Berbagai cerita, mulai dari Dunia Lain, Pedekate, Grepe", Ternoda, hingga
Tragedi Lintah
Minggu pagi yang ceria di Bukit Bengkirai |
Entah tanggal & bulan berapa trip ini
terjadi, Yang jelas, spesial trip yang
aku susun agar
mami bisa ikut kemping dan kembali menggila bareng, lanjutan dari trip beras
basah sebelumnya. Namun apa hendak dikata, karena bertepatan dengan acara
lamaran papi Ichal yang
sangat mendadak, maka
mami Yovha mesti berada di
Bontang bersama keluarga.
But, the show must go on. malam sabtu kami gathering di kafe Juanda 8 untuk mengumpulkan sumbangan bagi anak penderita kanker & TBC sambil membahas persiapan untuk kemping di Bukit Bengkirai. Mami yang ngenes banget pengin ikut kemping tapi ga bisa, akhirnya nekat jumat sore berangkat dari bontang bersama Denny & mpo Ria. jam setengah 11 malam, mami beserta rombongan datang ke kafe untuk melepas kangen dengan anak2 SB. malam itu, mami menginap dirumah yuni.
But, the show must go on. malam sabtu kami gathering di kafe Juanda 8 untuk mengumpulkan sumbangan bagi anak penderita kanker & TBC sambil membahas persiapan untuk kemping di Bukit Bengkirai. Mami yang ngenes banget pengin ikut kemping tapi ga bisa, akhirnya nekat jumat sore berangkat dari bontang bersama Denny & mpo Ria. jam setengah 11 malam, mami beserta rombongan datang ke kafe untuk melepas kangen dengan anak2 SB. malam itu, mami menginap dirumah yuni.
Sabtu pagi, aku menyusul mami ke rumah Yuni untuk
mengantar mami ke terminal Lempake. ternyata kondisi mami makin
mengenaskan sodara-sodara...saking penginnya ikut, beliau ngerengek-rengek
kayak anak kecil. berguling-guling di tilam sambil terisak betapa inginnya
mami ikut kemping. pikirku, coba ada kamera digital, maka akan ku rekam
kelakuan mami yang sumpahhh...bakal jadi Video Top versi Youtube. Ngenes
banget, tapi bikin sakit perut menahan ketawa.
Sabar...mamiku sayang...ntar kan bisa bikin acara
kemping lagi ma mami dan anak2 SB, hiburku. akhirnya mami pun mau
kembali ke bontang, setelah 2,5 jam aku menunggu. aku pun langsung
bergegas mengambil terpal
Dany kenya dan membeli
konsumsi untuk persiapan kemping di Bukit Bangkirai. setelah menunggu
yang lama bangeettttt di terminal bayangan Samarinda seberang, akhirnya aku,
denny, therry &
surya mulai menuju lokasi
Bang Dhyan &
Yudi yang menunggu di
Kilo 1.
Kami mulai melanjutkan perjalanan menuju Bukit
Bengkirai. ketika sampai di Kilo 38, kami berhenti untuk makan siang
& mengisi Bensin. saat Makan siang, surya ditelepon oleh
mas Ipoel yang
menanyakan keadaan kami dan memberitahu bahwa beliau tidak bisa ikut kemping
karena ikut acara kemping di KRUS bersama Alma Maternya. Spesial pesan
yang dibacakan oleh surya dari Mas Ipoel yaitu : "tolong jaga Umi - ku
yah...jangan sampai kenapa2 "wuiiii....serasa kayak membelah atmosfer
berlapis-lapis, meluncur bareng paus akrobatis, terus ngebut menuju rasi
bintang paliiing manis :D *iklan banget.
Okeh, cukup sesi bahagianya, sekarang sesi
menderitanya. memasuki daerah Sepaku untuk mencapai kawasan Bukit
Bengkirai memang memerlukan ilmu kanuragan yang tinggi sodara2. jalanan sempit
berlubang dan berpapasan dengan monster jalanan yang suka ngebut merupakan uji
nyali bagi seorang raider terutama aku satu2nya solo raider cewek dari tim
perintis.
Sampai di gerbang luar kawasan bukit bengkirai, kami
melihat papan penunjuk jalan yang menyatakan 8 km lagi untuk mencapai lokasi
utama Bukit Bengkirai. Ngeeekkkkk... kondisi jalannya ga bisa dideskripsikan
dengan kata-kata sodara2 sekalian. Off Road banget...ternyata didalam
hutan ini ada perusahaan pertambangan, pantas saja ada beberapa mobil Ranger
Ford lalu lalang.
Jam 3 teng...touch down di Camping Ground Bukit
Bengkirai. kami pun menyelesaikan administrasi untuk sewa tempat & tiket
masuk peserta kemping Samarinda Backpackers. ternyata ada masalah dengan
pembayaran sewa tempatnya.
