas dengan memakai kompor mini milik mas Dony (ni kompor sangat berjasa besar sejak kemping bukit bengkirai hingga di KRUS).  Nene & Mpo Novha yang bertugas untuk mengambil sarapan Nasi Kuning di warung Catering.  sambil menunggu sarapan, kami minum minuman instan yang tersisa.
     Hari mulai terang benderang, aku, surya, mpo Frisca, Ame, Bang dhyan, Mami, Dwi & Yudhi menuju Lamin Utama untuk berolahraga.  kami memulai pemanasan dengan di pimpin Surya.  bener2 deh, suasana pemanasana yang seru karena diiringi canda tawa anak2.  selesai pemanasan, bertepatan dengan kedatangan Mpo Novha yang membawa sarapan nasi kuning.  kami pun kembali menuju perkemahan untuk sarapan pagi.
foto abis sarapan
    Seluruh pasukan Backpackers berkumpul di tenda besar untuk sarapan bersama.  selesai sarapan kami menunggu beberapa anak2 Backpackers yang menyusul untuk ikut trekking.  setelah mas Fuadjz dan mpo Necha datang, acara trekking pun dimulai.  
     Sebenarnya semenjak pagi aku galau untuk memutuskan apakah ikut trekking apa ga, karena khawatir dengan sakit yang ku derita semalam.  tapi masak sih aku gak ikut trekking, udah tadi malam gak bisa ikut penjelajahan malam gabungan anak Backpackers dan anak UNMUL, rugi dua kali donk.  ku bulatkan tekad, pokoknya harus ikut trekking!!!
ayo bertualang di hutan
     Akhirnya dengan memanggul ransel yang berisi 2 botol air mineral 1,5 liter, tisyu basah dan permen, aku berangkat bersama pasukan SB untuk memasuki jalur trekking yang dibuka Surya bersama Pak Singkir kemarin.  baru saja lepas dari jalanan aspal memasuki hutan, udah disambut dengan lumpur sungai.  sangat jelas bahwa ini yang disebut dengan jalur "perang", belum apa2 udah belepotan lumpur dari kaki sampe lutut.  pokoknya ku ucapkan turut berduka cita sedalam-dalamnya pada mpo Novha yang salah pake sepatu, hingga akhirnya mesti bertelanjang kaki menembus hutan (sabar po ye, setidaknya sepatu mpo masih bisa diselamatkan dari jebakan lumpur,wwwkkk)
Tantangan pertama
     The show must go on....please enjoy the show.  huhu, yang jelas masuk ke dalam lumpur itu sensasinya susah untuk dilupakan deh pemirsa....dingin-dingin gimana gitu :D.  mendaki bukit, merangkak diatas batang pohon yang rubuh, menghindari belitan batang rotan yang berduri, terjebak dirawa2 lumpur, tetepp semangat yaa...itu semua sepadan dengan kerempongan dari sabtu pagi sampe sore untuk mewujudkan ini semua.
     Ternyata masuk ke hutan memakai celana 3/4 tidak baik untuk kesehatan wahai sodara2...betis mulus Bang Dhyan tergores duri rotan hingga mengeluarkan darah segar yang lumayan banyak.  tapi salut deh buat beliau yang tetap gagah perkasa melanjutkan perjalanan dengan kaki berdarah2 dan turut bertelanjang kaki menemani Mpo Novha.
uji keseimbangan
     Berhubung yang bawa pasokan air cuma aku, itupun 2 botol udah sisa  1/6 isinya, kayaknya mesti cari sumber air alami dihutan nih.  Surya mengajak pasukan trekking melewati sebuah aliran sungai alami merangkap kolam lumpur setinggi lutut demi mencari batang pohon yang bisa mengeluarkan air untuk diminum para musafir SB.


     Paling seru ya dibagian ini sudah, Dilema melewati kolam lumpur ...mo lewat pinggir, numpang nginjak akar pohon tetep aja kena duri rotan. mau lewat tengah mesti rela tenggelam selutut dengan balutan lumpur lembut tapi dingin dan menyegarkan.  jadi... Mpo frisca, mas Fuadjz, Mpo Necha dan Aku memutuskan lewat tengah aja yah, biar seru!!!. dipimpin Mpo Frisca didepan untuk membuka jalur lumpur, diikuti mas Fuadjz yang bekas jejaknya aku & Mpo Necha ikuti biar gak terjebak dilumpur.
   Saling berpegangan satu sama lain meski resikonya jatuh satu jatuh semuanya, biar jamaahan nyungsep ke dalam lumpur itu yang disebut Solidaritas!!!hahahaha...meski ada suara2 cempreng karena gak sudi ternoda oleh lumpur dan tergores duri rotan yang bisa mengurangi jumlah Jujuran, whatever!!udah resiko yang namanya ikut trekking dengan jalur perang.  kan udah dikasi tahu syarat dan ketentuan berlaku sebelumnya.
Akar Pohon Air

     Akhirnya, sukses melewati kolam lumpur, kami mulai memasuki medan tanjakan bukit.  disitulah pohon dengan akar gantung yang jika dipotong bisa mengeluarkan kucuran air alami yang bisa langsung diminum.   Surya mulai memotong akar pohon tersebut.  semuanya kebagian jatah minum air segar dari akar pohon yang dipotong surya.  rasa airnya itu ya...Aqua aja kalah deh, yang ini dingin dan menyegarkan.  nah udah melepas dahaga, waktunya kembali.
      Ternyata jalan kembali dari tempat kami minum air pohon tersebut pilihannya cuma dua, kembali melewati jalur lumpur atau nekat mengikuti jalan setapak yang belum diketahui bakal tembus ke jalan mana.  berhubung tadi si suara cempreng gak sudi dua kali masuk kubangan lumpur, pasukan trekking mengadakan musyawarah ditengah hutan untuk menentukan jalur. akhirnya diputuskan ikut jalur baru yang belum terdeteksi bakal tembus ke jalan mana.  resiko!!!
     Alhamdulillah, jalur baru itu berakhir dijalan aspal dekat gerbang bumi perkemahan, syukur deh! sampai di jalan aspal, anak2 sitirohat dulu.  udah berkurang rasa penat, langsung ambil posisi super imut karena mesti difoto sambil memajang spanduk Samarinda Backpackers.
     Sekarang waktunya kembali keperkemahan dan bersiap2 pulang.  aku dan surya mulai membongkar tenda Mas Ipoel terlebih dahulu.  Bubuhan Samsiyah saniya syaripah lopiatul koriah membantu membongkar tenda besar dan membersihkan sampah.
      Lagi asyik membongkar tenda mas Ipoel bersama Surya, ternyata ada BOM!!!entah siapa yang membuang kaleng gas sisa yang dipakai untuk menyalakan kompor mas Dony ke tumpukan sampah yang sedang dibakar.  udah deh, tunggu terjadi ledakannya, aku dah berlari menyelamatkan diri kesudut tenda sambil menutup telinga.
      DUARRRRR.....nah loh kejadian...jantungan stadium 1 deh gara2 oknum yang bener2 polos banget menaruh kaleng Gas tanpa memikirkan resiko akan terjadi ledakan.  sisa kaleng gas terlempar kurang lebih 2 meter dari lokasi kejadian.  Pelajaran berharga wahai Backpackers, sebelum membuang kaleng Gas bekas, sebaiknya dilubangi terlebih dahulu.  jadi, kalo kalengnya dibakar tidak akan menimbulkan ledakan (saran dari Bang @anak sasak republik oye).
       Udah selesai packing peralatan kemping, kami bersiap pulang kerumah masing2.  aku berpamitan dengan bubuhan samsiyah saniyah syaripah lopiatul koriah.  mereka request minta bikin acara kemping & trekking lagi yang langsung ku pikir 10 kali berulang2 karena kalo kasusnya sama lagi kayak kemping& trekking di KRUS ni, dimana tim perintisnya cuma 2 orang, aduh makasih berat cukup sekali ini saja.  aku pun pulang dengan diantar mas Fuadjz yang ganteng dan baik hati banget.  beliau rela membawa aku, carrierku, tenda mas ipoel dan galon air minum. huhu. sabar ya mas fuadjz!!yang penting trekking tadi seru banget kan ya... sungguh pengalaman yang tak terlupakan bagi para Backpackers yang mengikuti acara Kemping & trekking di KRUS.( Jun/28).
Narsiz time : Me & Bang Dhyan
Me & Mpo Necha menembus pepohonan hutan
Foto dulu meskipun lokasi diatas tebing
Me in the middle forest
Mpo Frisca menunjukkan cara melewati Lumpur yang baik
lagi Hompimpah ma mas Fuadjz,sapa yg naik tebing duluan
Bang Dhyan asyik banget minumnya
Gaya dulu ya kan...
Cekal "The Human Wanderer" *bawa buntelan
Mpo Frisca : Fotogenic in everywhere

