Sunday, October 2, 2016

Kegiatan Wisata yang Ramah Penyu

Samarinda, 30 September 2016.

Penyu merupakan salah satu hewan purba yang masih hidup sampai sekarang. Ilmuwan memprediksi, penyu seusia dengan dinosaurus, dan telah ada sejak zaman Jura (145 – 208 juta tahun yang lalu).

Di Indonesia, semua jenis penyu dilindungi berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP) No. 7/1999 tentang Pengawetan Jenis Tumbuhan dan Satwa, yang berarti perdagangan penyu dalam keadaan hidup, mati maupun bagian tubuhnya dilarang. 

Terdapat 7 jenis penyu di dunia (sebagian ahli mengatakan 8), dan 6 diantaranya ada di perairan Indonesia, antara lain:
  1. Penyu Hijau (Chelonia mydas), atau Green Sea Turtle.
  2. Penyu Lekang (Lepidochelys olivacea), atau Olive Ridley Sea Turtle.
  3. Penyu Sisik (Eretmochelys imbricata), atau Hawksbil Sea Turtle.
  4. Penyu Belimbing (Dermochelys coriacea), atau leatherback Sea Turtle.
  5. Penyu Tempayan (Caretta caretta), atau Loggerhead Sea Turtle.
  6. Penyu Pipih (Natator depresus), atau Flatback Sea Turtle.

Menurut UU No.5/1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya, pelaku perdagangan (penjual dan pembeli) satwa dilindungi seperti penyu itu bisa dikenakan hukuman penjara 5 tahun dan denda Rp100 juta. Pemanfaatan jenis satwa dilindungi hanya diperbolehkan untuk kepentingan penelitian, ilmu pengetahuan dan penyelamatan jenis satwa yang bersangkutan.

Apa yang Dapat Anda Lakukan ?

Berikut yang disadur dari BKSD Jatim & ProFauna tentang beberapa hal yang harus anda perhatikan dengan cermat ketika anda sedang berada pada daerah habitat penyu atau ketika anda sedang berhadapan dengan penyu, antara lain:

Ketika Sedang di Air

  1. Berhati-hatilah ketika sedang membawa perahu bermotor, utamanya perahu cepat (speed boat). Tabrakan perahu kepada penyu dapat membunuh penyu. Kasus paling banya adalah penyu tercabik oleh baling-baling perahu. 
  2. Ketika sedang berada di dalam air, perhatikan jarak anda dengan penyu. Jaga agar anda tidak mengejutkan penyu atau mengganggu penyu yang sedang beristirahat, tidur, bahkan penyu yang sedang makan.
  3. Apabila ingin melakukan pengamatan, dekati mereka dengan sangat pelan, dan jauhilah penyu apabila mereka menunjukan tanda ketakutan.
  4. Jangan pernah menombak, menangkap, mengganggu, mempermainkan dan menduduki penyu! karapas penyu 

Para ahli mengatakan untuk tidak menyentuh atau memberi makan penyu. Jangan membuang sampah sembarangan, sampah bisa membahayakan penyu utamanya jika dimakan penyu karena dikira ubur-ubur.

Ketika Sedang di Pantai

  1. Hindari merusak sarang penyu! Jangan berkendara, berolahraga, bermain, dan berkemah di daerah pendaratan penyu.
  2. Hati-hati dengan api unggun! Cahaya dari api unggun akan menarik tukik yang baru menetas untuk mendekat dan mati karena terpanggang. tukik mengandalkan cahaya matahari atau bulan untuk memandu menuju laut.
  3. Jangan meninggalkan benda-benda besar di pantai pendaratan penyu seperti: payung, kursi, box pendingin dll, karena dapat mengganggu penyu dan mengurungkan proses bertelur penyu.
  4. Jaga hewan anda, utamanya anjing, karena anjing dapat membahayakan telur dan tukik (bayi penyu).
  5. Ketika di pantai, jaga lampu hingga seredup mungkin, disarankan menggunakan lampu merah. Lampu dapat membuat tukik bingung dan dapat berbalik dari air menuju ke darat.
  6. Tutupi lampu agar tidak kelihatan dari pantai, karena lampu dapat menakutkan bagi indukan penyu yang telah siap bertelur.

Panduan dalam Melakukan Pengamatan Penyu Bertelur

Melakukan pengamatan terhadap indukan penyu yang sedang bertelur adalah pengalaman yang sangat langka. Namun melakukan pengamatan tanpa panduan khusus dapat sangat mengganggu proses bertelur indukan penyu. Ikuti petunjuk sederhana dibawah ini untuk menghindari terganggunya proses peneluran :
  1. Kurangi kegaduhan hingga paling minimum, tetaplah tenang dan bergerak dengan pelan.
  2. Jangan mendekati penyu yang baru saja mendarat, karena pada saat ini level kewaspadaan penyu sedang pada tingkat tertinggi. Penyu dapat menjadi ketakutan dan berbalik ke laut.
  3. Indukan penyu yang belum bertelur harus ditinggalkan sendiri, tidak boleh didekati.
  4. Minimalkan penggunaan senter, sebaiknya menggunakan lampu merah. Jangan mengarahkan lampu langsung ke muka induk penyu.
  5. Mundurlah pelan-pelan jika penyu mengalami tanda-tanda ketakutan.
  6. Tidak boleh mengganggu tukik jika sedang bertemu dengan tukik ketika melakukan pengamatan penyu bertelur.
  7. Tidak boleh mengganggu sarang dan telur dari indukan penyu yang bertelur.
  8. Berusahalah untuk tidak melakukan pengamatan lebih dari 30 menit.
  9. Jangan pernah mengambil foto dengan lampu bantu (blits), sebelum indukan penyu bertelur. Lampu blits sangat mengganggu indukan penyu.
  10. Hanya mengambil foto dari belakang, penyu yang terkena lampu blits akan buta sementara dan mengganggu penyu dalam menemukan jalan kembali ke laut.
  11. jangan menghalang-halangi induk penyu yang selesai bertelur menuju ke laut, apalagi sampai menaiki punggung penyu.

Mengenai Tukik

  1. Apabila tukik terlihat bingung karena lampu dari kota, kampung atau hotel maka yang dapat anda lakukan adalah satu orang menutupi cahaya tersebut dengan dan tetap di belakang tukik. Sementara orang yang lain menuntun tukik ke laut dengan cara berdiri diantara tukik dan laut dengan posisi membelakangi laut, mengarahkan senter ke muka tukik dan pelan-pelan mundur ke arah laut. Tukik akan mengikuti cahaya lampu senter, lakukan terus hingga tukik berhasil menyentuh air.
  2. Jangan mengganggu, menyentuh tukik, atau mengangkat tukik dengan tujuan membantunya menuju air. Tukik harus berjalan sendiri menuju ke air.
  3. Jangan memfoto tukik yang menetas di malam hari dengan lampu blits karena mereka sangat sensitif terhadap cahaya blits.

Panduan Saat Menonton Pendaratan Penyu

  1. Gunakan baju/pakaian yang bewarna hitam atau gelap;
  2. Dengarkan dan ikuti petunjuk dari pemandu serta tidak berpencar dari grup;
  3. Tetap jaga jarak anda dengan penyu selama proses pendaratan telur penyu untuk membuat penyu tetap nyaman;
  4. DILARANG menggunakan Blitz atau sumber cahaya lain yang bisa menganggu penyu tersebut;
  5. JANGAN menganggu penyu ketika ingin kembali ke laut setelah proses pendaratan telur selesai dilakukan;
  6. LAPORKAN kepada petugas yang berwenang jika melihat/menemukan penyu yang sakit atau terluka;
  7. Pelepasan Tukik (dari penangkaran) sebaiknya dilakukan di malam hari guna meminimalisir adanya predator-predator yang menyerang tukik.

