Minggu, 19 Mei 2012
Me & Frisca di KRUS |
Minggu yang cerah, jam 10 siang aku berangkat
menuju Kebun Raya UNMUL Samarinda. malam sebelumnya sesuai dengan hasil
rapat by phone, kami akan mengadakan survei lokasi kemping pasukan Samarinda
Backpackers yang akan dilaksanakan minggu depan. pasukan surveyor dihari
minggu itu adalah : aku, surya, frisca, abim, mami & nene yang menyusul
belakangan.
Sampai di KRUS, kami memasuki kantor pengelola
KRUS untuk menanyakan persyaratan untuk melaksanakan kemping. setelah
mendapat semua informasi yang diperlukan, kami langsung menuju lokasi camping
ground yang ada didalam KRUS. berhubung kami udah basa-basi dengan staf
pengelola KRUS, kami masuk KRUS tanpa bayar alias gretongan
cyiiinttt...huhuyyy siswanto bangeuudttt :D.
Kami langsung menuju area camping ground yang terdiri
dari beberapa pilihan, dari yang tarifnya Rp.1.250.000,- hingga
Rp.100.000,-/hari. berhubung kita bikin acara gathering & camping
ala Backpackeran jadi kita mesti memilih paket kemping yang paling murah yaitu
yang Camping Ground-nya gratis tapi dikenai retribusi kebersihan Rp.100.000,-
tapi tanpa fasilitas air MCK (resiko milih yg paling murah siy). pilihan
dijatuhkan kepada lokasi kemping di undakan ketiga dari lamin utama yang
memiliki akses terdekat dengan WC dan Toilet (meskipun hanya menjadi fasilitas
pajangan karena gak bisa dipake). langsung deh, area kemping kami
amankan dengan memasang tali pengaman.
Mengecek lokasi kemping |
Nah, sekarang tinggal bikin jalur trekking, aku udah
siapkan tali rafia untuk membuat tanda sepanjang jalur trekking yang akan kami
buka didalam hutan KRUS. itu hanya tinggal rencana...karena ada dua
alasan. alasan pertama, sang ketua kemping yang ganteng lupa membawa
senjata andalannya yaitu parang. alasan kedua adalah ada 2 cewe cantik
berbetis mulus yang memakai celana 3/4, huhu fashion style mami & nene
minimalis dibandingkan aku yang memakai setelan ala perang yaitu celana levis
panjang dan tebal, baju lengan panjang, jumper, slayer, kaos tangan , kaos
kaki & sendal gunung (sebenarnya ini tindakan pencegahan menghindari
lintah hutan). Akhirnya demi kemaslahatan bersama, kami memutuskan cukup
sekian dan terima kasih ... ekhhh salah maksudnya survey lapangan untuk acara
kemping minggu depannya selesai sampai disini tepat jam 2 siang. mari pulang
:D
Sabtu, 26 Mei 2012
Mulai mengamankan area |
sang ketua kemping |
Tiba di Kantor pengelola KRUS, kami langsung menyelesaikan urusan
administrasi. kami membayar biaya kebersihan Rp.100.000,-ditambah tiket
masuk peserta kemping Rp.5.000/orang dan Rp.2.000/motor. kami
menganggarkan pesertanya sebanyak 15 orang. tak menyia2kan waktu kami
masuk ke KRUS yang saat itu lagi ramai dengan pengunjung. berdasarkan
rekomendasi dari pngelola, kami harus mencari Pak Singkir jika memerlukan
Guide untuk membuka jalur trekking di Hutan KRUS. jalur trekkingnya pun
bisa dipilih sesuai kemampuan, seperti jalur trekking untuk anak TK, SD, SMP,
atau Jalur Perang (maksutnya Perang lumpur deh).
Alhamdulillah, Pak singkir ada di tempat (maskudnya
di KRUS). beliau sedang bersama istrinya berada di warung yang mereka
kelola. warung itu berada di deretan pertama sebelah kiri dekat Musalla
dan toilet umum KRUS. kami berdua langsung mengutarakan keinginan kami
untuk memohon bantuan pak Singkir. Beliau setuju membantu kami untuk
membuka jalur trekking. jasa guide yang diminta Pak Singkir yaitu
sebesar Rp.150.000,- yang harus kami serahkan melalui pengelola KRUS.