tetep heppy mesti berkalang lumpur
Mpo Novha, Aku, Mpo Frisca, Mas Fuadjz, Mas Dony & Mas Riefadin
We Are Samarinda Backpackers

Monday, June 25, 2012

Samarinda Backpackers Explore Kutai Lama

Minggu tanggal ??? Bulan Maret 2012 (Before Camping On Beras Basah Island)
       Hari Minggu yang cerah...seperti yangsudah direncanakan sebelumnya, anak2 Samarinda Backpackers mau ngoboy ke Desa Wisata Pampang. lohh???...kok ke Pampang lagi?! tenang sodara2...itu semua da penjelasannya.  Duo Cewe Manis yaitu mpo Frisca & Nene belom pernah ke Desa Pampang.  jadi kami mau merencanakan menari cantik disana bersama anak2 penari Dayak.  Kebetulan Mpo Frisca punya Kenalan yang mempunyai sebuah Vila & Lamin didekat Pampang.  Kami diijinkan untuk memakainya sambil melakukan Trekking menyusuri Sungai kecil di dekat Laminnya.  Oke banget kan rencananya...tapi...semua itu berubah ketika negara api menyerang...ekhhh....
we are Samarinda Backpackers
      terjadi perubahan tujuan trip yang disebabkan oleh hasutannya masdav.  beliau bilang ke Pampang udah Bosen, mending jalan2 ke Kutai Lama ajah.  Disana kita bisa ke pelabuhan Naga, Rumah Sakit berhantu, dan melihat Bekas2 reruntuhan Kerajaan Kutai.  Perlu diketahui sodara2 sekalian...Kutai Lama adalah sebuah Desa tempat Kerajaan Kutai bermula.  jadi penuh dengan cerita klenik dan Mitos yang bikin bulu kuduk merinding.  palagi diperkuat cerita mami yang saat itu Camer-nya penduduk asli Kutai Lama.  di Bekas reruntuhan kerajaan Kutai yaitu Gunung Gong, terkadang sering terdengar alunan musik gamelan khas kutai dan juga kalo benar2 apes, bisa berpapasan dengan pasukan Gaib Kerajaan Kutai Zaman dulu.  huhuhu...gak mikir sampe 3 kali, anak2 langsung semangat menuju Kutai Lama.
adu tenaga dalam dipelabuhan Naga
      Perjalanan ke kutai lama dimulai dengan konvoi motor pasukan Samarinda Backpackers yang terdiri dari : aku, mami, Abim, Denny, Mpo Riesta, Frisca, Nene, Bang Dhyan, Yudhi, Ame, Masdav & Mas Dony.  kami melewati daerah Sungai Mariam yang di kiri-kanan jalannya terdapat hamparan sawah yang luas.  kami langsung berhenti dan berfoto2 ria di tengah2 sawah.  perjalanan dilanjutkan hingga melewati Jembatan Anggana. di Jembatan ini, kami berhenti lagi sodara2...biasa, Take Many Pictures dulu ya kan :D.  maklom, kami gak bermaksud Narsiz, tapi setiap perjalanan kan wajib didokumentasikan dalam bukti otentik.  Nah terlepas dari gaya2 Narsiz Pasukan Samarinda Backpackers, foto2 kami bisa dijadikan bukti dan alat promosi daerah wisata yang kami kunjungi, mantabbb kan?! :D (*alibi penulis).
     Perjalanan dilanjutkan melewati lahan perusahaan tambang batubara.  akses jalannya jangan ditanya cyiiintttt... kerikil batu berbonus debu.  motor kami mesti jalan perlahan dan jelas kalah saingan ma mobil Ford Ranger milik Perusahaan Batu bara yang banyak beroperasi disana.  syukur deh, memasuki Desa Kutai Lama, akses jalannya semua udah Beton cor.  berhubung mami sang petunjuk jalan lupa arah menuju pelabuhan Naga, kami nyasar sampe ke deretan perbukitan yang unik banget.  kami berbalik arah, karena mami kurang yakin dengan arah yang kami ambil.  sesuai pepatah "malu bertanya sesat dijalan" maka mami memberanikan diri untuk bertanya dengan penduduk sekitar.  akhirnya setelah mendapat petunjuk ke arah yang benar dari penduduk setempat, kami memacu kendaraan kami menuju Pelabuhan Naga.
ilmu meringankan diri ala pasukan SB
      Akhirnya...sampai juga di Pelabuhan naga daerah Tepian Batu Kutai lama.  biasanya Festival Erau diakhiri didaerah ini.  Pelabuhan Naga adalah tempat melabuh Naga yang dibawa dari Tenggarong.  seluruh bagian dari replika patung Naga akan diperebutkan oleh penonton dan pastinya ada acara siram-siraman juga oleh seluruh masyarakat disini.  okeh...cukup sekian penjelasan mengenai Pelabuhan Naga.  Pasukan Samarinda Backpackers langsung menuju ke Pelabuhan Naga yang berada di pinggir Sungai Mahakam.  berdasarkan kepercayaan setempat, bagi pendatang wajib mencuci muka, tangan dan kaki di Pelabuhan Naga sebagai ungkapan "Permisi".  Nah, waktu itu mami, yang memimpin acara "Tempungas" aku, frisca dan Nene.  setelah itu, kami langsung berfoto2 ria di pelabuhan tersebut.  berhubung Abim tiba2 sakit mendadak, dia kami suruh beristirahat di mesjid terdekat sementara aku, frisca, riesta & nene bergantian ke Toilet Mesjid yang cukup gelap dan syeraammm..  melihat Abim yang sakit tergolek lemah tak berdaya dilantai masjid (cieekkkhh, sekedar dramatisasi penulis aja kok),  akhirnya aku berinisiatif mencari obat&air minum diwarung terdekat.  
Bang Dhyan & Mpo Frisca eksis dilembah
     Setelah itu perjalanan dilanjutkan ke deretan bukit yang kami lihat sebelumnya.  ternyata...bukit itu memiliki kontur yang unik banget sodara2...mirip2 Rock Ayers di Australia atau Grand Canyon California (beneran ni, bukan Bo'ongan).  rupanya saat itu ada klub Fotography yang sedang mengadakan pemotretan dilembah bukit.  kami langsung berfoto disemua sudut lembah yang terdiri dari retakan curam tanah merah dan pasir.  aku dan mami mengambil foto dengan berlatar bukit pasir yang menjulang tinggi.  ternyata, bukit pasir itu bisa dinaiki wahai pemirsa... Mas dony dan masdav yang membuka jalur pendakian.  aku dan Mami kemudian menyusul.  bener2 deh...tanjakan pasir bikin bengek setengah mati.  baru melangkahkan satu kaki naik ke atas, hamparan pasir malah membuat kaki terseret ke bawah takluk terhadap hukum gravitasi bumi.  akhirnya aku melepas sendal gunung kebanggaanku yang memiliki kualifikasi cocok disegala medan pegunungan, pantai, hutan dan rawa2.  aku nekat bertelanjang kaki demi mencapai puncak bukit pasir.  tantangan selanjutnya adalah bagaimana melewati celah sempit ditanjakan bukit.  bener2 rempong cyiiintttt....pantatku yang bohayy gak lulus seleksi melewati celahnya.  terpaksa pake gaya spiderman merayapi dinding celah berpasir.  Hingga aku pun bertanya-tanya dalam hati, bagaimana bisa Mas Dony sanggup melewati celah sempit bukit ini.  
di Puncak Bukit Jahitan Layar
     Akhirnya aku sampe ke puncak...huahiiikkkkkkzzzzz... berusaha menahan air mata haru yang hendak jatuh (cieeekhhhh...serasa mendaki lapangan pasir arcopodo gunung semeru niy).  okeh...atur nafas dulu sambil memandang seluruh pemandangan Desa Kutai Lama yang terlihat Indah dari puncak bukit ini.  aku, mami dan masdav langsung memanggil teman2 yang lain yang masih dibawah lembah bukit.  mereka langsung menyusul kami menuju puncak.  huhu...mereka semua pada kelelahan juga menaiki tanjakan bukit yang akhirnya belakangan kami ketahui namanya adalah bukit jahitan layar.  Puncak Bukit ini berbentuk meja dengan retakan-retakan curam tanah merah dan pasir.  pemandangannya jangan ditanya!!!bener2 mantabbb cyiiintt....seluruh desa Kutai Lama beserta sungai Mahakam kelihatan semua.  diseberang bukit jahitan layar ini terdapat deretan perbukitan yang bener2 mirip dengan bukit dikartun teletubbies.  bukit yang diselimuti rumput hijau dan sedikit pohon yang tumbuh.  anak2 semua pengin mendaki ke bukit "teletubbies" tersebut dilain kesempatan.  setelah puas berfoto2 ria dan menikmati pemandangan dari puncak bukit jahitan layar, kami memutuskan untuk pulang.  bener2 deh perjalanan yang luar biasa.  kami pulang dengan wajah senang dan belepotan pasir dari kepala sampe ujung kaki.  yah maklum, untuk bisa menikmati pemandangan indah di Bukit Jahitan Layar harus rela merayap di celah tanjakannya.  berhubung kami pulang dengan pasukan bermotor, semua orang pada heran.  mereka mengira kami baru dari pantai padahal baru turun gunung loh cerita aselinya.  okeh cukup sekian cerita trip Samarinda Backpackers kali ini. (Jun/25)