Apa yang menjadi Tanggung Jawab kita

Keberadaan penyu menjadi tanggung jawab kita bersama untuk tetap menjaganya, karena apabila jumlah penyu berkurang atau bahkan punah, maka keseimbangan lingkungan akan terganggu. peran serta dari kita dan masyarakat sekitar mutlak dibutuhkan untuk membantu para petugas penangkaran penyu menjadi lebih ringan.
  • BERHENTI mengambil dan atau menjual serta mengkonsumsi telur penyu;
  • TIDAK disarankan untuk berkemah, membuat api unggun serta aktivitas-aktivitas lain di pantai/pulau tempat biasa penyu mendaratkan telurnya terutama di musim penyu bertelur.
  • PASTIKAN pulau/pantai tempat pendaratan bersih dan tidak ada gangguan yang dapat menyebabkan penyu merasa terganggu atau terancam keberadaannya.

DON’T DO!

Jangan Menangkap & Memaksa penyu yang sedang berenang untuk selfie bareng. Penyu itu bernafas pakai paru-paru sama seperti manusia, jika panik atau stres hanya bisa bertahan 10 menit di dalam air dan black out.


Jangan mengerumuni Penyu kayak Es Cendol karena dapat membuat penyu stress. Jika binatang laut mengalami trauma atau stress maka mereka akan berdampak buruk terhadap ingatan dan nafsu makan mereka.

Jangan Menunggangi atau rodeo penyu. Tulang rusuk penyu bisa trauma atau cidera bahkan patah jika diberi beban yang sangat berat. Sudah ada kejadian di Florida, Amerika serikat. 2 orang turis wanita mengunggah foto trip mereka yang sedang menunggangi penyu. Akibatnya mereka dicari oleh pihak berwenang kemudian dijatuhi hukuman penjara dan denda 29,6 juta.


Jangan Memberi makan penyu. Hal ini biasa dilakukan oleh wisatawan untuk menarik minat penyu agar berenang mendekati wisatawan dan dengan mudah bisa difoto. Tindakan ini bisa berbahaya karena mengubah pola makan penyu dan bisa berakibat kegagalan sistem pencernaan jika makanan yang diberikan tidak bisa dicerna oleh penyu.

Jangan mengganggu proses penyu yang sedang bertelur. Begitu penyu mendarat di pantai para wisatawan sudah sibuk mengarahkan kamera untuk memfoto penyu, belum lagi penyu yang sudah terlanjur membuat lubang untuk menaruh telur-telurnya diganggu dengan suara berisik wisatawan dan blitz kamera ditambah lagi lampu sorot yang menerangi lokasi bertelur. 

Seekor penyu sisik yang akan bertelur, akan menggali sarangnya di pasir selama 45 menit. Dibutuhkan waktu 20 - 30 menit untuk meletakkan telur-telurnya. Bertelur dalam 1,5 jam dan menghasilkan telur paling banyak 200 butir, walau ukuran telurnya tergolong kecil dibandingkan penyu-penyu lainnya. Usianya dapat mencapai 100 tahun dan bertelur pada usia 10 - 20 tahun. Selagi bertelur dan menetaskan telurnya, penyu sisik akan bertelur lagi sekitar 2-5 tahun kemudian. Bisa dibayangkan bukan, lamanya waktu yang dibutuhkan penyu untuk bereproduksi? Sangat tidak seimbang dibandingkan dengan cepatnya perburuan telur penyu.


Jangan membeli telur Penyu. 

Tidak dipungkiri hampir di setiap daerah wisata penyu selalu ada penjual telur penyu, baik secara sembunyi-sembunyi maupun terang-terangan. Ada yang percaya bahwa telur penyu baik untuk kesehatan tubuh dan seksual serta obat penyakit. 

Menurut sebuah penelitian ilmiah dalam jurnal Environmental Health Perspective di tahun 2009, yang berjudul ‘Dangerous Delicacy’ – Contaminated Sea Turtle Eggs Pose A Potential Health Threat. kandungan zat kimia dari sampel telur penyu yang dijual di Peninsula Malaysia. Hasilnya, ditemukan kandungan senyawa yang tergolong Polutan Organik Persisten (POP) dan logam berat yang sangat berbahaya bagi kesehatan manusia. Kanker, liver, kerusakan sistem syaraf, dan gangguan sistem hormon endokrin adalah daftar penyakit yang dapat ditimbulkan dari zat berbahaya itu. Kandungan polychlorinated biphenyl atau PCB dalam telur penyu juga relatif tinggi yakni 300 kali di atas batas aman harian yang ditetapkan oleh lembaga WHO. PCB merupakan senyawa yang dilarang oleh Kongres AS sejak 1979 setelah terkait dengan kasus cacat lahir dan berbagai jenis kanker.

Telur penyu juga dilaporkan mengandung kadar kolestrol yang sangat tinggi. Satu telur penyu ternyata mengandung lemak dan kolestrol setara dengan 20 telur ayam. Kadar kolestrol tinggi akan berpotensi meningkatkan resiko penyakit jantung dan stroke. Masih ada dampak buruk lainnya jika telur penyu terus diambil untuk dikonsumsi manusia. Eksploitasi telur penyu berkontribusi terhadap menurunnya populasi penyu yang lambat laun bisa menyebabkan penyu punah. Prediksi ini tidaklah berlebihan mengingat penyu membutuhkan waktu yang lama untuk mencapai tingkat kematangan seksual untuk bereproduksi. Seekor penyu baru bisa bertelur setelah berumur 30 tahun.

Jangan Membuang sampah ke laut, terutama yang berasal dari plastik, microbeads dan karet. Semua sampah kebanyakan mengalir ke laut kemudian dengan bantuan arus laut, sampah mengalir hingga ke pulau-pulau yang jauh dan terpencil. Pulau-pulau yang menjadi lokasi bertelur dan feeding ground bagi penyu-penyu pun tak luput dari sampah.

Sampah kantong plastik sering dikira ubur-ubur oleh penyu hingga termakan oleh penyu, akibatnya penyu mengalami kegagalan sistem pencernaan dan mati. Dalam nekropsi penyu mati, kebanyakan ditemukan kantung plastik, micro plastik, sedotan, logam, punting rokok, dan microbeads. Semua sampah tersebut berasal dari manusia, oleh karena itu penting untuk tidak membuang sampah di laut.




Jangan membeli souvenir dari penyu sisik.

Aksesoris gelang, cincin , gagang kaca mata dan kalung yang terbuat dari sisik karapas penyu memiliki motif dan warna unik. proses pembuatan souvenir tersebut sangat kejam. penyu sisik ditangkap kemudian diserut dengan menggunakan pahat atau penyerut khusus, setelah selesai , penyu dilepaskan di laut. akibat bagi penyu, luar biasa mematikan.

Karapas penyu yang telah diserut membuat penyu kehilangan bouyancy, sehingga tidak bisa menyelam ke bawah air untuk mencari makan. karena selalu mengapung, karapas mereka yang tipis membuat mereka terpapar sinar matahari hingga akhirnya mereka mati akibat sunburn atau luka bakar. 

Jadi Jangan bangga pake aksesoris dari sisik penyu! buang semua aksesoris tersebut dan jangan menerima atau tetap memakainya dengan alasan sentimentil.

Lokasi : Papua

Jangan mengonsumsi daging penyu. walau dengan alasan obat penyakit ataupun karena penasaran. Pendapat yang beredar di kalangan masyarakat awam menyatakan bahwa dengan mengkonsumsi penyu dan atau telur penyu dapat menjadi ramuan obat dan kecantikan hanyalah mitos belaka. Bukan obat dan kecantikan yang didapatkan, tetapi penyakit yang beresiko menimbulkan kerusakan lever. 

Alonso Aguirre dkk dalam EcoHealth Journal (2006), yang berjudul Hazards Associated with the Consumption of Sea Turtle Meat and Eggs: A Review for Health Care Workers and the General Public menyatakan bahwa “…produk Penyu Laut (seperti daging, organ tubuh, darah, telur, dll) merupakan makanan yang biasa dikonsumsi oleh masyarakat di kebanyakan negara walaupun telah dilarang oleh peraturan. Bagaimanapun, mungkin terdapat bahaya (hazards) terkait dengan konsumsi ini dikarenakan adanya bakteri, parasit, biotoksin dan zat pencemar lingkungan laut lainnya. 