Pak Singkir langsung mengajak kami untuk memulai pembukaan jalur
trekking. sebenarnya waktu itu aku belum siap lahir batin untuk ikut
serta, tapi apa daya kasih tak sampai, ekh...maksutnya emang gak da pilihan
untuk mundur mau gak mau harus mau ikut pembukaan jalur. padahal takut
setengah mati ma lintah, tapi diyakinkan ma Pak Singkir bahwa dihutan KRUS gak
ada lintah sama sekali makanya jadi mau ikut.
Pembukaan jalur dimulai...Aku, Surya & Pak Singkir memulai jalurnya dari samping Kandang Buaya. bener2 meruntuhkan imanku deh... sesuai permintaan Surya, Pak Singkir mencarikan Jalur Trekking Perang. belum apa2 kami udah naik 2 tanjakan bukit. baru 15 menit aku udah minta time out ma Surya, aku udah menghabiskan 1/2 botol Aqua yang satu2nya aku beli untuk diminum selama pembukaan jalur trekking. aku menyerah dan meminta izin untuk kembali ke warung Bu Singkir. Aku berencana pulang ke kafe Beskem untuk mengambil Carrier yang ku tinggal disana. setelah menyerahkan Aqua kepada Surya, aku berpamitan kepada mereka. Setidaknya aku senang banget ngeliat Semangat surya yang menggebu-gebu untuk melanjutkan pembukaan jalur trekking bersama Pak Singkir. okeh, akhirnya kami berpisah.
Sesampainya di tempat parkir motor, aku langsung memacu motor Surya menuju Kafe Beskem. aku mengambil Carrier, 1 galon air minum dan meminjam peralatan makan yang sekiranya diperlukan. setelah siap, aku mampir ke SMK Airlangga tempat mpo Frisca berada. Salut banget deh buat Mpo satu ini, yang selalu stand by untuk berkoordinasi dengan kami dan anak2 Backpackers lainnya. semua peralatan kemping yang kami perlukan, disiapkan dan dikoordinasikan oleh Mpo Frisca kepada seluruh peserta kemping yang bisa menyediakannya.
Rupanya Surya sudah selesai membuka jalur trekking dengan Pak Singkir. ketika aku sampai di KRUS, surya udah selesai makan di warung Bu Singkir (hihihi, maaf culia, aku gak bermaksut membuatmu menunggu lama). Surya memutuskan agar kami berkendara kembali ke tempat Ame untuk mengambil Tenda dan perlengkapan kemping lainnya sekalian mengambil Tenda Mas Dony di Beskem. ngeeekkkk....bener2 rempong cyiiinttt...gak papahhh...tetep semangaatttt...aku dan surya memulai perjalanan menuju rumah Ame. sesampainya disana, aku dan Surya langsung terkapar di teras rumah Ame. alhamdulillah sang tuan rumah menyuguhkan air es yang dingin & menyegarkan kepada kami. Ame sudah menyiapkan Tenda Mas Ipoel, Parang, dan Ubi Jalar untuk kami bawa ke lokasi kemping. setelah istirahat sebentar, kami langsung menuju ke Beskem untuk mengambil tenda dan baskom. akhirnya, kami kembali menuju ke KRUS, tapi sebelumnya kami berdua makan siang di Pondok Sakera dulu ya...isi tenaga dulu ya kan(jangan cemburu ya Fris, kan bukan Candle Light Dinner,wwwkkk).
Selesai makan siang, ternyata perjalanan kami dihadang oleh hujan deras. kami terpaksa berteduh di jalan AW.Syahranie. kami berteduh agak lama karena hujan. sekitar jam 3 hujan berubah menjadi gerimis dan kami langsung menuju ke KRUS secepatnya.
Sampai di KRUS kami langsung menaruh barang2 di area kemping. tak buang2 waktu deh pokoknya, kerjanya kek dikejar2 harimau huhu karena mesti kejar target mendirikan tenda dan mengumpulkan kayu bakar untuk api unggun. kami langsung menuju Lamin utama untuk mengambil tiang Bambu untuk dijadikan tiang Tenda dan kayu bakar. Rupanya saat itu ada dua sejoli sedang asyik mesra2an di Lamin. jelas aja kedatangan kami merusak suasana syahdu mereka. whatever...pokoknya kami langsung memilih bambu yang akan kami gunakan. selesai diikat, aku dan surya mengangkat ikatan bambu dipundak masing2 menuju lokasi tenda.