Sunday, June 24, 2012

UnderCovered kisah Tim Perintis di Beras Basah Season two

Jumat 23 Maret 2012
Me on Tugu Khatulistiwa
    Jam 2 teng ... Pasukan Perintis yang terdiri dari Aku, Mami, Therry, Dwi, mpo Necha & Yudhi memulai perjalanan menuju Bontang.  Kami akan memimpin Persiapan kemping Kolosal Samarinda Backpackers di Beras Basah dari tanggal 24-25 Maret 2012.  Tim perintis berangkat dengan membawa perlengkapan yang akan dipakai untuk kemping di Beras Basah.  saat itu suasana kota samarinda sedang hujan gerimis sodara2, jadilah kami berhati2 dalam perjalanan.  kami mengendarai motor secara beriringan karena takut terpisah, awalnya begitu.  tapi ternyata semuanya pada kompakan memacu motor secepat kilat.  sesaat sampai di lembah karet, mami berucap bahwa ini kali pertama beliau menjoki motor ke Bontang, ngiikkk.  dalam hatiku mulai mengucap doa dan kata2 terakhir (lebay dah...tapi takut beneran ni).  ketika sampai di Pom Bensin prengat, mami mengajak berhenti untuk ke toilet.  setelah selesai, mami minta aku yang joki motor (alhamdulillah...bisa bernapas lega).
Tim Perintis on Equator Line
    Perjalanan di lanjutkan hingga tiba di Tugu Khatulistiwa.  Kalo ke Bontang tanpa Singgah disini sepertinya belum bisa dianggap pernah ke Bontang.  kami masuk menuju lapangan parkir Tugu Khatulistiwa dan menaruh motor serta barang2 kami.  kami mulai menapaki tangga2 menuju Tugu Khatulistiwa. bener2 deh suasana tugu saat sore hari indah banget.  sesi foto2 berpasang2an bagi yang punya pasangan, ngeekkkk... puas berfoto2 ria, kami memutuskan melanjutkan perjalanan. kami turun ke lapangan parkir dibawah.  sore itu ada motor balap yang diparkir dekat motor kami.  dasar si Yudhi, gak bisa lihat motor keren dikit langsung minta difoto. Yudhi pun bergegas pasang aksi diatas motor balap tersebut dan minta difotokan ma mpo Necha.  ternyata.....tak disangka alarm motor tersebut berbunyi sodara2.... apes bangetttt. tinggal tunggu yang punya motor datang membawa parang deh.  kami pun tertawa terbahak-bahak menertawakan kekonyolan Yudhi, hingga akhirnya sang pemilik mengambil motor dan memindahkannya ke lapangan atas.  alhamdulillah gak dibawakan parang gara2 kasus sabotase motor orang.  perjalanan berlanjut hingga senja datang kami pun memasuki kota Bontang.
makan malam Tim Perintis
     kami langsung menuju rumah mas Ganteng ekh mas Gun (maksutnya) di Hop 3 Perumahan PT. Badak.  kami melewati pos pengamanan dengan dipimpin mami yang wajah cantiknya langsung dikenali satpam disana dan kami pun diperbolehkan lewat tanpa harus meninggalkan KTP & memakai kartu Visitor.  sesampainya di rumah mas ganteng, kami langsung mandi, bersih2 dan menyiapkan makan malam.  saat itu mas ganteng tidak ada di rumah karena lagi berkemah di Sangkulirang. jadilah kami merasa seperti dirumah sendiri hahahasieekkk.  makan malam yang dimasak Chef Therry dibantu Chef Dwi bener2 mantabbb cyinttt...
Action depan kaca
     selesai makan malam, kami berangkat menuju Kafe Singapur.  kami ingin kesana karena trip beras basah season one cuma mampir di Bontang kuala aja.  sebelum ke kafe singapur kami singgah ke warung makan Ponorogo milik keluarga mas Andy (beliau salah satu anggota dari Samarinda Backpackers yg berdomisili di Bontang).  rencananya kami akan memesan Catering untuk konsumsi peserta kemping di beras basah nanti. dengan suguhan teh es gratis dari tuan rumah kami pun mulai membahas Catering dan mencocokkan harga.  ternyata sekali lagi sang tuan rumah menunjukkan kemurah hatiannya, setelah memberi potongan harga, mereka juga akan mengantarkan catering dan galon air minum ke pelabuhan tanjung laut ditempat keberangkatan kapal kami.  setelah transaksi catering selesai,  kami langsung menuju kafe Singapur.
gaya dulu ya kan :D
    Dikafe singapur kami janjian ketemu dengan mas ipoel & Bang Faisal.  saat itu, suasana kafe singapur ramai banget maklum lah bertepatan dengan hari libur.  kesempatan berfoto dengan replika patung merlion di Singapura tak ku sia2kan.  mulailah kamera beraksi, jepret sana-sini.  bang faisal datang dan langsung bergabung dengan kami.  tak lama mas Andy juga datang menyusul kami.  mas Ipoel yang malam itu sibuk banget juga hadir dan ber say-hello sebentar dengan kami.  ku pikir, owh segitu aja kah kawalan???... (entah mengapa ingin mengucapkan kata2 ini) yakkkk...dilatar belakangi lagu karokean dari lounge kafe singapur yang bikin telinga sakit, perasaan gak enak tiba2 datang.
      Jam setengah sepuluh mami memutuskan kami pulang cepat agar tidak dicegat satpam dipintu masuk Hop PT Badak.  Therry yang ngeliat wajah imutku menyadari ada yang salah dengan diriku.  ya eyalah sesaat kemudian aku mual2 berat ngikkkkk...pokoknya aku pengin cepat pulangggg >,<.  sambil menahan isi perut yang bergolak, aku berjalan dengan digandeng therry.  kami berjalan menuju lapangan parkir tempat motor kami berada.
    Sesampainya dirumah mas ganteng, aku langsung bubu cantik disamping mpo Necha dikamar.  sudah gak tau lagi deh, kepala pusing, hati galau & perut yang kayaknya masuk angin.  gara2 salah kostum deh! kafe singapur kan dipinggir laut, mana angin malam bertiup kencang, aku malah pake T-shirt item doang, hehe (sang penulis udah biasa salah kostum *alibi padahal edisi galau berat). gak papa deh badmood malam ni, mudah2an esok menjadi hari yang indah, ucapku dalam hati. aku pun terlelap tanpa terbangun hingga menjelang subuh.  pagi harinya aku terbangun mendengar kehebohan therry, dwi dan yudhi yang berebut ingin memakai sepeda mas ganteng.
     Pagi yang indah kan...doaku terkabul.  okehhh....semangat yokkkk, pagi ini kita mesti belanja ke pasar untuk persiapan kemping & konsumsi tim perintis.  yang bertugas belanja ke pasar adalah aku, mami, yudhi & mpo Necha.  ternyata dimana-mana pasar, tetep ya cyinttt...sumpek!apalagi pake acara keliling 7 kali mencari barang yang ga ketemu2 karena gak sesuai selera pembelinya, hedeghhh...selesai juga belanja dipasarnya.  kami langsung pulang ke rumah mas ganteng, karena harus secepatnya memasak makan siang dan berangkat menuju Beras Basah melalui pelabuhan Marina PT.Badak.
Muka Bahagia yang menuju Marina
     selesai makan siang, aku dan mami mulai mencari arah menuju marina.  mami lupa jalan menuju ke marina karena baru sekali kesana.  setelah berputar-putar dan bertanya dengan mas fotographer yang kebetulan lewat, akhirnya kami menemukan juga jalan menuju marina.  langsung deh kami kembali kerumah mas ganteng.