Pengaruh kesehatan mengkonsumsi penyu yang terinfeksi oleh zoonotic pathogens yang dilaporkan diantaranya diare, mual-mual (muntah) dan dehidrasi ekstrim sering berakhir di Rumah Sakit dan berakibat pada kematian. Tingkat logam berat dan campuran Organochlorine yang diukur pada Penyu laut sering berdampak pada gangguan syaraf (neurotoxicity), penyakit ginjal, kanker lever serta berpengaruh terhadap perkembangan janin dan anak”.(source: http://bpspldenpasar.info/bahaya-mengkonsumsi-penyu/).


Apa manfaat Penyu ? 

Di sadur dari WWF, Keberadaan penyu sangat penting, baik dari sisi ekologi maupun ekonomi. Penyu Hijau (Chelonia mydas) misalnya, berperan menjaga kondisi hamparan lamun di dasar laut. Penyu Sisik (Eretmochelys imbricata) merupakan pemakan spons di terumbu karang sehingga memungkinkan karang berkoloni dan terumbu karang menjadi sehat kembali. Telur-telur penyu yang tak berhasil menetas di sarangnya menjadi suplai nutrisi di lingkungan pasir sekitarnya.(sumber:http://oceana.org)

Dari sisi ekonomi, keberadaan Penyu Belimbing (Dermochelys coriacea) berperan menjaga ketersediaan ikan laut karena spesies ini memakan ubur-ubur yang merupakan pemangsa anak ikan. Dengan demikian, stok ikan sebagai sumber pangan pun terjamin. Selain itu, keberadaan penyu yang sehat dapat menjadi daya tarik ekowisata.

Bayangkan jika kalian snorkling di terumbu karang, namun karena penyu semakin langka, tidak ada yang mengurus kesehatan terumbu karang. Banyak karang mati dan tidak bisa ditumbuhi karang yang baru, keindahan terumbu karang pun berkurang. Begitu kalian berenang di laut, kalian pun tersengat ubur-ubur, pastinya menyakitkan dan menjengkelkan bukan?!.

Penyu sebagai pengontrol populasi ubur-ubur. Banyaknya ubur-ubur yang memangsa benih ikan membuat nelayan bersedih hati karena ikan hasil tangkapannya sangat sedikit. Seperti yang terjadi di perairan laut cina selatan dan perairan jepang. Ubur-ubur disana sudah digolongkan menjadi hama dan predator puncak. Yang ditangkap nelayan jepang hanyalah ubur-ubur nomura berukuran besar yang dapat merobek jala mereka dan tidak memiliki nilai ekonomis. Semua ikan telah langka karena dihabiskan oleh ubur-ubur tersebut. 

Jadi harap maklum kalau nelayan di dua Negara tersebut banyak berkeliaran di perairan internasional membawa pukat harimau untuk menangkap ikan bahkan tidak ragu memancing di wilayah ZEE atau laut territorial Negara lain.bayangkan jika ubur-ubur nomura tersebut bermigrasi dan mulai menginvasi perairan Indonesia? akibatnya sangat mengerikan karena menghancurkan industri perikanan dan pariwisata Indonesia.



·

Jadi, tak bosan-bosannya saya mengingatkan, jagalah kelestarian penyu demi kelestarian terumbu karang dan industri perikanan di Negara kita tercinta ini. 

Jika ada pengguna sosmed yang memajang foto yang mengganggu pelestarian penyu di habitatnya, tegur dengan sopan dan nasehati sebaik-baiknya. 

Laporkan kepada pihak berwenang seperti BKSDA, BPSPL, ProFauna, WWF untuk menindak lanjuti. Kita berharap dapat memberikan efek jera kepada penyiksa penyu, penjual telur penyu, penjual souvenir sisik penyu dan penjualan daging penyu agar tidak lagi mengulangi perbuatannya.

Saturday, October 1, 2016

Wisata Pengamatan Hiu Paus Yang Beradab

Samarinda, 30 September 2016.

Hai guys! … kali ini saya ingin menulis tentang hubungan pariwisata dengan kelestarian objek wisata. Tulisan ini adalah sebagai bentuk keprihatinan saya kepada kegiatan pariwisata yang dapat menimbulkan kerusakan ekosistem terumbu karang yang rapuh. 

Saya bukan siapa-siapa sih sebenarnya, hanya seorang traveller yang suka mengikuti isu pelestarian lingkungan. Dari mengikuti website, blog, akun social media dari badan penyelamat lingkungan baik nasional maupun swasta, badan otoritas pemerintahan, chanel tv animal planet dan national geographic serta buku-buku pengetahuan, semua saya baca dan pahami. Dari situlah timbul kesadaran ingin ikut menyuarakan gerakan pelestarian alam, tentunya dimulai dari diri saya sendiri kemudian saya mengajak teman-temen travelling serta pembaca setia blog saya, ciyekhhhhh….. kek punya secret admirer and reader ajaaah hahahaha *laugh out loud on the top of the Lonely Mountain.


Ide tulisan ini muncul setelah beberapa waktu lalu saya mengalami insiden dengan beberapa orang yang menurut saya melakukan perbuatan tidak pantas kepada binatang dan terumbu karang langka yang keberadaannya dilindungi oleh undang-undang Pemerintah Indonesia. 

Sungguh sangat memprihatinkan karena yang melakukannya sebagian besar oleh orang yang seharusnya dituntut untuk memiliki pengetahuan dan memberikan contoh interaksi yang baik serta bertanggung jawab mengawasi kegiatan wisata agar tidak melakukan tindakan merusak lingkungan. Sangat disayangkan malah pihak tersebut yang dengan sengaja mengarahkan dan melakukan tindakan mengganggu binatang dan vandalism terhadap terumbu karang.
 
Sebut saja mereka Operator Tur dan Tour Guide. Udah cukup lumrah mereka mengajak wisatawan untuk berinteraksi dengan cara yang salah terhadap binatang dan terumbu karang. Semua itu demi foto yang keren ketika liburan bersama tour trip mereka. Semakin bagus, semakin keren, semakin banyak mengundang decak kagum dan komen iri dari banyak orang maka semakin bagus dan menaikkan pamor agen trip mereka. Begitu foto mereka di upload ke social media, dengan kata-kata rekomendasi peserta tripnya sungguh menggugah minat calon wisatawan yang juga ingin menikmati sensasi liburan seperti mereka.
 
Padahal tindakan wisatawan yang dapat merusak keseimbangan ekosistem dapat dicegah jika Operator tour dan Tour Guide mengadakan Briefing sebelum melakukan kegiatan snorkling atau hopping island. Mereka bisa memberitahu kepada wisatawan cara yang baik untuk berinteraksi dan memberikan penjelasan mengapa hal-hal tersebut tidak boleh dilakukan. tapi kebanyakan kegiatan briefing ini tidak dilakukan, oleh karena itu wisatawan banyak mengabadikan foto wisata yang akan mengundang kontroversi karena ketidaktahuan mereka untuk berinteraksi yang baik dan anggapan bahwa tour guide mereka membolehkan.
 
Jika foto tersebut dilihat oleh orang yang mengetahui cara berinteraksi yang benar dengan binatang laut & terumbu karang, maka kritikan pun dilayangkan kepada si empunya foto. Jika si pemilik foto memahami bahwa tindakannya salah didalam foto tersebut dan menyadarinya kemudian menghapusnya dari akun social media serta mulai belajar cara berinteraksi yang benar, maka sungguh sangat mulia si pemilik foto tersebut karena mau belajar dari kesalahannya.
 
Tapi, beberapa kasus foto animal abuse dan coral reef vandalism yang di upload oleh tour guide berakhir ricuh di social media hingga masuk dalam berita online nasional. Hal ini disebabkan karena beberapa orang yang tidak bisa menerima kritikan dengan baik akan menyerang balik kepada orang yang mengkritik. 

Ini adalah kebiasaan jelek yang seharusnya tidak boleh dimiliki oleh Tour Guide dan Operator Tour. Seharusnya mereka memiliki kesadaran yang tinggi untuk tetap menjaga kelestarian lingkungan tempat mereka mengais rezeki. Seharusnya mereka sadar bahwa berinteraksi dengan cara yang salah akan mengakibatkan hewan laut stress dan menurun populasinya karena kematian atau bermigrasi ke tempat yang lebih aman dari gangguan manusia. seharusnya mereka sadar bahwa vandalism terhadap terumbu karang seperti tindakan menginjak, mencoret, mematahkan karang akan merusak keindahan karang dan membuat minat wisatawan berkunjung akan berkurang.
 