Aku dan surya mulai mendirikan tenda mas Ipoel yang kami pinjam. huhu...rempong cyyiinttt kalo yang mendirikannya 2 orang yang cuma memiliki pengalaman mendirikan tenda terbang & bivak, bukan tenda Modereng. 45 menit kami habiskan hanya untuk mendirikan tenda Eiger milik Mas Ipoel. ngiiikkk...selesai satu, masih ada pesanan tenda terpal untuk seluruh peserta kemping. ternyata Ame datang...huhuyyy...pekerjaan mendirikan tenda jadi lebih ringan.
Jam empat sore, Surya dihubungi oleh pengelola KRUS agar menyelesaikan kewajiban administrasi terakhir yaitu membayar jasa Guide untuk Pak Singkir. karena Surya sedang sibuk mendirikan tenda, akhirnya aku yang menggantikan beliau untuk mendatangi kantor pengelola KRUS. selesai urusan administrasinya, aku berinisiatif untuk menjemput mpo Frisca yang belum nongol2 juga ke KRUS. dengan meminjam helm mpo Novha, aku melaju ke perumahan TVRI dengan misi menjemput kekasih hati sang ketua kemping (huhu, biar ketua kemping semangatlah).
Aku dan mpo Frisca sampai ke lokasi kemping, dengan persiapan tenda yang udah 80 %. tinggal mengikat tali pengaman atap tenda biar kuat meskipun diterjang angin malam. pasokan bambu yang aku dan surya angkut sebelumnya gak cukup untuk api unggun, kebetulan ada mas timpakul, mas fadli, bang Dhyan, Yudhi, Akha, Sonny, ipul, aan, iqbal yang bisa dimintai tolong untuk mengangkat pasokan bambu dari Lamin Utama. nah, 2 tenda udah berdiri sekarang waktunya menyalakan api unggun dan lampu badai untuk penerangan area kemping.
Kegelapan malam mulai menyelimuti KRUS, tapi tidak mengahalangi kedatangan para Backpackers yang ingin ikut bergabung dengan acara kmeping & trekking yang kami adakan. bang Tino, Rilo, mas dony, mas riefadin, nene, & mpo Novha pun ikut datang meramaikan acara kemping malam itu.
Jam 8 malam, seluruh peserta kemping diminta untuk berkumpul disekeliling api unggun. huhu...pastinya kami akan megadakan acara perkenalan dan games seru. games malam itu adalah membisikkan 6 kata secara berantai ke seluruh peserta games. games yang bener2 menguji ketajaman telinga dan kemampuan mengingat yang baik sodara2 sekalian. apalagi kalo rangkaian kata2 yang diucapkan bener2 ajaib dan aneh. meskipun jantungku saat itu lagi gak bisa diajak kompromi. entah kenapa sejak senja datang tiba2 sekali dadaku terasa sesak. sepertinya ada yang meremas2 jantungku. belum pernah aku merasa sakit seperti ini, tapi aku haru bertahan biar bisa ikut meramaikan acara api unggun malam itu.
Saat yang paling berkesan bagiku adalah saat membisikkan
"samsiyah sanipah syaripah lopiatul qoriah". Apesss...banget
nasibku!!!bermula dari Jay yang menyusun kalimat tersebut. Sonny yang
berdiri disebelah kiriku membisikkan "samsiyah saniyah syaripah lopiatul
qoriah" dengan wajah tak yakin. aku menatap sonny dengan ekspresi penuh tanda
tanya, akhirnya sonny mengulang membisikkan kata "samsiyah sanipah syaripah
lopiatul qoriah". otakku langsung me-save kata2 tersebut secepatnya
meskipun kurang yakin dengan adanya perubahan saniyah menjadi sanipah.
tapi aku meyakinkan diri untuk menyebut kalimat kedua yang diucapkan sonny dan
ku teruskan ke Frisca yang berdiri disebelah kananku. permainan berakhir di
Yudhi, dia didaulat untuk menyebutkan kata yang dibisikkan Ame. entah
kenapa kok jadi "selamat siang lopiatul qoriah", kontan semua peserta
tertawa,huahahahahaahha.rupanya kesalahan dimulai dari ame yang salah dengar
dari bisikan Bang Dhyan. dari bang dhyan, bang timpakul, bang tino,
surya, frisca dan aku semua kompak mengucapkan "samsiyah sanipah syaripah
lopiatul koriah. dari Sonny hingga ke Jay semua kompakan bilang"samsiyah
saniyah syaripah lopiatul koriah" ngeeeekkkk...akhirnya aku yang kena hukum!