Ini pelajaran berharga wahai Backpackers...jangan
pernah membayar sewa fasilitas jika tidak secara langsung di TKP dengan pihak
pengelola yang berwenang. sebagian uang muka sewa Camping Ground yang
ditransfer mami ke oknum yang mengaku sebagai keparat PT Inhutani ternyata
hanya modus penipuan baru. akhirnya kami pun mengalah dengan melunasi
seluruh biaya administrasi yaitu Rp.500.000 untuk sewa Camping Ground, tiket
masuk Rp.1.500/orang dan Rp.2.000/motor. Tak ingin berlama-lama dengan urusan
birokrasi pelik, tim perintis langsung mendirikan tenda & menyiapkan api
unggun dilokasi Camping Ground.
Jam setengah lima, persiapan kemah selesai.
kami menunggu lama hingga senja datang. sempat terlintas pikiran buruk,
jangan-jangan...anak2 batal datang hingga yang kemping cuma kami tim perintis.
ternyata jam setengah tujuh, anak2 Balikpapan Backpackers datang menyusul dan
langsung mendirikan sebuah tenda dome. Rupanya mereka mampir dulu di
perlindungan beruang madu baru menyusul ke lokasi perkemahan.
Entah mengapa...seiring surya tenggelam (bukan surya
sang ketua kemping) perasaan ku mulai ga enak, ku putuskan untuk tetap waspada
sambil berzikir tanpa henti dalam hati. kegelapan mulai menutupi seluruh
kawasan perkemahan kami yang hanya bermodalkan nyala api unggun. kami pun
berkumpul disekeliling api unggun sambil menyanyi dan menatap langit yang
spektakuler. bener2 ga ada duanya deh keindahan langit bertabur bintang malam
itu. kami takjub dan tak henti2nya mengucap Subhanallah.
Jam setengah sembilan malam, akhirnya pasukan
Samarinda Backpackers
yang ditunggu-tunggu datang juga. acara makan malam dengan menu tahu
sumedang, martabak, gorengan dan mie pancing dilahap tanpa sisa.
Malam itu, tenda kami di invasi oleh pasukan semut
Rang-rang yang beringas. semut2 itu rupanya tertarik dengan garam yang kami
tabur disekeliling tenda dan bekas2 bungkus mie yang dibuang
sembarangan.
Sekali lagi, pelajaran berharga wahai para
survival!!!menabur garam merupakan cara favorite untuk menghindari binatang
liar disekitar kemah tapi tentunya ada syarat dan ketentuan yang
berlaku. Syaratnya, lokasi tenda harus kering dan tidak ada sarang
semutnya serta wajib dijaga kebersihannya. jika tidak, maka kejadiannya
seperti yang kami alami malam itu. banyak korban menjerit-jerit
kesakitan digigit oleh pasukan semut.
Sesudah kenyang, kami mulai berkumpul disekeliling
api unggun untuk nge-games bareng. acara games-nya adalah permainan
berhitung 1 2 Dor. cara mainnya sederhana, setiap peserta harus menyebutkan
angka secara berurutan dan setiap angka kelipatan 3 dan memiliki kombinasi
angka 3 harus diganti kata dor. yang salah mengucapkan, dikenai hukuman harus
menyanyi atau menjawab pertanyaan. ketika aku mendapat giliran menyebutkan
angka, aku merasa ada yang mendorong punggungku secara tiba2, untungnya aku ga
sampai jatuh. ayat kursi pun ku lantunkan dalam hati karena aku tahu ga da
siapaun yang berdiri dibelakangku. games berlanjut, hingga
Cekal salah mengucapkan
angka. cekal pun dihukum.
Tiba2 Yuni langsung jatuh pingsan. anak2 pun
kaget dan langsung mengangkat dia ke tenda yang gelap gulita. diantara
ketegangan yang terjadi sempat ada kejadian lucu. saat dibawa ke tenda, yuni
yang pingsan membersitkan sebuah senyuman janggal. denny yang memperhatikan
ekpresi yuni, mulai keki dan melempar slayer ke wajah yuni karena mengira Yuni
sedang pura2 pingsan padahal itu belum sampai klimaksnya sodara2.
Tak lama berselang, yuni mulai berteriak2
ketakutan. Alhamdulillah ada pertolongan dari
Adhiet dan
Mba Yana untuk
mengobati Yuni. sang korban pun tersadar namun tetep...bikin takut seluruh
anak2 peserta Kemping. si korban melotot ke satu arah sambil mengucapkan "
kenapa aku diganggu, aku ga da salah kok diganggu" (always...never did
mistake).
Akhirnya acara games dihentikan, semua anak2 diminta
berkumpul didalam tenda. acara dilanjutkan dengan saling memperkenalkan diri
dan kesan pertama mengikuti trip SB bagi para newbie.