Saya berharap dan berdoa semoga suatu saat nanti akan ada pelatihan dan sertifikasi kepada operator tour dan tour guide yang beroperasi didaerah yang mendapat status taman nasional atau wilayah konservasi perairan yang dilindungi. 

Semoga dengan adanya sertifikasi Operator Tour dan Guide termasuk supir Speed boat maka kerusakan akibat aktivitas wisata di taman nasional yg menjadi objek wisata dapat diminimalisasi.
Mereka menjadi pioneer terdepan dalam kegiatan pelestarian alam.
Mereka mau berkerja sama dengan pihak pengelola taman nasional atau badan penyelamat lingkungan untuk bahu membahu menjaga dan mengawasi pelestarian alam.
Mereka mau bekerja sama dengan travel blogger dan photographer professional untuk mempromosikan keindahan objek wisata mereka.
Mereka mengarahkan wisatawan cara berinteraksi dengan benar terhadap hewan liar dan tidak merusak terumbu karang.
 
Jika semua tugas diemban dan dilaksanakan dengan ikhlas dan penuh tanggung jawab oleh para Operator tur dan tour guide, maka terciptasi harmonisasi antara alam dan manusia. Trip istimewa yang mereka berikan kepada wisatawan akan menimbulkan kesan yang sangat mendalam.
 
Sekarang ini sudah banyak muncul gerakan pariwisata dengan mengajak wisatawan melakukan kegiatan pelestarian alam sambil berwisata atau yang disebut Eco-Tourism. Misalnya kegiatan menanam transplantasi karang atau menanam bibit pohon bakau atau kegiatan bersih pantai. Kegiatan pariwisata ini sangat baik karena banyak sekali manfaatnya.
 
Nah dalam tulisan ini saya akan memaparkan beberapa contoh interaksi pelaku wisata yang patut ditiru dan yang tidak baik ditiru. Hal ini tidak bermaksud untuk menghakimi atau menyebarkan kejelekan pemilik foto yang saya masukkan dalam tulisan ini. Saya hanya menggunakan foto mereka untuk mengedukasi bagaimana cara menghindari interaksi yang salah terhadap binatang liar dan terumbu karang. Jadi niat mengedukasi jangan dianggap tindakan menjelek-jelekkan orang atau suatu daerah wisata ya, karena niat baik lebih sering disalah artikan sebagai serangan bagi orang-orang yang memiliki ketidaktahuan atau sudah tahu tapi tetap arogan. Mengedukasi disini berarti mengajak orang untuk melakukan tindakan yang melestarikan alam khususnya objek wisata yang didatangi dan pastinya akan menjamin keberlangsungan kegiatan pariwisata dimasa yang akan datang.

Wisata Hiu Paus

Lokasi wisata Hiu Paus di Indonesia : 
  1. Batuborani (Gorontalo), 
  2. Tali sayan & Derawan (kaltim), 
  3. Probolinggo (Jawa timur), 
  4. Teluk Cendrawasih (Papua).
baca di link : spot wisata pengamatan hiu paus di Kaltim
 
Pada tanggal 20 Mei 2013, Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia (KKP RI) mengeluarkan status perlindungan penuh terhadap hiu paus melalui Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan (KepMen KP) No. 18 Tahun 2013.

Indonesia sudah memiliki peraturan perlindungan Hiu Paus yaitu hiu paus dinyatakan sebagai satwa dilindungi berdasarkan keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan RI Nomor 18/Kepmen-KP/2013 tertanggal 20 Mei 2013, yang artinya segala bentuk eksploitasi terhadap hiu paus, termasuk pemanfaatan bagian-bagian tubuhnya telah dilarang secara hukum. Bagi pihak yang melanggarnya ada ancaman penjara maksimal 6 tahun dan denda maksimal Rp. 1,5 Milyar.

Tips Berinteraksi dengan Hiu Paus

  1. Jaga jarak. Beri ruang untuk hiu paus sejauh 2 m dari badannya dan 3 m dari ekornya bila berenang bersama. Walaupun hiu paus bergerak secara perlahan, tapi sangat berisiko terkena hempasan ekornya atau badannya yang besar.
  2. Sebaiknya jangan menggunakan alat selam atau menyelam di sekitar hiu paus. Pun kalau ada, pastikan hanya dua penyelam dalam satu kelompok. Ini karena hiu paus akan mudah terganggu dengan gelembung udara ketika menyelam.
  3. Mohon antri. Kalau mau snorkeling bersama hiu paus, digilir per kelompok. Satu grup maksimal 6 orang dan satu pemandu. Jadi kalau kamu dan rombongan mau snorkeling, bikin kloter berkali kali ya jangan sekali brek! Kayak Es Cendol!
  4. Kamera buat selfie? Boleeeeh asal matikan flash-nya ya! Kilatan cahaya bisa ganggu hiu pausnya loh.
  5. Kalau di dalam air, usahakan setenang mungkin.
  6. Jangan teriak-teriak di dalam air atau nyipratin air bak film India ke hiu paus ya, bakalan mengganggu hiu pausnya.
  7. Ini yang paling penting, jangan memegang dan mengejar hiu paus. Kalau dideketin, usahakan tenang ya.

Ingat, hiu paus adalah satwa liar. Let them wild! 

Berdasarkan saran dari para sinematographer di chanel TV Animal Planet & National Geographic, jaga jarak aman dan jika mereka mendekatimu maka itu adalah bonus.

Berikut tips interaksi aman dengan Hiu Paus :

1. Peraturan bagi Motoris.

Source : @conservationid

2. Peraturan bagi penyelam / skin diver / freediver.

Source : @conservationid

3. Peraturan bagi wisata memberi makan Hiu Paus di Batuborani, Gorontalo.

Berikut ini alasan mengapa kita harus melakukan interaksi yang aman dengan hiu paus :

Bisa terluka akibat kibasan ekor Hiu Paus. Jika Paus Hiu merasa terganggu, dia akan mengibaskan ekor atau siripnya yang besar ke pengganggunya hingga menimbulkan cedera. Jangan sampai patah tulang deh hingga tak bisa berenang kemudian tenggelam ke dasar lautan yang tak tampak *kemudian hening mencekam.


Memberi makan hiu paus membuat mereka senang mendekati manusia. Hal ini sangat berbahaya jika hiu paus mendekati kapal nelayan yang ingin mengambil sirip hiu untuk dijual.

  

Jaga jarak dengan mulut Hiu Paus sejauh 3 meter. Dengan punggung atas sejauh 3 meter. Dengan sirip ekor sejauh 4 meter.  berikut ini klarifikasi video nyata namun memberi informasi yang salah tentang diver yang diserang hiu paus. Hiu Paus adalah hewan pemakan plankton dan krill. di Indonesia, Hiu Paus banyak ditemukan di sekitar pondok atau kapal bagang ikan.  mereka tertarik dengan jaring ikan yang menampung ikan-ikan kecil kesukaan mereka. hiu Paus suka mengisap jaring bagang, oleh karena itu daripada jaring bagang dirusak oleh hiu paus, maka nelayan bagang memberi mereka makanan ikan kecil. kebiasaan ini membuat hiu paus mengenali manusia sebagai pemberi makanan. nah di video tersebut perilaku hiu paus yang terkesan menyerang diver sebenarnya adalah perilaku meminta makanan terhadap manusia. oleh karena itu, jaga jarak aman saat berinteraksi dengan hiu paus.


DON’T DO!

Memegang sirip dada Hiu Paus. Jika kamu memanusiakan Hiu Paus, coba bayangkan jika ada orang asing yang memegang pundakmu demi foto konyol, pasti kamu bakal marah, bukan?!

jangan ditiru

jangan ditiru

Jangan Menunggangi Punggung Hiu Paus. Bayangkan saja ada manusia asing minta digendong di punggungmu. Kalo gue sih langsung takasi tabokan mesra pake sendal outdoor gue yang tebelnya 1,5 cm ke wajahnya.



Jangan ditiru

jangan ditiru

jangan ditiru

Mengapa semua keribetan ini kita lakukan demi Hiu Paus? Karena Saat ini ikan hiu paus masuk ke dalam Appendiks II CITES dan juga termasuk kedalam daftar merah IUCN dengan kategori Rentan (Vulnerable). 