disuruh menjawab dengan jujur seluruh pertanyaan dari peserta game.
rupanya kesempatan ini digunakan langsung oleh mpo Frisca untuk bertanya
tentang oleh2 yg dikasi Abi kepadaku sehabis dari liburan ke Bali. surya pun
bertanya deskripsi mendetail tentang oleh2 Abi, bahkan bang timpakul pun
ikut2an bertanya tentang Abi kepadaku, owhhh no...serasa diberondong paparazi
deh wuahahahaha... hingga ku berucap "tolong yak, bisa diganti gak objek
pertanyaannya?jangan tentang abi mulu nah" alhamdulillah mereka langsung
berhenti mem-bully diriku wueheeee...siswanto banget (dalam hati berucap
syukur deh tapi kesian keknya ada yang keselek bertubi-tubi deh malam ni).
Games dilanjutkan dengan target sasaran mem-bully bang Tino Tindangen yang nota bene penyiar RRI. bener2 deh sesi tanya jawab terlama diantara semua peserta. rupanya banyak yang tertarik dengan pengalaman bang Tino selama menjadi penyiar. aku yang udah kelelahan, udah duduk berdiri berkali-kali. udah capek banget kaki ditambah jantung yang sakit akhirnya aku duduk ditumpukan bambu bersama Sonny. saat itu Sonny terdiam, hingga aku bertanya ada apa, tapi dia bilang gak kenapa2 kok. yo wis...
Alhamdulillah sesi tanya jawab Bang Tino selesai dan
berakhirlah games malam itu. mari siap2 bersitirohat, tapi sebelumnya
ayuk pipis dulu. frisca dibonceng surya dan aku dibonceng Sonny menuju toilet
yang berjarak 200 meter dari kemping ground, ngeeekkk...bener2 seram tau
perjalanan yang harus ditempuh demi pipis doank. fasilitas toilet gratis
tersebut bisa dipakai oleh seluruh peserta kemping atas kebaikan hati Pak
Singkir. Beliau sengaja membiarkan toilet umum tersebut tidak terkunci
agar pada malam hari kami bisa memakainya. maklum, kami gak dapat jatah
air untuk MCK di toilet dekat kemping Ground dengan alasan pengelola KRUS
tidak sempat menyediakannya berhubung acara kami dadakan banget. udah
selesai pipis, kami kembali menuju perkemahan. sambil diperjalanan,
Sonny bercerita ketika acara games api unggun ada yang ikut memperhatikan
kita. sonny bilang dia bisa merasakan hal2 mistis seperti
itu...*jlebb...huhu kok kita sama ya son...cuma malam itu aku merasa aneh aja
dengan penyakit dadakanku. udah akh...gak usah dipikirin ntar malah gak
bisa bobo dengan tenang. akhirnya sampai juga di perkemahan.
Aku langsung menuju tenda mas Ipoel dan bubu cantik didalam tenda bersama Nene. aku berusaha tidur sambil berzikir dan berdoa semoga saat terbangun nanti jantungku ini masih berdetak tanpa rasa sakit. entah berapa lama aku tertidur, tapi rasa sakit dijantungku masih terasa. kupejamkan mata untuk kembali tidur. ku terbangun dan langsung menatap jam hape yang menunjukkan jam 1 tengah malam, tapi aku senang karena jantungku tidak sakit lagi. aku merasakan kesunyian di sekitar api unggun. ku putuskan untuk melanjutkan tidur.
Jam setengah empat subuh Nene minta ditemani ke toilet, tapi aku gak berani kalo cuma kami berdua yang ke toilet. setelah lirik sana-sini tapi gak ada yang bangun akhirnya kami megurungkan niat untuk ke toilet. hingga azan shalat subuh berkumandang, aku mulai berani untuk mengantar nene ke toilet. akhirnya cita2 nene kesampaian juga :D.
Menikmati datangnya pagi itu syahdu banget loh...apalagi ditengah2 hutan. suara burung yang berkicau dan suara monyet dari kejauhan membuat suasana hutan menjadi lebih eksotis, wuiiihhh...gak terasa teman2 udah banyak yang bangun dan berkumpul didepan api unggun.