foto dulu didepan dikilang minyak
     kami mulai packing semua perlengkapan kemping dan bersiap memacu motor menuju arah marina.  arah jalan meuju marina bener2 keren banget.  kami harus melalui Kilang2 minyak dan pipa pembuangan gas. tak lupa kami berfoto2 narsiz dihadapan Kilang minyak tersebut.



Wajah bahagia di Marina
     Sesampainya di Marina, kami langsung mencari kantor administrasi marina untuk melapor.  sebelumnya mami sempat bercakap-cakap sebentar dengan petugas Polisi yang duduk diruang tunggu marina dan mengutarakan tujuan kami untuk menyeberang ke Beras Basah. pak Polisi tersebut menyarankan kami agar secepatnya ke kantor administrasi marina, karena speed yang tersedia terbatas hingga pukul 2 siang.  aku dan mami langsung masuk dan melapor kepada petugas administrasi Marina.  mami mencatat identitas di Buku tamu marina dan menulis izin keperluan kami yang ingin mengadakan kemping di Beras Basah selama 1 malam.  petugas tersebut mulai mencari speed yang akan mengantarkan kami menyeberang.  sebelumnya kami telah diberi contact person petugas marina jika kami ingin dijemput di Beras basah.
      dengan hati bahagia & wajah gembira, tim perintis pun mulai memasuki dermaga marina untuk naik Speed yang tersedia.  naik speed itu bener2 seruuuuuu.... (maklum, sang penulis baru pertama kali naik Speed). mami meminta kami semua memakai life jacket karena sudah menjadi prosedur keamanannya.  saat speed melaju diatas ombak, saat itulah adrenalin terpacu. gerakan liar speed naik turun oleng ke kiri dan kekanan membuat Mpo Necha ketakutan yang teramat sangat (mengingat mpo satu ini gak bisa berenang).  Yudhi hanya bisa memberi pelukan menenangkan kepada Mpo Necha.  hohoho so sweet yooo...
Tim Perintis first step on Island
     taraaaa....akhirnya touch down kedua kalinya di Beras Basah.  teteppp...selalu jatuh cinta dengan segala keindahannya.  suasana beras basah saat itu bener2 sunyi karena pengunjungnya hanya kami.  kami langsung menaruh barang2 dan mulai mendirikan tenda terbang. selesai mendirikan tenda, kami mulai berenang dan mengelilingi pulau sampai kaki terasa gempor.  kami bermain sepuasnya dipantai, bermain pasir, menangkap kepiting, tidur2an dipasir, berendam di air laut yang hangat, terjun bebas dari dermaga, bener2 deh!!!puasssssss banget, beras basah saat itu, seperti Pulau Pribadi milik kami. Cuaca mulai berubah menjadi mendung kelabu.  tak lama kemudian hujan gerimis turun diiringi kilatan petir dan guntur yang bergemuruh. karena mulai kedinginan kami memutuskan kembali ke tenda.
Gaya dulu sebelum dirikan Tenda
    Ternyata, tenda kami bocor sehingga kami harus menggulung sebagian alas tenda.  kami ingin membilas badan setelah mandi air laut, kami mandi dengan cara yang kreatif sekali sodara2.  kami memanfaatkan tenda yang menampung air hujan dan memiliki lubang ditengah2nya. caranya : kami duduk sambil menyiapkan sampo&sabun dibawah lubang terpal tersebut.  setelah air hujan terkumpul maka terpal ditarik agar air hujan mengalir melalui lubang tersebut dan kami pun mandi dengan senang. ya eyalah senang,  coba kalo gak hujan, dipastikan kami mesti mandi dengan tarif berbayar Rp.5.000/jerigen 5 liter yang disediakan pengelola beras basah.
     Setelah kami semua mandi & ganti baju, Mpo Necha & Yudhi mulai mencari makanan.  mereka berdua membeli mie rebus (Rp.5.000/porsi) dari warung terdekat.  ternyata biar body mereka kecil tapi seleranya besar loh, mereka sampe 2 kali nambah!!! (penulis bener2 takjub).  hujan telah berhenti meskipun cuaca dingin dan awan mendung menggelayut langit sore.  saat itu aku masih menjalin kontak dengan mas ipoel melalui sms.  beliau curhat katanya kena ceramah abah haji (pemilik kapal) karena keterlambatan pasukan SB.  yah mau gimana lagi, kan hujan terpaksa pasukan SB berteduh dijalan (alibi mereka loh).
Rambut berdiri
     Sambil menunggu pasukan SB datang, tim perintis bermain di dermaga.  saat itu, mungkin pengaruh awan badai diatas langit, membuat rambut kami sebagian berdiri tegak karena terpicu aliran listrik statis.  kami berfoto sepuasnya didermaga untuk mengabadikan moment langka tersebut.  selanjutnya sesi foto prewedding bagi Mpo Necha & Yudhi.  aku & therry juga (huhu, tapi yang jelas hubungan kami tidak seperti yang anda pikirkan sodara2).