Hiu Paus memiliki rentang umur yang panjang antara 70-100 tahun. Mereka mengalami kedewasaan seksual pada umur 30 tahun. Betinanya dapat menghasilkan 300 embrio dan hanya melahirkan 6 bayi. itu pun belum ditambah dengan resiko dimangsa oleh predator yang lebih besar, tersangkut di jala nelayan hingga kehabisan napas, atau sengaja ditangkap oleh pemburu sirip Hiu, atau sengaja ditangkap hidup-hidup untuk dikirim ke luar negeri dengan tujuan khusus, atau sengaja dikurung di dalam jala apung untuk atraksi wisata. 

Apa manfaat Hiu Paus bagi ekosistem laut? 

Seperti yang diteliti oleh ilmuwan biologist, ikan ataupun mamalia laut yang berukuran besar menghasilkan pup/kotoran yang sangat banyak yang mengandung zat besi. Zat besi ini bermanfaat sebagai sumber makanan zoo plankton dan fito plankton. Plankton ini merupakan penyangga dasar rantai makanan dilaut. 

Bagi nelayan, kehadiran Hiu Paus dipercaya sebagai pembawa keberuntungan karena kemunculan Hiu Paus diiringi dengan kehadiran banyak ikan-ikan kecil. Perilaku ini kemungkinan karena tubuh ikan Hiu Paus yang besar dianggap sebagai ancaman bagi ikan yang berukuran lebih kecil, sehingga ikan-ikan kecil banyak berkumpul di belakang tubuh ikan yang menjadi blind spot sehingga mereka tidak dimangsa. 

Bagi para nelayan dengan kedatangan Hiu Paus yang memberitahukan adanya kerumunan ikan-ikan kecil sangat membuat mereka senang, oleh karena itu terjadi “simbiosis Mutualisme” antara nelayan bagang dengan Hiu Paus. Nelayan bagang memberi sebagian ikan mereka kepada Hiu Paus dan Hiu Paus membawakan keberuntungan kepada nelayan.
 
Setelah memahami semua “keribetan” ini, masih kah kalian menganggap ikan yang sering disebut “The Gentle Giant” dengan remeh? saya harap tidak dan Semoga pembaca bisa menghargai dan ikut melestarikan Hiu Paus. 

Jika ada foto di sosial media yang menampilkan tindakan mengganggu Hiu Paus, silahkan menegur langsung sang pemilik foto. tegur dengan sopan, namun jika pemilik foto tidak suka dinasehati dan merasa tindakannya didalam foto tersebut sah sah saja, maka silahkan dilaporkan ke badan atau lembaga pemerhati lingkungan seperti BKSD stempat, BPSPL, WWF Indonesia, Profauna, atau Aktivis penyelamat lingkungan. biar si pemilik foto mendapat sanksi sosial dan ada efek jera.

Saya harapkan kritik dan saran kepada pembaca artikel yang memiliki pengetahuan lebih banyak dari yang saya ketahui. mohon maaf bagi pemilik foto yang saya pakai di artikel ini, saya tidak menggunakannya untuk mendapatkan keuntungan materi, hanya bermaksud untuk mengedukasi para wisatawan agar lebih termotivasi untuk melakukan tindakan pelestarian alam terutama di lokasi objek wisata di seluruh daerah Indonesia.

So… the next topic is all about Sea Turtle. Please enjoy it!

Tuesday, August 23, 2016

Dokumentasi Terumbu Karang Kepulauan Bala-balakang Selat Makassar

BIOTA LAUT  KEPULAUAN BALABALAKANG

Kalo sudah soal laut emang ga pernah habis topik untuk diceritakan. Dari keindahan pulau, pantai yang cantik, terumbu karang yang indah, melimpahnya jumlah ikan hingga binatang laut yang unik. Saya udah sering bolak-balik ke kepulauan Balabalakang sejak tahun 2013 hingga sekarang  dan sama sekali tidak pernah bosan untuk mendokumentasikan karang dan hewan laut unik. Itu pun saya lakukan jika memiliki waktu disela-sela kegiatan saya mengguide wisatawan BIOTO.


Saya bukan seorang photographer jadi harap maklum koleksi foto-foto terumbu karang Makro, bukan yang terbaik. Untuk mengambil foto biota laut memang memerlukan stamina yang kuat untuk menjelajah hamparan terumbu karang, mata yang jeli untuk melihat jenis karang, kesabaran untuk menunggu hewan laut agar mau difoto dan kemampuan untuk snorkling & Freediving yag baik.

Latar Pendidikan Saya bukan jurusan Perikanan dan Kelautan, jadi harap dimaklumin juga pengetahuan saya terbatas untuk mengidentifikasi jenis-jenis karang. Tapi saya suka belajar, jadi setiap mengeksplore terumbu karang, saya suka menyebutkan nama biota laut yang sudah saya ketahui, sedangkan yang belum saya ketahui, akan saya foto dan disimpan untuk diidentifikasi.
 
Beruntungnya saya berteman dengan Mas Sea Amin, yang banyak mengetahui jenis-jenis Biota Laut. Beliau bekerja di WWF Kalbar untuk konservasi Penyu laut dan juga Guide Just Adventure yang memperkenalkan wisata Pulau-pulau di Kalbar seperti Pulau Lemukutan, Pulau Kabung, Pulau Randayan dan masih banyak lainnya. Beliau juga senang mengapload foto di akun social medianya untuk memperkenalkan Biota laut yang telah difotonya ketika berwisata. Dari foto-foto Mas Sea Amin saya belajar banyak tentang jenis-jenis Terumbu Karang dan Biota laut.
 
Disini saya akan mencoba menjelaskan pengertian terumbu karang menurut Wikipedia : “Terumbu karang adalah sekumpulan hewan karang yang bersimbiosis dengan sejenis tumbuhan alga yang disebut zooxanthellae. Koloni karang dibentuk oleh ribuan hewan kecil yang disebut Polip.[3] Dalam bentuk sederhananya, karang terdiri dari satu polip saja yang mempunyai bentuk tubuh seperti tabung dengan mulut yang terletak di bagian atas dan dikelilingi oleh Tentakel.[3] Namun pada kebanyakan Spesies, satu individu polip karang akan berkembang menjadi banyak individu yang disebut koloni.[4] Hewan ini memiliki bentuk unik dan warna beraneka rupa serta dapat menghasilkan CaCO3.[1] Terumbu karang merupakan habitat bagi berbagai spesies tumbuhan laut, hewan laut, dan mikroorganisme laut lainnya yang belum diketahui.[1]

Jadi, jika kau melihat sebuah bongkahan batu besar di antara terumbu karang, jangan pikir itu hanya sebuah batu biasa yang boleh diinjak untuk istirahat ketika snorkling. seperti yang dituturkan Nesha Ichida, Co-Founder & Director of Sustainability and Development Divers Clean Action, kepada KompasTravel (13/6/2016), Tak sedikit diver yang bumping into corals, itu kesalahan pertama. Padahal, butuh waktu satu tahun untuk menumbuhkan satu sentimeter koral," papar Nesha. Sama halnya dengan snorkeler, yang seringkali menginjak karang untuk pijakan kaki. Apalagi jika snorkeler tersebut menggunakan kaki katak (fin). "Biasanya snorkeler menyangka karang yang bulat besar itu mati, bisa diinjak. Padahal enggak, karang itu hidup," tambahnya.

Acropora, Family Acroporidae.

Berikut saya kutip dari Penulis Sudut Manokwari Blogspot :
 “…Genus Acropora memiliki jumlah jenis (spesies) terbanyak dibandingkan genus lainnya pada karang. Karang jenis ini biasanya tumbuh pada perairan jernih dan lokasi dimana terjadi pecahan ombak. Bentuk koloni umumnya bercabang dan tergolong jenis karang yang cepat tumbuh, namun sangat rentan terhadap sedimentasi dan aktivitas penangkapan ikan.

Karakteristik bentuk rangka kapur genus Acropora antara lain ialah:
• Koloni biasanya bercabang, jarang sekali menempel ataupun submasif.
• Koralit dua tipe, axial dan radial.
• Septa umumnya mempunyai dua lingkaran.
• Columella tidak ada.
• Dinding koralit dan coenosteum rapuh.
• Tentakel umumnya keluar pada malam hari.