Tenda pasukan Backpackers |
Pembukaan jalur dimulai...Aku, Surya & Pak Singkir memulai jalurnya dari samping Kandang Buaya. bener2 meruntuhkan imanku deh... sesuai permintaan Surya, Pak Singkir mencarikan Jalur Trekking Perang. belum apa2 kami udah naik 2 tanjakan bukit. baru 15 menit aku udah minta time out ma Surya, aku udah menghabiskan 1/2 botol Aqua yang satu2nya aku beli untuk diminum selama pembukaan jalur trekking. aku menyerah dan meminta izin untuk kembali ke warung Bu Singkir. Aku berencana pulang ke kafe Beskem untuk mengambil Carrier yang ku tinggal disana. setelah menyerahkan Aqua kepada Surya, aku berpamitan kepada mereka. Setidaknya aku senang banget ngeliat Semangat surya yang menggebu-gebu untuk melanjutkan pembukaan jalur trekking bersama Pak Singkir. okeh, akhirnya kami berpisah.
Sesampainya di tempat parkir motor, aku langsung memacu motor Surya menuju Kafe Beskem. aku mengambil Carrier, 1 galon air minum dan meminjam peralatan makan yang sekiranya diperlukan. setelah siap, aku mampir ke SMK Airlangga tempat mpo Frisca berada. Salut banget deh buat Mpo satu ini, yang selalu stand by untuk berkoordinasi dengan kami dan anak2 Backpackers lainnya. semua peralatan kemping yang kami perlukan, disiapkan dan dikoordinasikan oleh Mpo Frisca kepada seluruh peserta kemping yang bisa menyediakannya.
Rupanya Surya sudah selesai membuka jalur trekking dengan Pak Singkir. ketika aku sampai di KRUS, surya udah selesai makan di warung Bu Singkir (hihihi, maaf culia, aku gak bermaksut membuatmu menunggu lama). Surya memutuskan agar kami berkendara kembali ke tempat Ame untuk mengambil Tenda dan perlengkapan kemping lainnya sekalian mengambil Tenda Mas Dony di Beskem. ngeeekkkk....bener2 rempong cyiiinttt...gak papahhh...tetep semangaatttt...aku dan surya memulai perjalanan menuju rumah Ame. sesampainya disana, aku dan Surya langsung terkapar di teras rumah Ame. alhamdulillah sang tuan rumah menyuguhkan air es yang dingin & menyegarkan kepada kami. Ame sudah menyiapkan Tenda Mas Ipoel, Parang, dan Ubi Jalar untuk kami bawa ke lokasi kemping. setelah istirahat sebentar, kami langsung menuju ke Beskem untuk mengambil tenda dan baskom. akhirnya, kami kembali menuju ke KRUS, tapi sebelumnya kami berdua makan siang di Pondok Sakera dulu ya...isi tenaga dulu ya kan(jangan cemburu ya Fris, kan bukan Candle Light Dinner,wwwkkk).
Selesai makan siang, ternyata perjalanan kami dihadang oleh hujan deras. kami terpaksa berteduh di jalan AW.Syahranie. kami berteduh agak lama karena hujan. sekitar jam 3 hujan berubah menjadi gerimis dan kami langsung menuju ke KRUS secepatnya.
Sampai di KRUS kami langsung menaruh barang2 di area kemping. tak buang2 waktu deh pokoknya, kerjanya kek dikejar2 harimau huhu karena mesti kejar target mendirikan tenda dan mengumpulkan kayu bakar untuk api unggun. kami langsung menuju Lamin utama untuk mengambil tiang Bambu untuk dijadikan tiang Tenda dan kayu bakar. Rupanya saat itu ada dua sejoli sedang asyik mesra2an di Lamin. jelas aja kedatangan kami merusak suasana syahdu mereka. whatever...pokoknya kami langsung memilih bambu yang akan kami gunakan. selesai diikat, aku dan surya mengangkat ikatan bambu dipundak masing2 menuju lokasi tenda.
Aku dan surya mulai mendirikan tenda mas Ipoel yang kami pinjam. huhu...rempong cyyiinttt kalo yang mendirikannya 2 orang yang cuma memiliki pengalaman mendirikan tenda terbang & bivak, bukan tenda Modereng. 45 menit kami habiskan hanya untuk mendirikan tenda Eiger milik Mas Ipoel. ngiiikkk...selesai satu, masih ada pesanan tenda terpal untuk seluruh peserta kemping. ternyata Ame datang...huhuyyy...pekerjaan mendirikan tenda jadi lebih ringan.