gaya dulu kan diatas kapal
     Didermaga, ada kapal nelayan setempat yang nganggur.  kami meminta izin kepada pemilik kapal untuk meminjam kapal tersebut.  setelah diizinkan, aku, therry & yudhi langsung menaiki kapal dan mengayuh agak ke tengah laut (tenang sodara2, kapalnya aman karena masih terikat di tiang dermaga).  Mpo Necha mengabadikan aksi kami dikapal, dari foto narsiz hingga video menyanyi seriosa.  akhirnya...pasukan Samarinda Backpackers sampai juga ke Beras Basah.  padahal sempat terbersit pikiran bahwa hanya tim perintis yang akan kemping berenam di beras basah(buru2 dihapus pikiran jeleknya, pokoknya jangan sampai kejadian deh).  setelah menyambut mereka dengan Pink Karpet (maklom gak nemu red carpet, jadi apa za bolee) kami beramai-ramai menuju tenda yang gelap karena hari sudah menjelang malam.  setelah tenda tambahan didirikan dan lampu penerangan dinyalakan, kami mulai mempersiapkan makan malam.  selesai makan malam, anak2 mulai bermain kartu.
serasa di Las Vegas banget ni
     Hedeghhhh...selalu aja main kartu (penulis sebel karena sama sekali gak bisa main kartu remi) lebih baik jalan-jalan akh...ayoookk mari langkahkan kaki menuju dermaga.  cuaca malam itu kurang bersahabat sehingga bintang belum mau menampakkan dirinya dilangit.  didermaga ternyata banyak anak2 berkumpul, mancing mania, membidik kamera, main gitar & menyanyi bersama.  huhu, yang asooy banget duduk didermaga saat itu adalah si Sonny & Devy.  mereka duduk merapat sambil berbagi cerita (hoooyy tangannya woooyyy) serasa dunia milik mereka berdua aje (aduh emak asiknye).
     Sungguh malam yang panjang & galau, karena tiba2 ku merasa sepi ditengah keramaian (ceileee).  satu persatu anak2 mulai meninggalkan dermaga dan kami kembali ke tenda.  ternyata ga da yang bisa dikerjakan.  aku mulai bosan, sehingga aku membujuk nene & masdav untuk kembali ke dermaga.
    Kami bertiga kembali menuju dermaga yang sepi.  berbaring dilantai dermaga yang basah itu sepadan dengan pemandangan langit malam itu.  bintang2 berkelap-kelip seperti permata dilangit biru kelam.  pemandangan air laut juga gak kalah cantiknya.  ikan2 yang berenang mencari makan memantulkan cahaya keperakan didalam air laut yang biru.  langit dan laut malam itu benar2 menghipnotis mata untuk gak berkedip menikmati indahnya ciptaan Allah SWT.
     Malam semakin larut, kami bertiga hanya terdiam berbaring dilantai dermaga sambil menatap langit malam.  tiba2 masdav memecah kesunyian dengan berkata pada nene yang berbaring disebelahnya " nene, itu galaksi bima sakti" (sambil menunjuk ribuan bintang dilangit).  nene pun bertanya :" yang mana masdav?" .  masdav menjawab :"gak tau ne, cuma mau bilang aja" spontan deh, aku ma nene tertawa ngakak. pelishhh deh masdav, kalo gak tau mending gak usah ngomong, wwkkkk (bener2 suasana syahdu jadi rusak seketika, sodara2...gara2 masdav).
    Kami pun terdiam lagi sambil mengambil ancang2 untuk tidur (meskipun dalam hati,penulis takut nyemplung ke laut gara2 keasikan tidur).  malam yang dingin membuat nene terbatuk-batuk. aku merasakan tubuh nene mulai menggigil.  hedegghhh...masa harus pulang ke tenda sih padahal belum merasakan bobo cantik didermaga,pikirku.  tapi daripada nene sakit trus ntar kalo ada apa2, rumah sakit jauh loh! aku pun mengalah dengan mengajak mereka kembali ke tenda.  urusan bobo cantik didermaga bisa ku lanjutkan setelah memastikan nene bobo ditenda dengan aman tanpa resiko hypothermia.  setelah nene tidur didalam tenda, aku bergabung dengan anak2 yang sedang membakar ayam ramai2.  ayam tersebut dibawa oleh mas Ipoel beserta bumbu bakarnya (salut deh buat om satu ini, perfeksionis untuk urusan bekal perjalanan).
     Kami duduk sambil mengelilingi tempat pembakaran.  kami mulai membakar ayam, jagung, sosis bahkan nuget!(maklom, kami ga boleh bikin api unggun di Beras basah).  ternyata, makan nuget bakar itu enakkkk bangettt sodara2!!!kalian mesti coba deh.  bener2 deh suasana makan yang seru yang didominasi anak2 SB. anak2 balikpapan Backpackers sebagian besar udah terdampar ditenda bersama mami, Dwi, Yudhi & mpo Necha.  aku dan Therry duduk manis didepan pembakaran, bersama mas ipoel, ame, denny, adhiet, teteh dhyan dll.
     Tiba-tiba...mimpi buruk datang...jam 1 malam pasukan tentara bersenjata lengkap (bawa pistol & senjata laras panjang!!!) menanyakan tentang 6 orang yang berangkat dari marina jam 2 siang tadi kepada kami yang sedang asyik membakar ayam.  aku pun mengangkat tangan, karena tahu kamilah(tim perintis) yang mereka cari.  salah seorang dari petugas marina menjelaskan status kami berenam sangat dicari-cari oleh seluruh satuan kemanan dari PT. Badak. malam itu juga kami diminta untuk segera meninggalkan Beras Basah.  duhhh...bener2 harga mati yang gak bisa ditawar.
     Aku bergegas membangunkan mami di tenda.  duhhh...mati belanda yang kedua kalinya...posisi bobo mami, Dwi, Yudhi & Mpo Necha malah memberi kesan negatif para satuan keamanan yang menjemput kami.  mami yang kubangunkan secara tiba2 langsung diinterogasi oleh bapak2 tersebut.  akhirnya kami disuruh mengumpulkan semua barang kami & segera menuju dermaga untuk diantar pulang ke Marina.
      Bener2 rasanya pengin menghilang ke mana za boleh deh, mo kehutan amazone yg banyak lintahnya, atau mendaki everest meski beresiko kena frosbite, atau ke savanah yellowstone dengan resiko diseruduk Bison asal bisa menghilang saat itu juga dari kawalan pasukan pengaman PT.Badak.  kami berenam pergi diiringi mas ipoel, masdav, dan denny.  bener2 gak ada yang bisa memberi pertolongan dari mimpi buruk yang dialami tim perintis.
mami masih sempat tertawa
   Kami beserta pasukan pengaman pulang dengan menggunakan 2 Speed dari PT. badak.  salah seorang tentara bersenjata laras panjang membesarkan hati kami dengan berkata bahwa itu semua hanya prosedur safety agar kami yang dianggap keluarga karyawan PT. Badak tidak mengalami hal-hal yang tidak diinginkan.  kami udah pasang muka lecek dan merasa ini hanya mimpi buruk sementara (kecuali mpo necha).  tolong deh siapapun bangunkan kami dari mimpi buruk ini, kalo ini beneran cuma mimpi. tapi, sayangnya bukan mimpi. aku menghipnotis diri bahwa kejadian ini cuma mimpi tetep gak berhasil. ya eyalah gagal, karena aku gak memiliki kemampuan hipnotis kayak romy rafael atau Uya Kuya.
Sempat bobo di Speed
     Sementara aku, mami, Dwi, yudhi mulai mengantuk malah Mpo Necha mulai tertawa-tawa heppy. ngiikkk... ini anak aneh banget, sumpah!!! dia excited banget dengan cara kepergian kami yang heboh.  necha berkata ini pengalaman yang tak terlupakan seumur hidupnya deh. palagi kalo sampe orang tuanya tau anaknya ditangkap ma pasukan bersenjata lengkap tengah malam.  selama perjalanan di speed, hapeku yang lowbat terus menerima pesan masuk dari mas ipoel.  beliau sangat khawatir dengan keadaan kami.  berhubung pulsa abis jadi aku gak bisa bales smsnya. sesampainya di Marina, kami ditanya tentang prosedur keberangkatan kami.  mami pun menjelaskan bahwa kami sudah mengisi buku tamu Marina dan menjelaskan bahwa kami akan bermalam di Beras basah.
      Saat itu, kami dituduh tidak melapor bahwa akan bermalam di Beras basah.  padahal itu sebenarnya misskomunikasi antar petugas karena adanya pergantian shif petugas marina.  kami digiring ke kantor pusat keamanan PT. Badak untuk melapor lagi.  therry, dwi dan Yudi disuruh mengendarai motor dengan dikawal 2 mobil petugas.  aku, mami dan Necha disuruh naik mobil Ranger bersama 1 petugas keamanan dan supir. aseli supirnya memuakkan banget.  bapak itu mengeluhkan betapa berat pekerjaannya karena harus dibangunkan tengah malam untuk mengantar kami sang penumpang gelap marina. si supir berniat hendak menurunkan kami ditengah jalan yang sunyi senyap untuk menakut-nakuti kami.  ngiikkk...dalam hati, silahkan deh pak!lebih baik jalan kaki sampe gempor daripada 1 mobil dengan monyet howler nyebelin.
     Sampai dikantor keamanan, kami dikumpulkan disebuah ruangan.  kami diminta menyerahkan KTP dan SIM untuk dicatat dalam buku tamu.  bener2 deh diinterogasi sampe mau pingsan rasanya karena mesti menjawab pertanyaan yang sama berulang-ulang.  kami ditanya dari cara kami melewati pos keamanan di Hop 3 hingga surat sponsor yang ternyata harus ada jika ingin memanfaatkan fasilitas Speed Marina.
        Bener2 urusan birokrasi yang sebenarnya mudah tapi sengaja dibikin pelik oleh para penegak hukumnya.  therry yang masih sempat BBm-an, menyampaikan pesan mas ipoel agar aku mengaktifkan hape sesampainya dirumah mas Ganteng dan juga jangan melawan perkataan petugas keamanan, pokoknya ikuti aja kemauan mereka.