Montipora, Family Acroporidae.

Berikut saya kutip dari Penulis Sudut Manokwari Blogspot :
 “…Genus Montipora sering ditemukan mendominasi suatu daerah. Sangat tergantung pada kejernihan suatu perairan. Biasanya berada pada perairan dangkal berkaitan dengan intensitas cahaya yang diperolehnya dengan bentuk koloni berupa lembaran.
Karakteristik bentuk rangka kapur genus Montipora ini antara lain ialah : 
  • Bentuk koloni bervariasi, ada yang submasif, laminar, menempel ataupun bercabang.
  • Ukuran koralit umumnya kecil.
  • Septa umumnya memiliki dua lingkaran dengan bagian ujung (gigi) muncul keluar. Apabila disentuh maka akan terasa tajam.
  • Tidak memiliki columella.
  • Dinding koralit dan coenosteum keropos.
  • Coenosteum memiliki beberapa tipe: Papillae bila coenosteum lebih kecil dibandingkan dengan ukuran koralit, dan tuberculae jika sebaliknya. 
  • Apabila berkelompok mengelilingi koralit disebut thecal papillae dan juga ada thecal tuberculae.


Fungi, Family : Fungidae.

Karang jamur (Fungiidae) termasuk salah satu suku karang keras (Scleractinian) yang hidup soliter dan bebas tidak melekat pada substrat dasar perairan. (web BIOTA jurnal ilmiah).
tubuhnya terdapat skeleton yang dibuat oleh epidermis dari CaCO3 dan bentuknya seperti mangkuk. Bagian oral agak melebar seperti corong yang dihiasi rangkaian tentakel-tentakel yang membentuk seperti daun bunga, panjang tubuh sekitar 7-10 cm, tetapi ada juga yang berukuran raksasa hingga 1 meter. Tubuh radial simetri dengan warna tubuh putih kekuningan. Tubuh terbagi menjadi 3 bagian utama, yaitu bagian cakram pedal atau bagian kaki, bagian kolumna atau skapus atau bagian batang tubuh danbagian cakram oral atau kapikulum. Antara bagian cakram pedal dengan bagian skapus dihubungkan oleh bagian yang disebut limbus. Sedang antara skapus dengan bagiancakram oral dihubungkan oleh bagian yang disebut collar. Mulut terletak di dasar dan menghubungkan dengan rongga pencernaan oleh bagian yang disebut stomodeum.

Ciri-ciri Utama :
  • · Terdapat mulut dengan alat pencernaan terbagi secara radial.
  • · Terdapat kerangka.
  • · Hidup dilaut.
  • · Ada skeleton yang dibuat oleh epidermis CaCO3.

. Polip berbentuk lingkaran

Porites, Family : Poritidae.

Koloni massive berukuran besar dengan permukaan relatif kasar dengan koralit relatif besar. Koralit mempunyai kolumella dengan septa mempunyai dua tentakel. Seperti triplet tidak bersatu. Warna coklat keabu-abuan.


Heliopora, Family : Helioporidae.

Karang ini biasanya tumbuh di rataan terumbu dekat tubir. Kadang-kadang mendominasi pertumbuhan karang di dekat tubir. Dikenal sebagai karang biru.


Gorgonian Sea Fan atau Karang Kipas.

Kipas laut atau coral yang berasal dari genus Gorgonia ini, adalah berbagai karang yang terdiri dari berbagai polip silinder yang tumbuh bersama dalam pola seperti kipas datar. Setiap polip di koloni memiliki delapan tentakel.

Struktur tubuhnya terdiri dari sebuah kerangka internal pusat, yang mendukung semua cabang koloni, serta jaringan hidup yang membentuk lapisan atas seluruh permukaannya.
Jaringannya sering berwarna warna merah, kuning, atau pun oranye. Polip menyebar di setiap permukaan tentakel mereka, yang berguna sebagai jaring untuk menangkap makanan si kipas laut, yaitu plankton . (source : Mongabay.co.id)


Tube Sponge, Filum : Porifera.

Berikut saya kutip (boniephoel.wordpress.com/) : "Porifera (Latin: porus = pori,fer = membawa) adalah sebuah filum untuk hewan multiseluler yang paling sederhana. Porifera juga disebut spons atau hewan berpori karena tubuhnya mengandung lubang-lubang kecil. pons porifera terbagi menjadi 3 kelompok :
 
a.Spons Asconoid
kelompok spons yang berbentuk seperti tabung sederhana yang berpori. Bagian dalam tabung yang terbuka di sebut spongocoel dan terdapat koanosit. Terdapat lubang besar yang berfungsi untuk mengeluarkan air dari tubuh spons (oskulum)

b. Spons syconoid
ukurannya lebih besar dari asconoid. Memiliki tubuh seperti tabung dengan oskulum tunggal,tetapi dinding tubuhnya lebih tebal dan memiliki pori-pori yang memanjang sampai ke dalam tubuh hingga membentuk suatu sistem saluran sederhana. Saluran ini diperkuat oleh koanosit dan flagela yang berfungsi memasukkan air ke dalam spongocoel dan mengeluarkannya melalui oskulum.

c. Spons leuconoid
Paling besar ukurannya dan paling rumit struktur tubuhnya. Saluran yang ada dalam tubuh spons ini menghubungkan sejumlah ruang-ruang kecil dan di sepanjang dinding-dinding saluran tersebut terdapat sel-sel berflagela. Air akan mengalir melalui saluran, kemudian masuk ke dalam ruang-ruang tersebut dan keluar melalui saluran pusat dan oskulum.

Ciri morfologi
  • Tubuhnya berpori (ostium)
  • Tubuh porifera asimetri (tidak beraturan), meskipun ada yang simetri radial.
  • Berbentuk seperti tabung, vas bunga, mangkuk, atau bercabang seperti tumbuhan.
  • Beberapa jenis porifera berukuran sebesar butiran beras, sedangkan lainnya memiliki tinggi dan diameter hingga 2 m.
  • Warna tubuh bervariasi, ada yang berwarna pucat, namun juga ada yang berwarna cerah, seperti merah, kuning, jingga, atau ungu.
Cara Hidup

Porifera hidup secara heterotrof. Makanannya adalah bakteri dan plankton. Makanan yang masuk ke tubuhnya dalam bentuk cairan sehingga porifera disebut juga sebagai pemakan cairan. Pencernaan dilakukan secara intraseluler di dalam koanosit dan amoebasit. Makanan di telan secara fagositosis dan oksigen di serap secara difusi oleh koanosit

HABITAT

Habitat porifera umumnya di laut, mulai dari tepi pantai hingga laut dengan kedalaman 5 km. Sekitar 150 jenis Porifera hidup di air tawar, misalnya Haliciona dari kelas Demospongia.

Porifera dewasa tidak dapat berpindah tempat (sesil), hidupnya menempel pada batu atau benda lain di dasar laut karena itu porifera terkadang dianggap sebagai tumbuhan.




Karang Otak, Brain Coral. Family : Faviidae. 

Karang otak adalah nama umum yang diberikan kepada karang dalam keluarga Faviidae. Disebut otak, karena bentuk umumnya bulat dan permukaan berlekuk yang menyerupai otak . 

Setiap kepala karang dibentuk oleh koloni polip genetik identik yang mengeluarkan kerangka keras kalsium karbonat , ini membuat mereka pembangun terumbu karang penting seperti karang batu lainnya dalam urutan Scleractinia .

Karang otak ditemukan di terumbu karang dangkal yang hangat di seluruh lautan di dunia. Mereka adalah bagian dari filum Cnidaria, di kelas yang disebut Anthozoa atau “hewan bunga”. Rentang hidup karang otak terbesar adalah 900 tahun. Pada umumnya, koloni ini dapat tumbuh lebih dari 1,8 meter. (source : Mongabay.co.id)



Lily Laut, Sea Lily. Family : Echinodermata

Crinoidea biasanya hidup di laut yang dalam (±3.648 m). Hidupnya dengan cara menempel di dasar laut, di barisan koral, atau membentuk taman laut. Jenis yang sekarang masih ada misalnya Antedon sp. 