Jam empat sore, Surya dihubungi oleh pengelola KRUS agar menyelesaikan kewajiban administrasi terakhir yaitu membayar jasa Guide untuk Pak Singkir. karena Surya sedang sibuk mendirikan tenda, akhirnya aku yang menggantikan beliau untuk mendatangi kantor pengelola KRUS. selesai urusan administrasinya, aku berinisiatif untuk menjemput mpo Frisca yang belum nongol2 juga ke KRUS. dengan meminjam helm mpo Novha, aku melaju ke perumahan TVRI dengan misi menjemput kekasih hati sang ketua kemping (huhu, biar ketua kemping semangatlah).
Aku dan mpo Frisca sampai ke lokasi kemping, dengan persiapan tenda yang udah 80 %. tinggal mengikat tali pengaman atap tenda biar kuat meskipun diterjang angin malam. pasokan bambu yang aku dan surya angkut sebelumnya gak cukup untuk api unggun, kebetulan ada mas timpakul, mas fadli, bang Dhyan, Yudhi, Akha, Sonny, ipul, aan, iqbal yang bisa dimintai tolong untuk mengangkat pasokan bambu dari Lamin Utama. nah, 2 tenda udah berdiri sekarang waktunya menyalakan api unggun dan lampu badai untuk penerangan area kemping.
Kegelapan malam mulai menyelimuti KRUS, tapi tidak mengahalangi kedatangan para Backpackers yang ingin ikut bergabung dengan acara kmeping & trekking yang kami adakan. bang Tino, Rilo, mas dony, mas riefadin, nene, & mpo Novha pun ikut datang meramaikan acara kemping malam itu.
Jam 8 malam, seluruh peserta kemping diminta untuk berkumpul disekeliling api unggun. huhu...pastinya kami akan megadakan acara perkenalan dan games seru. games malam itu adalah membisikkan 6 kata secara berantai ke seluruh peserta games. games yang bener2 menguji ketajaman telinga dan kemampuan mengingat yang baik sodara2 sekalian. apalagi kalo rangkaian kata2 yang diucapkan bener2 ajaib dan aneh. meskipun jantungku saat itu lagi gak bisa diajak kompromi. entah kenapa sejak senja datang tiba2 sekali dadaku terasa sesak. sepertinya ada yang meremas2 jantungku. belum pernah aku merasa sakit seperti ini, tapi aku haru bertahan biar bisa ikut meramaikan acara api unggun malam itu.
Bubuhan Samsiyah |
Games dilanjutkan dengan target sasaran mem-bully bang Tino Tindangen yang nota bene penyiar RRI. bener2 deh sesi tanya jawab terlama diantara semua peserta. rupanya banyak yang tertarik dengan pengalaman bang Tino selama menjadi penyiar. aku yang udah kelelahan, udah duduk berdiri berkali-kali. udah capek banget kaki ditambah jantung yang sakit akhirnya aku duduk ditumpukan bambu bersama Sonny. saat itu Sonny terdiam, hingga aku bertanya ada apa, tapi dia bilang gak kenapa2 kok. yo wis...
Nene, Novha & Frisca |
Aku langsung menuju tenda mas Ipoel dan bubu cantik didalam tenda bersama Nene. aku berusaha tidur sambil berzikir dan berdoa semoga saat terbangun nanti jantungku ini masih berdetak tanpa rasa sakit. entah berapa lama aku tertidur, tapi rasa sakit dijantungku masih terasa. kupejamkan mata untuk kembali tidur. ku terbangun dan langsung menatap jam hape yang menunjukkan jam 1 tengah malam, tapi aku senang karena jantungku tidak sakit lagi. aku merasakan kesunyian di sekitar api unggun. ku putuskan untuk melanjutkan tidur.