     Kami bertemu dengan kepala satuan jaga PT Badak yang bener2 horor!!!kami diceramahi bahwa kemungkinan kami yang bisa menerobos keamanan PT Badak bisa dianggap sebagai tindakan teroris?!!!!!(bener2 jidatku sampe bekerut seribu, mendengar perkataan bapak2 itu).  beliau mengeluhkan kurangnya perhatian pemerintah Kota Bontang terhadap keamanan PT Badak ketika membuka pulau beras basah menjadi objek wisata.  beliau berpikir bahwa tindakan teroris sangat mudah dilakukan dari Beras basah terhadap Kapal tanker PT Badak yang melintasinya.  beliau berkata bahwa pulau Beras basah termasuk kawasan kekuasaan PT Badak sehingga setiap pengunjung Beras Basah wajib lapor dengan satuan keamanan Perusahaan.  aku yang udah kesel sampai di ubun2, mengeluarkan suara, "loh jadi, sebenarnya Pulau Beras Basah itu hak milik siapa pak?PT Badak atau Pemerintah Kota Bontang?kalo emang milik PT Badak terus kenapa dibuka menjadi objek wisata?!".  bapak itu pun berkilah, bahwa terjadi tarik ulur  tentang status kepemilikan pulau tersebut yaitu antara kepentingan keamanan PT Badak dengan kepentingan pariwisata Pemkot Bontang.  ngiikkkk... ngapain repot kalo gitu pak, PT Badak tentunya sanggup membeli Pulau Beras Basah dari Pemkot Bontang agar teroris gak bisa melakukan aksi sabotasenya, dasar Bodoh!!! maap sodara2...itu cuma sanggup ku ucapkan dalam hati mengingat pesan mas Ipoel agar kami tidak melawan petugas keamanan.
     Selanjutnya tragedi lainnya, mami dituduh berbohong oleh petugas karena mami berkata bahwa mas ganteng tidak ada dirumah karena sedang ke sangkulirang.  ternyata saat didatangi petugas keamanan, mas ganteng ada dirumah.  beliau sudah pulang ke rumah sejak jam 9 malam.
      Akhirnya mas ganteng diminta untuk menjemput kami.  kami bener2 tersiksa dengan rasa bersalah kami terhadap mas ganteng. sungguh mas...kami gak ada niatan menyusahkan mas ganteng.  kami pun sepakat akan memeluk mas ganteng beramai-ramai dan kompakan meminta maaf atas kejadian buruk ini (sebenarnya ini cuma action ajah, kan yang kenal mas ganteng cuma mami).
    Jam 3 menjelang subuh, mas ganteng memasuki ruangan kami. beliau masuk dan menepuk bahu therry untuk menenangkannya.  aku udah telungkup aja diatas meja karena kepalaku pusing berat akibat sesi interogasi yang menguras kesabaran sampe habis.
     Akhirnya kami pulang dengan naik motor masing2 kerumah mas ganteng.  aku langsung mencharge hape dan tak lama kemudian mas Ipoel menelpon.  setelah curhat ma mas ipoel atas peristiwa penangkapan kami, ternyata terjadi tragedi lagi sodara2... unit keamanan PT Badak menelpon mas Ganteng dan meminta agar aku, mami & mpo Necha tidak boleh menginap di rumah mas Ganteng.
     Hikzzzzzzzz...gak brenti2 nih penderitaan tim perintis.  Mas Ganteng pun menelpon salah seorang tetangganya, yaitu mba..... hehehe lupa namanya (maklom dampak traumatis).  akhirnya jam 4 subuh kami bertiga berjalan kaki sejauh satu blok untuk bermalam dirumah tetangga mas ganteng.  apesnya lagi mami bener2 lupa rumahnya si mba yang mana, jadilah 15 menit kami berjalan bolak-balik mencari pintu rumah yang benar.  aku mengusulkan gimana kalo gak usah nginap dirumah si mba, kita sekalian joging aja keliling komplek PT Badak, trus balik ke rumah mas ganteng. trus mami berkata, jangan ntar kita diangkut lagi ma mobil patroli keamanan.  akhirnya niat joging diurungkan karena rumah si mba udah ketemu.
      Selesai berbasa-basi dengan tuan rumah, mami dan mpo necha langsung tekapar ditilam yang satu2nya disediakan, sedangkan aku tidur dilantai dekat steker listrik karena mesti mencharger hape.  pagi jam 6 aku membangunkan mami & mpo necha (aku gak bisa tidur sama sekali) untuk pulang dan tak lupa langsung berpamitan dengan tuan rumah yang baik hati banget.  kami harus kembali ke pelabuhan tanjung laut jam 8 untuk menumpang kapal abah haji supaya bisa ke Beras Basah lagi.  gara2 begadang semalaman, semua pada terkapar. mas gun, yudhi, therry & dwi tidur pulas hingga tak mendengar ketukan kami dipintu depan rumah selama hampir setengah jam.  kami langsung bergantian mandi dan mengepak barang.  gara2 kebiasaan cowo2 susah bangun dipagi hari, kami terlambat dan ditinggal oleh abah haji. mas ipoel ceramah lagi ke aku lewat telpon, haha whatever.  orang lagi galau gitu gara2 mengalami kejadian luar biasa semalam.
muka bete kelamaan nunggu kapal
     Kami mulai mencari kapal yang bisa ditumpangi ke beras basah, ternyata dapat.  pemilik kapal meminta kami membayar Rp.200.000,- untuk mengantar kami ke beras basah.  kami setuju dan disuruh menunggu sampai jam 9 karena pemilik kapal sedang menunggu penumpang lainnya datang.  jam 9 lewat, kapal belum menunjukkan tanda2 akan berangkat.  kami mulai bertanya2, jadi berangkat gak sih.  kata pemilik kapal jam 10 baru bisa berangkat karena penumpang lainnya masih dalam perjalanan. akhirnya kami harus menunggu dan menunggu sampe kering kayak ikan asin di depan perusahaan es batu.  akhirnya penumpang kapal yang ditunggu datang juga.
mulai semangat menuju Beras Basah
     Kami mulai menaiki kapal dan duduk diburitan kapal.  kami langsung berfoto2 ria diatas kapal.  kami mulai ceria lagi karena akan kembali ke beras basah.  rasa gembira campur khawatir karena memikirkan reaksi pertama kali bertemu dengan anak2 pasca penjemputan paksa tim perintis oleh pasukan pengaman bersenjata lengkap.  biar 10 tahun lagi bakal gak ada yang lupa dengan kehebohan ini pastinya.  tapi kami saling menguatkan satu sama lain.  kami yakin itu semua sepadan dengan keberhasilan acara SB yang dirintis dari awal oleh tim perintis.
     Jedenkkkk.... touch down ke tiga di dermaga beras basah. gak ada yang menyambut kami, ternyata semua pada asyik snorkeling.  gapapa deh, kami pun menuju ke tenda seolah-olah tidak terjadi apa.  ternyata di tenda ada mba ina dan teteh yang langsung memberi pelukan selamat datang kepada kami.  tim perintis mulai berganti baju untuk bersnorkeling bersama.  saat itu, akhirnya mpo necha mau ikut menyeburkan diri ke laut bersama kami.
      Kami berenam bergantian snorkeling dengan memakai 2 kaca mata secara bergantian.  dasar si yudhi emang mau cari masalah, kalo snorkeling suka nabrak orang.  dia juga melupakan mpo necha yang saat itu sebenarnya mau snorkeling tapi gak bisa berenang.  akhirnya demi mpo necha, aku brenti snorkeling dan menyuruh dia memakai kaca mata snorkeling.  sebelumnya aku menyuruh di latihan tahan napas sebentar.  aku membawa mpo necha ke pinggiran terumbu karang.  aku menyuruh mpo necha berpegangan dan mulai menyelam untuk melihat terumbu karang yang dihadapannya.  bener2 deh...pengalaman menyelam yang bikin mpo necha takjub.  dia kegirangan melihat terumbu karang dan banyaknya ikan2 yang berenang disekitarnya.  setelah mpo necha puas melihat terumbu karang, kami mulai naik kepantai.  karena air laut mulai surut, kegiatan snorkling gak asyik lagi sehingga banyak yang berjalan2 mengitari pulau sambil berfoto2.
sweet memory
      Mas ipoel mencari aku untuk berbicara empat mata tentang mau dibawa kemana hubungan kita... (nyanyi ala armada band) upssss...salah,maksutnya tentang kejadian tadi malam (bener2 deh gak brenti2nya dibahas). beliau menyatakan penyesalannya karena gak bisa berbuat banyak untuk menolong tim perintis.  mas ipoel juga berharap agar ada struktur organisasi yang jelas di SB supaya kalo bikin acara lagi, lebih terkoordinir dan jelas siapa penanggung jawabnya.  oke deh mas...pesan & kesannya udah ku catat dalam agenda bersampul motif cheetah.
    Selanjutnya anak2 diminta berkumpul untuk acara saling memperkenalkan diri dan kesan pertama kali mengikuti trip Samarinda Backpackers bagi para newbie.  bener2 deh peserta kali ini banyak banget, lebih banyak dari trip sebelum2nya.  Acara kemping dinilai sangat sukses minus tragedi penjemputan paksa tim perintis oleh pasukan bersenjata lengkap.  tapi bener loh, selama aku menjadi tim perintis dari seluruh acara trip SB, yang ini yang paling menderita banget.  acara perkenalan selesai, tenda sudah dibongkar dan kapal abah haji sudah menunggu diDermaga.
     Pasukan SB mulai menaiki kapal untuk menuju pelabuhan tanjung laut dan memulai perjalanan pulang ke kota masing2.  di kapal bener2 penuh sesak, tapi gapapa karena akhirnya aku mendapat tempat duduk dihaluan kapal, aseekkkk.  bener2 deh biar panasnya minta ampun, si therry, mas ipoel, mami, dwi & masdav tetep berfoto2 ria diatas haluan kapal.  akhirnya sampai juga ke pelabuhan tanjung laut, anak2 langsung mengambil kendaraan masing2.  khusus tim perintis harus kembali ke rumah mas ganteng untuk mengembalikan barang pinjaman.  masuk ke Hop 3 jadi lebih rempong akibat insiden tadi malam.  sesampainya di rumah mas ganteng, anak2 langsung mandi & bersiap packing barang2 untuk dibawa pulang.  jam 5 teng kami meninggalkan rumah mas ganteng tanpa pamit pada empunya rumah karena beliau tidak ada ditempat.      