Warna hewan ini sangat bervariasi, misalnya putih seperti berlian, kuning, hijau dan cokelat. Biasanya hewan ini hidup melekat pada batu karang dengan tangkai atau menggunakan alat pencengkram (siri) apabila tidak mempunyai tangkai. Bentuk tubuhnya bisa menyerupai bunga lili, bunga bakung atau bulu burung.

(source : http://blogpembelajaranbiologi.blogspot.co.id/)




Bintang Laut, Star Fish. Family : Echinodermata.

Bintang laut, walaupun dalam bahasa Inggris ia dikenal dengan sebutan starfish (ikan bintang), hewan ini sangat jauh hubungannya dengan ikan. Bintang laut merupakan hewan invertebrata yang termasuk dalam filum Echinodermata, dan kelas Asteroidea. 

Bintang laut merupakan hewan simetri radial dan umumnya memiliki lima atau lebih lengan. Bintang laut tidak memiliki rangka yang mampu membantu pergerakan. Rangka mereka berfungsi sebagai perlindungan. Mereka bergerak dengan menggunakan sistem vaskular air. Mereka bergantung kepada kaki tabung yang terletak di bagian ventral lengan bintang ular, yang berfungsi untuk pergerakan dan membantu makan. 

Bintang laut adalah hewan invertebrata yang bergerak bebas dengan menggunakan kaki-kaki tabungnya, merayap sepanjang dasar laut dalam kecepatan yang cukup rendah untuk kebanyakan spesies. (source : wikipedia.com)

Kerang Kima atau Bia. Family : Tridacnidae.

Kima termasuk dalam filum Mollusca, kelas Bivalvia. Hewan dalam kelas ini biasanya berbentuk simetri bilateral dan mempunyai cangkang setangkup dan mantel, bentuk cangkangnya digunakan untuk identifikasi (Romimohtarto, 2001). 

Lebih lanjut disampaikan pula bahwa bivalvia mempunyai tiga cara hidup yakni membuat lubang pada substrat, melekat langsung pada substrat dengan semen dan melekat pada substrat dengan bahan seperti benang (bysus).
 
Kima mempunyai 2 organ utama yaitu organ keras berupa cangkang sebagai identifikator spesies Kima, dan organ lunak yang dilindungi mantel luar berwarna cemerlang (hijau, biru, ungu, dan kuning) akibat difraksi cahaya lapisan matahari terhadap lapisan submikroskopik (submicroscopic layer) dari pigmen kristal tak berwarna (crystalline non-coloured pigment) (Calumpong, 1992).
 
Kima mempunyai cangkang yang terdiri dari dua tangkup simetris yang terbuat dari zat kapur, yaitu unsur kalsium karbonat (CaCO3). Zat kapur atau kalsium karbonat tersebut pada umumnya tersusun dari tiga jenis kristal yaitu kalsit, aragonit, dan vaterit. Ketiga bentuk kristal tersebut pada tiap – tiap jenis moluska hampir berbeda (Wilbur, 1994).
 
Cangkang Kima pada umumnya berwarna putih kekuning – kuningan. Permukaan cangkang bagian luar membentuk lekukan dan tonjolan ini tersusun sedemikian rupa sehingga terbentuklah suatu bangunan seperti kipas. Pada bagian yang menonjol tersebut terdapat lipatan berupa lempengan – lempengan yang tajam dan tersusun rapi. Pada tiap – tiap jenis Kima lipatan – lipatan tersebut bentuknya agak berbeda (Mudjiono, 1988).


Tridacna merupakan kerang yang berukuran besar, cangkangnya bisa lebih 1 m dan beratnya mencapai lebih 250 kg, jenis kima ini disebut kima raksasa (Tridacna gigas). Kima lain yang lebih kecil antara lain kima sisik (Tridacna squamosa), kima pasir (Hippopus hippopus), kima selatan (Tridacna Derasa), kima besar (Tridacna maxima), kima Cina (Hippopus porcellanus) dan kima liang (Tridacna crocea), kima liang hidupnya agak aneh, karena ia hidup terbenam dalam kerangka karang batu yang masif, hanya bibir cangkang yang tampak dari luar (Nontji, 2005). (source : http://bosan-kuliah.blogspot.co.id).


Anemon Laut, Family : Stichodactylidae

Anemon laut diklasifikasikan dalam filum Cnidaria, kelas Anthozoa, dan subclass Hexacorallia. Termasuk dalam Anthozoa karena sering ditemui memiliki polip besar, yang memungkinkannya untuk mencerna mangsa yang lebih besar. Digolongkan cnidaria, karena anemon laut sering ditemukan menempel pada karang., ubur-ubur, dan Hydra.

Anemon laut juga diketahui dapat memiliki puluhan hingga beberapa ratus tentakel di tubuhnya. Mulut, juga anus dari anemon laut, berada di tengah-tengah dan dikelilingi oleh tentakel bersenjata dengan banyak cnidocytes, yaitu sel-sel yang defensif dan digunakan untuk menangkap mangsa. 

Cnidocytes mengandung nematocysts menyengat. Dan setiap nematocyst berisi vesikel racun kecil yang penuh dengan racun aktin, filamen batin, dan rambut sensorik eksternal. Sentuhan pada rambut mekanis memicu ledakan sel, yang meluncurkan struktur tombak-seperti yang melekat pada organisme yang memicunya, dan menyuntikkan dosis racun dalam daging agresor atau mangsanya. 

Hal ini memberikan anemon perasaan lengket yang unik. Anemon laut juga memakan ikan kecil dan udang. Kebanyakan anemon laut tidak berbahaya bagi manusia, tetapi beberapa spesies yang sangat beracun (terutama Actinodendron, Phyllodiscus dan Stichodactyla) diketahui telah menyebabkan luka parah dan berpotensi mematikan. (source: Mongabay.co.id).






Ikan Badut, Clown Fish. Family : Pomacentridae, Amphiprioninae.

Ikan badut adalah ikan hias air asin dari subfamili Amphiprioninae. Terdapat sekitar 28 spesies dikenali, salah satunya berada di genus Premnas, sementara sisanya di genus Amphiprion. Ikan badut berwarna kuning, jingga, kemerahan atau kehitaman. Spesies terbesar dapat tumbuh mencapai panjang 18 cm, sementara terkecil hanya mencapai 10 cm.

Habitat
Ikan badut merupakan ikan karang tropis yang hidup di perairan hangat pada daerah terumbu dengan kedalaman kurang dari 50 meter dan berair jernih. Dengan daerah penyebaran di Samudera Pasifik (Fiji), Laut Merah, Samudra Hindia (Indonesia, Malaysia, Thailand, Maladewa, Burma), dan Great Barrier Reef Australia.

Makanan
Ikan badut merupakan ikan omnivore (pemakan hewan dan tumbuhan), jadi selain invertebrata kecil (crustacea & parasit yang melekat pada tubuh anemon), alga juga diketahui memenuhi 20 – 25% kebutuhan nutrisinya.

Transgender
Semua ikan badut berjenis kelamin jantan ketika mereka lahir. Setelah mereka dewasa , individu dominan akan berubah menjadi betina. Betina biasanya berukuran lebih besar daripada jantan dan akan menjadi pemimpin utama dari wilayah mereka.






Dendronephthya 

Jenis ini merupakan jenis yang indah oleh karena warnanya yang bervariasi dan menarik. Koloni mengandung duri-duri yang tak lain adalah supporting bundle pada polip. Spikula hampir sama dengan Stereonephthya terutama pada supporting bundle yang sedikit berbeda ialah pada interior tangkai, spikula berbentuk antler atau seperti bintang tak beraturan yang merupakan ciri khas kelompok Dendronephthya. Juga pada permukaan cabang, bentuk kumparan lebih runcing dan sempit (kurus).