Minggu, 27 Mei 2012
Jam setengah tiga dini hari, aku terbangun karena melihat nene yang duduk di depan api unggun. aku langsung beranjak bangun karena capek juga kalo berebah ditenda mulu. rupanya ada mami & Dwi yang juga baru datang. mereka gak bisa datang semalam karena mesti ikut acara kenaikan sabuk Kera Sakti. mami & dwi langsung menggantikan posisiku ditenda. mereka berdua tidur karena kelelahan. gak berapa lama, mpo Frisca keluar dari tenda besar sambil menggerutu karena tak bisa tidur. mpo Frisca langsung menuju tenda Mas Ipoel, berharap bisa tidur dengan nyenyak tanpa berdesak2an. apesnya... tenda udah diisi duluan oleh Mami & Dwi. jadilah mpo Frisca ikut bergabung bersamaku dan Nene duduk didepan perapian. tak lama Mas Riefadin ikut bergabung bersama kami. beliau cerita susah tidur karena mendengar suara seperti orang yang berjalan disekitar tenda. kami semua maklum sebenarnya, suara seperti orang berjalan itu berasal dari ranting dan daun2 yang berguguran tertiup angin. tapi kalo terdengar ditengah malam ditengah2 hutan yah wajar ajah jadi waspada dan gak bisa tidur. akhirnya Mpo Frisca kembali menuju tenda besar untuk melanjutkan tidur. tinggal kami bertiga yang duduk di depan api unggun sambil mempertahankan api unggun agar tetap menyala.Jam setengah empat subuh Nene minta ditemani ke toilet, tapi aku gak berani kalo cuma kami berdua yang ke toilet. setelah lirik sana-sini tapi gak ada yang bangun akhirnya kami megurungkan niat untuk ke toilet. hingga azan shalat subuh berkumandang, aku mulai berani untuk mengantar nene ke toilet. akhirnya cita2 nene kesampaian juga :D.
Menikmati datangnya pagi itu syahdu banget loh...apalagi ditengah2 hutan. suara burung yang berkicau dan suara monyet dari kejauhan membuat suasana hutan menjadi lebih eksotis, wuiiihhh...gak terasa teman2 udah banyak yang bangun dan berkumpul didepan api unggun.
Kami mulai memasak air panas dengan memakai kompor
mini milik mas Dony (ni kompor sangat berjasa besar sejak kemping bukit
bengkirai hingga di KRUS). Nene & Mpo Novha yang bertugas untuk
mengambil sarapan Nasi Kuning di warung Catering. sambil menunggu
sarapan, kami minum minuman instan yang tersisa.
Hari mulai terang benderang, aku, surya, mpo Frisca,
Ame, Bang dhyan, Mami, Dwi & Yudhi menuju Lamin Utama untuk
berolahraga. kami memulai pemanasan dengan di pimpin Surya. bener2
deh, suasana pemanasana yang seru karena diiringi canda tawa anak2.
selesai pemanasan, bertepatan dengan kedatangan Mpo Novha yang membawa sarapan
nasi kuning. kami pun kembali menuju perkemahan untuk sarapan pagi.
foto abis sarapan |
Sebenarnya semenjak pagi aku galau untuk memutuskan
apakah ikut trekking apa ga, karena khawatir dengan sakit yang ku derita
semalam. tapi masak sih aku gak ikut trekking, udah tadi malam gak bisa
ikut penjelajahan malam gabungan anak Backpackers dan anak UNMUL, rugi dua
kali donk. ku bulatkan tekad, pokoknya harus ikut trekking!!!
ayo bertualang di hutan |
Tantangan pertama |
Ternyata masuk ke hutan memakai celana 3/4 tidak baik
untuk kesehatan wahai sodara2...betis mulus Bang Dhyan tergores duri rotan
hingga mengeluarkan darah segar yang lumayan banyak. tapi salut deh buat
beliau yang tetap gagah perkasa melanjutkan perjalanan dengan kaki berdarah2
dan turut bertelanjang kaki menemani Mpo Novha.
uji keseimbangan |
Paling seru ya dibagian ini sudah, Dilema melewati kolam lumpur ...mo lewat pinggir, numpang nginjak akar pohon tetep aja kena duri rotan. mau lewat tengah mesti rela tenggelam selutut dengan balutan lumpur lembut tapi dingin dan menyegarkan. jadi... Mpo frisca, mas Fuadjz, Mpo Necha dan Aku memutuskan lewat tengah aja yah, biar seru!!!. dipimpin Mpo Frisca didepan untuk membuka jalur lumpur, diikuti mas Fuadjz yang bekas jejaknya aku & Mpo Necha ikuti biar gak terjebak dilumpur.
Saling berpegangan satu sama lain meski resikonya jatuh satu jatuh semuanya, biar jamaahan nyungsep ke dalam lumpur itu yang disebut Solidaritas!!!hahahaha...meski ada suara2 cempreng karena gak sudi ternoda oleh lumpur dan tergores duri rotan yang bisa mengurangi jumlah Jujuran, whatever!!udah resiko yang namanya ikut trekking dengan jalur perang. kan udah dikasi tahu syarat dan ketentuan berlaku sebelumnya.