Tiba2 si korban berdiri meminta garam dan menarik
sang pacar menuju keluar tenda (sebenarnya pengin ketawa bercampur iba ngeliat
ekspresi ketakutan cekal, tapi suara tertahan ditenggorokan). sang korban dan
pacarnya keluar sambil dikawal Denny &
Ame menuju
pagar.
Setelah komunikasi ala Dua Dunia diiringi lempar
garam untuk buang sial, rombongan pun kembali ke tenda. suasana pun kembali
kondusif. anak2 mulai berkumpul disekeliling api unggun sambil menyanyi
diiringi gitar.
Sungguh malam yang panjang sehingga aku bingung mau
ngapain ajah. aku hanya tidur 1,5 jam kemudian bangun saat perut
mendadak kelaparan. aku menuju api unggun, ternyata disana ada
om Joe &
Mba Fath yang masih
melantunkan lagu syahdu, Denny &
mpo riesta yang duduk
merapat (woyy tangannya woyy...).
Aku mulai grusa-grusu mencari makanan. hanya ada
sosis dan jagung. teteppp...hajar bleh...perut udah minta diisi. Gak
lama, Therry terbangun dan ikut membantuku membakar jagung dan sosis.
akhirnya, bisa makan juga semenjak dari makan siang di Kilo 38.
Selesai makan, pikiran menjadi tenang hingga pikiran pun
melayang pada mami di Bontang. entah dia bisa tidur apa ga malam ini,
memikirkan acara kemping yang spesial ku adakan agar kami bisa menggila
bersama. acara yang ternyata diikuti secara kolosal oleh pasukan samarinda,
tenggarong & balikpapan backpackers ini ironisnya ga bisa diikuti oleh
mami. lebih ngenesnya lagi dengar kabar anak2 SB yang ga ikutan kemping
ditraktir main biliard & nge-Mall bareng sama mas Ipoel,
ngiiikkkk...hikzzzz entah mengapa suasana tengah malam menjadi mengharu-biru
dan mengaduk-aduk perasaanku. akh...whatever lah, dinikmati dan syukuri aja
yang ada.
Aku melamun menatap api unggun yg perlahan mulai
padam. kayu bakar ditambahkan ame agar api tetap menyala, malah
memicu banyak asap dan membuat mpo riesta batuk-batuk. ternyata sesi
batuk-batuk dilanjutkan mual-mual, hingga denny turun tangan memijit pundak
mpo riesta (so sweet banget yo). selanjutnya keadaan mpo riesta makin
mengkhawatirkan sodara-sodara...dia bolak balik ke toilet sendirian hingga
denny yang khawatir menyusulnya (tsaaahhhh...flasback saat pdkt mereka
critanya).
Akhirnya...saat kami duduk mengelilingi api unggun,
dibelakang terdengar suara mirip nangka jatuh...hahahaha upsss maksudnya suara
mpo rista yang jatuh pingsan tanpa ada yang menahannya dari hukum
gravitasi. kami pun langsung secepatnya berusaha mengangkat mpo riesta
(terutama denny yang ketiban rezeki dalam semalam mengangkat 2 cewek
pingsan). mpo riesta dibaringkan dipangkuanku di dekat api unggun biar
hangat. Mba Yana mulai mengecek keadaan mpo riesta.
Sewaktu pingsan, tubuh mpo riesta aseli di grepe"in
(wwwkkkkkk, sukses ngebully mpo riesta dengan kata2 ini). jilbab dibuka,
kancing baju bagian atas dibuka (denny sempat ngelirik dikit trus ku teriakin
woyyy, dilarang ngintip woooyyy), dan perutnya di olesin minyak kayu
putih. aku yang memangku mpo norie mulai khawatir saat dia menggigil dan
mulai susah bernapas. aku minta Adhiet dibangunkan, berharap dia tahu
penanganan sementara sakit mpo riesta. adhiet bangun dan mulai
mengeluarkan kemampuannya untuk mengatasi sakitnya mpo riesta. alhamdulillah,
keadaan mpo riesta membaik dan mulai tidur dengan tenang dipangkuanku hingga 1
jam kemudian (aseli betisku kurelakan kelipat selama 1 jam demi seorang
sahabat).
Pagi datang menjelang, kami sarapan bersama dengan
bahan makanan yang tersisa dan minuman instan. selesai sarapan, kami
mulai membongkar tenda sambil bercanda. banyak kisah seru yang terjadi
dalam waktu semalam dan dijadikan candaan terutama dibagian mpo riesta yang di
Grepe"in waktu pingsan dan anak2 kompak menunjuk denny yang jadi
tersangkanya. akibatnya, mpo riesta merasa sangat2 "ternoda" hingga
memasang muka ngenes yang membuat siapapun menjadi iba melihatnya
wwkkkkk...puasnya akoohhh ngebully anak orang(Grepe" pun menjadi jargon anak2
SB hingga beberapa hari kemudian).