Nephthea 

Jenis ini umumnya dijumpai di mana-mana terutama pada daerah yang kondisi terumbu karangnya mengalami kerusakan. Koloni berbentuk pohon, bagian batang/tangkai pendek dan lebar dilanjutkan dengan cabang yang pendek dan lebar. Kapitulum (catkins) tersusun seperti ranting dan daun pada pohon.  Tinggi koloni dapat mencapai 0,5 m. Sklerit pada tentakel kecil-kecil bentuk seperti bulan sabit. Pada polip sklerit berbentuk kumparan yang melengkung. Pada bagian interior tangkai/batang bentuk sklerit berbentuk kumparan lurus atau melengkung dan bercabang dengan ukuran 0,40 mm sedangkan pada permukaan berbentuk kumparan kecil dengan salah satu sisi mengandung duri-duri, juga berbentuk seperti bintang dengan ukuran 0,05 – 0,14 mm. Supporting bundle tersusun oleh kumparan kecil yang lebih padat, sehingga memberi sokongan yang kuat dan kokoh bagi polip.


Karang Gelembung, Bubble Coral. Plerogyra sinuosa

Karang gelembung adalah spesies yang membuat penasaran. Memiliki gelembung bulat dan vesikel polip seperti gelembung yang meluas di siang hari. Gelembung ini digunakan untuk mengumpulkan cahaya, yang sangat penting bagi pertumbuhan karang. Pada malam hari, tentakel polip berkembang untuk makan. Gelembung karang umum ditemukan disepanjang kawasan Indo-Pasifik dan Australia.

Bat Fish, Platax Teira. Family : Ephippidae. 

Ikan pipih ini nama latinnya adalah Platax orbicularis atau juga dikenal sebagai batfish melingkar, batfish orbiculate, atau batfish orbic. Ikan ini adalah ikan laut yang populer dan endemik perairan tropis Samudra Hindia dan Pasifik.

Tubuh Platax orbicularis hampir berbentuk bulat, dan sangat tipis. Ekornya, sekitar 20% dari panjang tubuh, berbentuk seperti kipas. Yang Jantan bisa tumbuh hingga 50 cm panjangnya. Usia remajanya memiliki kemampuan dan kamuflase alami untuk meniru seperti daun yang mengambang dan ganggang laut. Dan saat remaja itulah, mereka akan kehilangan warna coklat-oranye, dan bagian ekor relatif panjang dan sirip punggungnya. 

Sementara mereka juga memakan ganggang dan plankton di seluruh habitat terumbu alami mereka dari Indo – Pasifik. Orbiculate Batfish sangat ramah dan berdamai dengan jenis ikan lainnya, dan cukup sosial di antara individu sejenis lainnya, mereka akan membentuk grup atau kelompok dengan Orbiculate Batfish lainnya yang mereka temui di lingkungan mereka.

Di alam liarnya, batfish bundar ditemukan di perairan payau atau laut, dan biasanya di sekitar terumbu karang, pada kedalaman 5 sampai 30 meter. Tersebar dari Laut Merah dan Afrika Timur di timur sampai ke Kepulauan Tuamotu di Polinesia Perancis di barat, dan dari selatan Jepang di utara sampai ke utara Australia dan Kaledonia Baru. Walupun juga telah tercatat di lepas pantai Florida, di duga kuat penyebaran di sini sebagai akibat dari pembuangan spesimen akuarium.

Juvenile atau anakan dari ikan batfish hidup secara soliter atau hidup dalam kelompok kecil, di antara bakau atau laguna terlindung lainnya. Sedangkan yang dewasa hidup lebih komunal atau berkelompok. Dan ditemukan di perairan yang lebih terbuka. Juvenile batfish, corak dan warnanya sangat berbeda dengan induknya. Lebih berwarna dan unik. (source : Mongabay.co.id)


Penyu, Sea Turtle. Family : Cheloniidae 

Secara morfologi, penyu mempunyai keunikan-keunikan tersendiri dibandingkan hewan-hewan lainnya. Tubuh penyu terbungkus oleh tempurung atau karapas kerasyang berbentuk pipih serta dilapisi oleh zat tanduk. karapas tersebut mempunyai fungsi sebagai pelindung alami dari predator. Penutup pada bagian dada dan perut disebut dengan plastron. 

Ciri khas penyu secara morfologis terletak pada terdapatnya sisik infra marginal (sisik yang menghubungkan antara karapas, plastron dan terdapat alat gerak berupa flipper. Flipper pada bagian depan berfungsi sebagai alat dayung dan flipper pada bagian belakang befungsi sebagai alat kemudi.

Pada penyu-penyu yang ada di Indonesia mempunyai ciri-ciri khusus yang dapat dilihat dari warna tubuh, bentuk karapas, serta jumlah dan posisi sisik pada badan dan kepala penyu.

Penyu mempunyai alat pecernaan luar yang keras, untuk mempermudah menghancurkan, memotong dan mengunyah makanan (Rifqi, 2008). 

Penyu memiliki sepasang tungkai depannya yang berupa kaki pendayung, ini memberinya ketangkasan berenang di dalam air. Walau selama bertahun-tahun berkelana di dalam air, sesekali hewan kelompok vertebrata, kelas reptilia itu tetap harus naik ke permukaan air untuk mengambil napas. Itu karena penyu bernapas dengan paru-paru. 

Penyu pada umumnya bermigrasi dengan jarak yang cukup jauh dengan waktu yang tidak terlalu lama. Jarak 3.000 kilometer dapat ditempuh 58 – 73 hari. Tidak banyak regenerasi yang dihasilkan seekor penyu. Dari ratusan butir telur yang dikeluarkan oleh seekor penyu betina, paling banyak hanya belasan yang berhasil sampai ke laut kembali dan tumbuh dewasa. Itupun tidak memperhitungkan faktor perburuan oleh manusia dan predator alaminya seperti kepiting, burung dan tikus di pantai, serta ikan-ikan besar begitu tukik (anak penyu) tersebut menyentuh perairan dalam. 

Menurut data para ilmuwan, penyu sudah ada sejak akhir zaman Jurassic (145 - 208 juta tahun yang lalu) atau seusia dengan dinosaurus. Penyu Archelon, yang berukuran panjang badan enam meter, atau juga penyu cimochelys, yang berenang di laut purba seperti penyu masa kini (Wikipedia, 2007).



Ikan Buntal, Puffer Fish. Family : Tetraodontidae 

Ikan Buntal adalah ikan laut yang memiliki bentuk yang sangat unik, berbentuk bulat seperti bola bila sedang mengembangkan diri. Mengembangkan diri merupakan salah satu cara nya untuk menakuti/menghindari diri dari musuh/predator. Ikan buntal tersebar luas di negara tropis. Ikan buntal memang memiliki bentuk yang lucu(bulat), namun ternyata ikan ini memiliki racun yang sangat mematikan sehingga ikan ini dinobatkan sebagai vertebrata(hewan bertulang belakang) yang memiliki racun paling berbahaya kedua setelah Katak racun emas.

Klasifikasi Ikan Buntal

Kingdom : Animalia
Pilum : Chordata
Kelas : Actinopterygii
Ordo : Tetraodontiformes
Famili : Tetraodontidae
Genus : Colomesus
Spesies : Colomesus psittacus
 
Morfologi Ikan Buntal Ikan yang memiliki nama latin Colomesus psitaccus ini memiliki bentuk tubuh dengan panjang yang dapat mencapai sekitar 29 cm, namun jika sudah mengembungkan diri maka panjangnya bisa mencapai 90 cm. Karena bentuk tubuh yang bulat maka tidak heran jika ikan ini berenang dengan lambat. Ikan ini memiliki warna coklat tua atau hijau tua dan berwarna putih pada bagian bawahnya (dorsal). (source : http://ilmuikan.com/ikan-buntal/)


Mohon Maaf, jika data foto masih sangat minim, karena keterbatasan waktu & penelitian, saya akan menambahkan foto-foto secara bertahap.

source data :
http://salahsatusudutmanokwari.blogspot.co.id/2012/11/jenis-terumbu-karang.html
http://tkarang.blogspot.co.id/
http://www.coremap.or.id/
Mongabay.co.id
Wikipedia.co.id
http://www.belajarbiologi.com/2014/04/filum-porifera-karang-ciri-ciri-dan.html
https://boniephoel.wordpress.com/2011/02/24/porifera/#more-231

Bertualang Melihat Kerbau Kalang dan Indahnya Alam Kota Baru

  September 2022, kerbau kalang amuntai Mercu suar Pulau Tanjung Kunyit Pantai Teluk Tamiang Here I comes setelah 2 tahun tidak berlibur ke ...