Akar Pohon Air |
Akhirnya, sukses melewati kolam lumpur, kami mulai memasuki medan tanjakan bukit. disitulah pohon dengan akar gantung yang jika dipotong bisa mengeluarkan kucuran air alami yang bisa langsung diminum. Surya mulai memotong akar pohon tersebut. semuanya kebagian jatah minum air segar dari akar pohon yang dipotong surya. rasa airnya itu ya...Aqua aja kalah deh, yang ini dingin dan menyegarkan. nah udah melepas dahaga, waktunya kembali.
Ternyata jalan kembali dari tempat kami minum air pohon tersebut pilihannya cuma dua, kembali melewati jalur lumpur atau nekat mengikuti jalan setapak yang belum diketahui bakal tembus ke jalan mana. berhubung tadi si suara cempreng gak sudi dua kali masuk kubangan lumpur, pasukan trekking mengadakan musyawarah ditengah hutan untuk menentukan jalur. akhirnya diputuskan ikut jalur baru yang belum terdeteksi bakal tembus ke jalan mana. resiko!!!
Alhamdulillah, jalur baru itu berakhir dijalan aspal dekat gerbang bumi perkemahan, syukur deh! sampai di jalan aspal, anak2 sitirohat dulu. udah berkurang rasa penat, langsung ambil posisi super imut karena mesti difoto sambil memajang spanduk Samarinda Backpackers.
Sekarang waktunya kembali keperkemahan dan bersiap2 pulang. aku dan surya mulai membongkar tenda Mas Ipoel terlebih dahulu. Bubuhan Samsiyah saniya syaripah lopiatul koriah membantu membongkar tenda besar dan membersihkan sampah.
Lagi asyik membongkar tenda mas Ipoel bersama Surya, ternyata ada BOM!!!entah siapa yang membuang kaleng gas sisa yang dipakai untuk menyalakan kompor mas Dony ke tumpukan sampah yang sedang dibakar. udah deh, tunggu terjadi ledakannya, aku dah berlari menyelamatkan diri kesudut tenda sambil menutup telinga.
DUARRRRR.....nah loh kejadian...jantungan stadium 1 deh gara2 oknum yang bener2 polos banget menaruh kaleng Gas tanpa memikirkan resiko akan terjadi ledakan. sisa kaleng gas terlempar kurang lebih 2 meter dari lokasi kejadian. Pelajaran berharga wahai Backpackers, sebelum membuang kaleng Gas bekas, sebaiknya dilubangi terlebih dahulu. jadi, kalo kalengnya dibakar tidak akan menimbulkan ledakan (saran dari Bang @anak sasak republik oye).
Udah selesai packing peralatan kemping, kami bersiap pulang kerumah masing2. aku berpamitan dengan bubuhan samsiyah saniyah syaripah lopiatul koriah. mereka request minta bikin acara kemping & trekking lagi yang langsung ku pikir 10 kali berulang2 karena kalo kasusnya sama lagi kayak kemping& trekking di KRUS ni, dimana tim perintisnya cuma 2 orang, aduh makasih berat cukup sekali ini saja. aku pun pulang dengan diantar mas Fuadjz yang ganteng dan baik hati banget. beliau rela membawa aku, carrierku, tenda mas ipoel dan galon air minum. huhu. sabar ya mas fuadjz!!yang penting trekking tadi seru banget kan ya... sungguh pengalaman yang tak terlupakan bagi para Backpackers yang mengikuti acara Kemping & trekking di KRUS.( Jun/28).
Narsiz time : Me & Bang Dhyan |
Me & Mpo Necha menembus pepohonan hutan |
Foto dulu meskipun lokasi diatas tebing |
Me in the middle forest |
Mpo Frisca menunjukkan cara melewati Lumpur yang baik |
lagi Hompimpah ma mas Fuadjz,sapa yg naik tebing duluan |
Bang Dhyan asyik banget minumnya |
Gaya dulu ya kan... |
Cekal "The Human Wanderer" *bawa buntelan |
Mpo Frisca : Fotogenic in everywhere |
tetep heppy mesti berkalang lumpur |
Mpo Novha, Aku, Mpo Frisca, Mas Fuadjz, Mas Dony & Mas Riefadin |
We Are Samarinda Backpackers |