mari makan...
     Kami memutuskan menuju Bontang Kuala karena Mpo Necha ingin membeli oleh2.  Yudhi langsung mengajak kami membeli makanan di warung yang banyak terdapat di BeKa.  kami mulai makan sambil menikmati sore hari di sebuah Dermaga BeKa.  suasanya ramai, banyak keluarga, komunitas reptil, komunitas underground dan para muda-mudi yang ingin menikmati senja itu.   Suasana yang benar2 membuat kami melupakan beban pikiran yang kami rasakan.  kejadian gak enak dari tengah malam hingga minggu siang diberas basah sepertinya sirna sudah.

Tim Perintis di Dermaga BeKa
     inilah titik nol didermaga BeKa, pikirku.  titik nol dimana kami bisa tertawa bersama tanpa ingat sedikitpun kesedihan kami.  tim perintis yang benar2 solid karena sudah melewati hal terburuk dalam hidup kami bersama-sama.  kami bercerita sambil membayangkan jadi apa kami 5 tahun yang akan datang.  mudah2an 5 tahun yang akan datang kami bisa kembali disini di titik Nol dermaga BeKa, tempat yang sangat berarti bagi kami. saat itu, semua membayangkan mami & dwi akan tetap bersama meskipun dalan jalinan cinta yang rumit, Yudhi dan Mpo Necha akan bersama saling setia meski selisih paham sering terjadi, therry yang akan datang bersama kekasih hatinya, dan aku... (#Jlebbb)...mereka berlima mendoakan agar bisa bersama dengan my special man (makasih doanya teman2, tapi terlalu indah untuk dibayangkan jika semudah itu).
     Tepat jam 7 malam, kami mulai meninggalkan Dermaga BeKa dengan hati riang gembira. ternyata turun hujan deras sodara2...padahal kami belum keluar dari kota Bontang.  kami berteduh disebuah Bengkel yang berseberangan dengan Masjid Al Fatihah (kalo gak Salah).  sambil menunggu hujan reda, kami bercanda satu sama lain.  dasar Yudhi, dia kentut sembarangan bahkan kami semua dapat jatah.  Yudhi dengan tampang tak berdosa berucap:"lebih baik dikeluarkan daripada ditahan kan ya". wuasseemm, mami sebel setengah mati, masalahnya dikentuti berkali-kali. adegan mami yang sebel mengejar yudhi , membuat kami tertawa terbahak-bahak.  bener2 nih tim perintis udah gila semua kali, gak berhentinya ketawa2 mulu.
     Jam 8 malam akhirnya hujan berhenti, kami langsung melanjutkan perjalanan.  saat itu, aku yang menjoki motor dan mami duduk manis dibelakang.  Dwi membonceng Therry dan Yudhi membonceng Mpo Necha.  hujan yang turun membuat jalanan licin, sehingga memaksaku untuk super hati-hati.  kami jalan perlahan dan saling beriringan agar tidak berpisah.
     Sungguh perjalanan yang lama, padahal kami sudah mulai kelelahan dan mengantuk.  aku mulai merasa pegangan mami sudah hampir lepas berkali-kali.  2 kali aku menangkap tangan mami yang sudah terlepas dan akan terjatuh terpental kebelakang.  Hingga akhirnya aku nekat menjoki motor dengan tangan kanan, karena tangan kiriku harus memegang kedua tangan mami yang melingkar dipinggangku.  karena mami udah gak sanggup menahan kantuk, kami memutuskan untuk beristirahat di warung kopi.  setelah menghabiskan satu cangkir kopi, kami melanjutkan perjalanan.  ternyata efek kopi gak berpengaruh banyak terhadap mami, beliau tetep tidur pulas dibelakangku.  
Sitirohat di Mesjid
     Setelah durasi satu jam berkendara, kami singgah disebuah masjid.  kami beristirahat dan mencuci muka.  kami melanjutkan perjalanan lagi, perjalanan yang benar2 syeram banget karena udah larut malam.  akhirnya kami memutuskan berhenti untuk makan dan minum kopi lagi disebuah warung kecil.  sesudah kenyang dan rasa kantuk berkurang, kami melanjutkan perjalanan.  perjalanan malam itu bagiku bener2 menakutkan.  bukan suasana seram sepanjang kiri-kanan jalan,  melainkan saat aku kelelahan dan gak sanggup menahan tangan mami hingga jatuh ke jalanan.
     Beberapa kali aku mencubit tanganku agar tetap tersadar namun kelelahan memaksaku minta time out pada teman2.  ketika dari kejauhan aku melihat obor PLTGU dari muara badak, aku minta mami dioper ke Dwi.  aku senang karena jarak kota samarinda sudah tidak jauh lagi.  aku dibonceng therry sambil memegang galon.
    Pergantian penumpang dan penjoki membuat dwi, therry & Yudhi memacu motor mereka seperti lagi balap Racing F1. ngiikkk...bener2 deh...berbagai macam doa kupanjatkan dalam hati agar hal terburuk tidak terjadi.  akhirnya kami melewati lempake.  rupanya suasana seluruh kota Samarinda habis diguyur Hujan deras.  ketika melewati jalan M.Yamin aku sudah setengah tertidur, hingga therry menyuruh aku berpegangan.  "gak bisa ther, ni aku pegang galon.  gapapa bentar lagi kan sampe Beskem", ujarku.  akhirnya...sampai juga di Beskem tercinta tepat jam setengah duabelas malam.  setelah menaruh semua barang bawaan kami, kami langsung tertidur pulas di Beskem.
gaya ala Charlie's Angel dulu ya..
foto Prewedding ala Yudhi ma Mpo Necha