Setelah tenda selesai dibongkar, kami pun beranjak ke
aula utama untuk berteduh dari hujan gerimis yang datang tiba-tiba.
sambil menunggu hujan berhenti dan kedatangan anak SB & BB yang menyusul,
kami sarapan di restoran aula. jam setengah sepuluh hujan berhenti.
seluruh pasukan bergegas menuju Canopy Bridge. setelah tawar menawar
harga tiket naik ke canopy bridge dengan petugasnya sambil menunjukkan
kwitansi penyewaan Camping Ground Bukit Bengkirai, akhirnya kami sepakat
membayar 1 tiket masuk seharga Rp.15.000/2 orang. harga normalnya untuk turis
domestik Rp.15.000/orang dan turis asing Rp.30.000/orang. karena aku
sudah 2 kali naik Canopy Bridge, aku tidak ikut dan hanya duduk di aula canopy
sambil mengobrol dengan Denny, bang julvi, bang rif yal, & bang
ismail.
Setelah anak2 puas menikmati pemandangan Bukit
Bengkirai dari atas Canopy Bridge, kami mengadakan sesi foto bareng dengan
seluruh Backpackers. wuihhh bener2 kolosal deh pesertanya. Alhamdulillah
acara kempingnya berjalan sukses. Jam 12 siang, kami memulai perjalanan
pulang. kami singgah di kilo 38 untuk makan siang.
Ternyata... aku ketiban sial sodara2 sekalian...saat
ganti baju di rumah makan, ternyata kaki ku digigit Lintah. orang2 baru
menyadari setelah si lintah jatuh ke lantai dan tanpa sengaja ku injak sampai
gepeng. banyaknya darah yang berceceran dilantai seperti mengisyaratkan
telah terjadi pembacokan atau pembunuhan wahai sodara2... (dramatisasi
lagi...). aku yang baru tau digigit lintah langsung lemas tak
berdaya. Therry yang berada didekatku ketiban rezeki karena ku
peluk. sungguh ku tak sanggup berdiri lagi, kesadaran mulai menipis.
daku berjuang mempertahankan kaki yang serasa gak bertulang, malunya gak
ketulungan deh jadi pusat perhatian di rumah makan.
Image ku sebagai raider cewek dengan jam terbang
tinggi dan anggota tim perintis yang perkasa mulai pupus hanya gara2
phobia ma lintah, ngeeekkkk...karena aku ga sanggup melanjutkan perjalanan,
aku dioper ke mobil
mas Dony. Denny
mengalah dengan mengendarai motorku menuju Samarinda.
Tengkyu berat deh buat denny yang padahal beliau udah
niat mo santai di mobil mas dony, malah mesti membawa motorku pulang. Terima
kasih sebesar-besarnya juga ma mas donny yang rela membawa penumpang yang
lemah tak berdaya, mukanya pucat, bersimbah peluh & air mata ini kembali
ke samarinda (ceileee....dramatisasi egen).
Ternyata diperjalanan pulang, kami melihat kecelakaan
lalu lintas. Motor melawan mobil dengan korban dipihak pengendara motor
yang kakinya bengkok dengan sempurna. setelah memastikan bukan anak SB
yang kecelakaan, kami melanjutkan perjalanan. sesampainya di jembatan
Mahakam, aku turun dari mobil mas donny untuk melanjutkan perjalanan pulang
kerumah dengan motorku yang dibawakan Denny.
We Are KalTim Backpackers |
The End...Sungguh perjalanan yang luar biasa
bersama pasukan Backpackers. 2 hari satu malam yang banyak menyimpan cerita
dan kenangan. pikirku, tidak akan ada perjalanan yang akan menawarkan alur
cerita yang sama. oleh karena itu, mudah-mudahan aku diberi umur
panjang, kesehatan dan rezeki agar bisa terus bersama dengan Samarinda
Backpackers melukis kenangan, menulis untaian cerita yang akan kami ceritakan
pada orang, bahwa kami adalah orang yang beruntung bisa bergabung di Komunitas
Samarinda Backpackers.
ah, ceritaku sama nene vs kangaroo gak diceritain, trus team penyusul nda disebutin,, u.u
ReplyDelete*ngambek ahhh*
wuahahahahha...kalo itu dimasukin, mak cerita ini jadi panjang kuadrat mpo...wwkkk kan tokoh utamax aku mpo :D
ReplyDelete*pokoknya ngambek :p*
ReplyDeletexixixixixi, mpo bikin cerita di lapak sendiri deh jiakakakakakakak...
ReplyDelete