susah loh dapat moment lampu suarnya menyala
me on kafe singapur
me on dermaga BeKa
Menatap Sunset di Beras Basah






gaya dulu diatas kapal
pokoknya gaya dulu ya kan :D
menatap langit sore itu asyik banget
me & Mpo Necha
foto perselingkuhan mami dan Dwi :D
ini Ceritanya lagi diKapal ala Venesia gitu
Tim Perintis di PT Badak
foto seru didermaga
foto perselingkuhan Yudhi ma Therry ni ceritanya



We Are Survival Tim
Mpo Necha, Therry & Aku di dermaga Beras Basah
Sayang mereka semua deh
Dwi, Aku, Mami & Therry di Kafe Singapur
Muka Bahagia di Speed PT Badak

Muka Bahagia di Dermaga BeKa
Muka Musafir banget dah
     The End... Cerita Tim Perintis adalah Satu-satunya cerita yang hanya dimiliki oleh Aku, Mami Yovha, Dwi, Therry, Yudhi & Mpo Necha.  cerita kami sangat istimewa karena kami telah bersama-sama melewati kejadian terburuk dan terbahagia yang cuma kami berenam alami.  sebutkan berjuta cerita tentang petualangan Backpacker manapun, namun tidak ada ada yang bisa menyamai petualangan seru yang kami alami bersama.  ingatlah, masalah seberat apapun yang sedang kita alami sekarang, jangan membuat kita kalah.  kita sudah pernah lewati hal terburuk and Here We Are!kita tetap berdiri menghadapi Dunia. untuk Tim Perintis, kalian semua adalah Saudara yang terikat dalam sebuah cerita duka dan bahagia bersama dalam petualangan ke Beras Basah. ingat titik Nol di Dermaga BeKa. ingat janji yang telah kita ucapkan disana.  suatu saat nanti kita pasti akan kembali kesana.(24/Jun).

Bertualang Melihat Kerbau Kalang dan Indahnya Alam Kota Baru

  September 2022, kerbau kalang amuntai Mercu suar Pulau Tanjung Kunyit Pantai Teluk Tamiang Here I comes setelah 2 tahun tidak berlibur ke ...